Angka India
Angka India adalah simbol-simbol yang mewakili angka-angka di India. Angka ini umumnya digunakan dalam konteks sistem desimal Angka Arab dan memiliki bentuk yang berbeda dari Angka Arab, meskipun masih merupakan turunan dari Angka Arab. Angka Dewanagari dalam Bahasa HindiDi bawah ini adalah daftar angka India dalam aksara Dewanagari modern, pengucapannya dalam bahasa Hindi dan Sanskerta, dan terjemahannya dalam beberapa bahasa.
Karena Sanskerta merupakan salah satu bahasa Indo-Eropa, hal ini dapat menjelaskan mengapa kosakata untuk bilangan sangat mirip dengan yang ada dalam bahasa Yunani dan Latin. Kata "Shunya" untuk nol diterjemahkan ke dalam Bahasa Arab sebagai "صفر" "sifr", yang berarti 'tidak ada', yang menjadi asal-muasal istilah "nol" dalam bahasa Latin abad Pertengahan, zephirum. Bahasa Indo-Arya lainnyaLima bahasa India (Hindi, Marathi, Konkani, Nepal, dan Sanskerta) yang menggunakan aksara Dewanagari secara alami juga menggunakan simbol angka di atas, tentu saja menggunakan nama yang berbeda tergantung dengan kosakata tiap masing-masing bahasa tersebut. Tabel di bawah ini menyajikan daftar simbol angka yang digunakan dalam aksara India lainnya (selain Dewanagari), dibandingkan dengan angka Arab dan angka Arab Timur; mulai dari angka nol sampai sembilan:
Bahasa-bahasa Dravida
SejarahSistem angka desimal mulai digunakan kurang lebih semenjak tahun 500 M di India. Sebelum masa itu, sistem yang digunakan adalah angka Brahmi; yang dimana sistem tersebut belum mengenal konsep tempat-nilai angka. Sebaliknya, angka Brahmi memiliki simbol-simbol tambahan yang terpisah untuk menuliskan bilangan puluhan, ratusan, dan ribuan. Sistem angka India kemudian menyebar ke Persia, yang baru saja ditaklukkan oleh orang-orang Arab. Pada tahun 662, Severus Sebokht - seorang uskup Nestorian yang tinggal di Suriah menulis:
Penambahan nol sebagai posisi digit kesepuluh didokumentasikan sejak abad ke-7 oleh Brahmagupta, meskipun sebelumnya Manuskrip Bakhshali, ditulis sebelum abad ke-5, telah menuliskan angka nol. Namun, bukti pertama nol sebagai angka numerik ditemukan dalam angka Khmer dari Kamboja, di mana penggunaannya dapat dilacak hingga ke abad ketujuh.[2] Karena orang-orang Eropa mempelajari sistem ini dari orang Arab, maka orang Eropa menyebut angka ini sebagai angka Arab; sementara orang-orang Arab menyebut angka tersebut sebagai angka India. Di kