Share to:

 

Adopsionisme

Lukisan karya Francesco Albani. Lukisan ini berjudul Baptisan Kristus. Lukisan ini menggambarkan peristiwa Yesus menjadi satu dengan Allah menurut aliran Adopsionisme

Adopsionisme (bahasa Inggris: Adoptionism) adalah paham yang menganggap bahwa Yesus Kristus adalah manusia biasa yang diadopsi menjadi Anak Allah.[1] Ajaran ini muncul dari kelompok Kristen Ebionit. Kemudian ajaran ini dikembangkan oleh golongan Monarkisme Dinamis pada abad ke-2 dan abad ke-3. Oleh karena itu, nama lain dari gerakan ini adalah Monarkisme Dinamis Pada abad ke-8, ajaran ini muncul lagi di Spanyol. Orang yang membangkitkan ajaran ini kembali adalah Elipandus (uskup Toledo) dan Felix (uskup Urgel).[2] Ajaran ini dinyatakan sebagai ajaran sesat pada akhir abad ke-2 dan secara resmi ditolak dalam Konsili Nicea I.[3]

Isi Ajaran

Yesus dipandang sebagai manusia yang bijaksana, baik hati, melakukan perintah Allah dengan sempurna, dan taat kepada Allah. Oleh karena itu, Yesus diadopsi oleh Allah dan dipersatukan dengan Roh Allah. Yesus diangkat menuju tinggak ilahi sebagai Anak Allah. Setelah itu, Yesus disembah sebagai Tuhan.[2] Mereka berpandangan bahwa kalimat: "Engkaulah Anak yang Kukasihi, kepada-Mu Aku berkenan" (Markus 1:11) dianggap sebagai formula penobatan raja atau pengangkatan anak (pada saat itu Yesus diadopsi sebagai Anak Ilahi).[4]

Referensi

  1. ^ Epifanius dari Salamis (403 M). Panarion. pp. 30:3 & 30:13.
  2. ^ a b . F. D. Willem. 2006. Kamus Sejarah Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm. 4-5.
  3. ^ Harnack, Adolf Von (1889). History of Dogma. 
  4. ^ Browning, W (2015). Kamus Alkitab. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hlm. 5. 

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya