Airbus A320neo
Airbus A320neo (neo singkatan dari new engine option) adalah pengembangan dari is Airbus A320 yang diproduksi oleh Airbus. Varian-varian dari Airbus A320neo didesain berdasarkan varian A319, A320 dan A321, yang diganti namanya menjadi A320ceo, ceo sebagai singkatan dari "current engine option". PengembanganPada tahun 2006, Airbus memulai program A320 Enhances sebagai bagian dari pengembangan A320 dengan menargetkan efisiensi bahan bakar sebesar 4-5%. Pada saat itu, Kepala Penjualan Airbus John Leahy menyebut "Siapa yang akan mengeluarkan pesawat generasi baru yang 5% lebih baik dari A320 sekarang? Terutama jika perbaikan sebesar 10% mungkin akan datang pada pertengahan kedua dekade depan menggunakan teknologi mesin yang baru." [2] Airbus meluncurkan winglet bernama sharklet pada Dubai Airshow tahun 2009. Pemasangan sharklet menambahkan berat 200 kilogram (440 pon) ke pesawat namun meningkatkan efisiensi bahan bakar sebesar 3,5% untuk penerbangan diatas 2,800 km (1,512 nmi).[3] Pada 1 Desember 2010, Airbus meluncurkan A320neo "New Engine Option" dengan jarak tempuh 500 nmi (930 km) lebih jauh atau daya angkut2 t (4.400 pon) lebih banyak, dan merencanakan untuk mengirimkan 4.000 pesawat dalam waktu 15 tahun.[4] Biaya pengembangan diperkirakan sebesar lebih dari €1 miliar. Harga A320neo diperkirakan $6 juta lebih besar dari A320ceo, termasuk $3.5 million untuk modifikasi pesawat dan sekitar $0.9 million untuk pemasangan sharklet. A320neo ditargetkan untuk mulai beroperasi pada musim semi 2016 dengan A321neo enam bulan kemudian dan A319neo enam bulan setelah A321neo..[5] Republic Airways, pemilik dari Frontier Airlines yang hanya mengoperasikan A319/320 memesan 40 Bombardier CS300 pada tahun 2010 merupakan salah satu faktor dari keputusan Airbus untuk mengganti mesin A320. COO Airbus John Leahy memutuskan untuk tidak membiarkan CSeries yang akan memberikannya ruang untuk tumbuh, seperti yang Boeing pernah lakukan terhadap Airbus, dan memilih untuk bersaing secara agresif terhadap Bombardier Aerospace.[6] Airbus A320neo yang pertama keluar dari pabrik Airbus di Toulouse pada 1 Juli 2014 dengan terbang perdana ditargetkan pada September 2014.[7]
Uji terbangAirbus A320neo terbang perdana pada 25 September 2014.[8] Mesin Pratt & Whitney PW1500G disertifikasi oleh Federal Aviation Administration (FAA) pada 19 Desember 2014.[9] Setelah 36 bulan, A320neo dan A321neo telah terbang selama 4.000 jam untuk mendapatkan sertifikat layak terbangnya menggunakan mesin PW1500G dan CFM LEAP. VarianAirbus menawarkan tiga varian dari A320neo, yaitu A319, A320 and A321. Varian neo untuk Airbus A318 tidak dikembangkan namun dapat dikembangkan jika adanya potensi pasar.[10] A319neoA319neo merupakan varian A320neo terpendek dan dapat menampung maksimal 160 penumpang atau 140 penumpang dalam dua kelas dengan jarak tempuh sejauh 3,750 nmi (6,945 km) sedangkan varian ACJ dapat menerbangkan delapan penumpang sejauh 6,750 nmi (12,501 km) atau 15 jam.[11] Qatar Airways ditetapkan sebagai pemesan pertama namun memilih untuk mengganti pesanannya ke A320neo yang lebih besar pada akhir 2013.[12] Spirit kemudian memesan sebanyak 47 A319neo sehingga dianggap menggantikan Qatar Airways sebagai pemesan perdananya.[13][14] A319neo terbang perdana pada 31 Maret 2017 menggunakan mesin CFM LEAP.[15] Setelah 500 jam terbang, A319neo menggunakan mesin CFM LEAP mendapatkan sertifikat tipe dari FAA/EASA sehingga dapat mulai beroperasi pada paruh pertama 2019.[11] Minat untuk A319neo tergolong sepi, dengan pemesanan yang jauh lebih sedikit dari A220 setelah adanya pemesanan dari JetBlue dan Moxy dimana masing-masing memesan 60 A220.[16] Pada Januari 2019, Airbus mengonfirmasi bahwa meskipun mereka berekspekstasi bahwa pemesanan untuk A319 lebih sedikit akibat bersaing dengan A220-300, mereka tidak memiliki rencana untuk menghentikan program A319neo.[17] A320neoA320neo yang pertama keluar dari pabrik Airbus di Toulouse pada 1 Juli 2014.[18] A320neo terbang perdana pada 25 September 2014.[19] Sertifikasi tipe dari FAA dan EASA didapatkan pada 24 November 2015.[20] A320neo mulai beroperasi pada 25 Januari 2016 bersama Lufthasa, hampir 28 tahun setelah A320 yang pertama mulai beroperasi.[21] Enam bulan setelah operasional, John Leahy melaporkan bahwa delapan A320neo yang beroperasi menunjukan reliabilitas yang mencapai 99,7%.[22] Pada akhir Februari 2017, 28.105 penerbangan berjadwal sudah dilakukan oleh 71 pesawat A320neo dengan 134 pembatalan yang menunjukan reliabilitas sebesar 99,5%.[23] A321neoPemesan pertama A321neo adalah ILFC.[24] Prototipe A321neo, D-AVXB, terbang perdana pada 9 Februari 2016.[25] Prototipe tersebut mengalami tailstrike tiga hari kemudian dan dipaksa kembali ke Toulouse untuk perbaikan sehingga memaksa penundaan uji terbang selama beberapa minggu.[26] A321neo pertama dikirim dari Hamburg ke Virgin America menggunakan mesin CFM LEAP dan mulai beroperasi pada Mei 2017.[27] A321LRPada Oktober 2014, Airbus mulai mempromosikan varian berkapasitas 164 penumpang dengan jarak jelajah lebih jauh 100 nmi (190 km; 120 mi) dari Boeing 757-200 dengan konfigurasi 169 kursi dan biaya penerbangan lebih rendah 24% per kursi dengan rencana beroperasi pada paruh kedua 2018, dua tahun setelah A321neo dengan nama A321neoLR.[28] Airbus meluncurkan A321LR pada 13 Januari 2015 dan berharap dapat menjual 1.000 pesawat.[29] A321LR dapat menampung 206 kursi dalam dua kelas dengan jarak jelajah 4.000 nmi (7.400 km), 500 nmi (930 km) lebih jauh dari A321neo biasa. A321LR diharapkan bisa menggantikan posisi Boeing 757.[30] A321LR mendapatkan sertifikasi FAA dan EASA pada 2 Oktober 2018 dengan ETOPS mencapai 180 menit sehingga memungkinan penerbangan transatlantik.[31] Maskapai asal Israel, Arkia menjadi operator pertama A321LR dan berencana menggunakan A321LR untuk penerbangan ke Barcelona, London, Paris, hingga Zanzibar dan Seychelles dan mengatakan bahwa A321LR merupakan pesawat jet berbadan sempit pertama yang lebih efisien dibandingkan dengan Boeing 757-300 yang mereka operasikan.[32] A321XLRPada Januari 2018, Airbus mengatakan bahwa mereka sedang menganalisis suatu varian A321LR dengan peningkatan daya tampung maksimal namun memiliki kapasitas yang lebih rendah sehingga memungkinkan untuk terbang hampir sejauh 5,000 nmi (9,260 km). Pesawat varian ini dapat bersaing dengan lebih baik terhadap Boeing NMA. A321XLR dengan jarak jelajah ditambah menjadi 4,500 nmi (8,334 km) akan diluncurkan pada tahun 2019 dan mulai beroperasi pada 2021 atau 2022. Tangki bahan bakar dibuat terintegerasi dengan badan pesawat untuk mengurangi berat dan diperbesar untuk menambah jarak jelajah sejauh 200-300nmi dengan perbaikan lainnya untuk dapat menambah 200nmi lebih jauh.[33] A321XLR secara resmi diluncurkan pada Juni 2019 dengan pengiriman dimulai pada tahun 2023. A321XLR secara resmi menawarkan jarak jelajah sejauh 4.700 nmi (8.700 km), peningkatan daya tampung maksimal menjadi 101 ton..[34] Pada tahun 2020, pemesanan A321XLR mencapai 450 pesawat dari 24 maskapai. Struktur A321XLR pertama selesai pada Desember 2021 dan akan masuk operasional maskapai pada tahun 2023.[35] PenggunaPada Februari 2022, 124 maskapai mengoperasikan A320neo dengan 2.136 pesawat sudah diproduksi. Lima operator A320neo terbesar adalah IndiGo dengan 197 pesawat, China Southern Airlines dengan 95 pesawat, Frontier Airlines dengan 74 pesawat, China Eastern Airlines dengan 72 pesawat, dan EasyJet dengan 56 pesawat. Lihat juga
Referensi
|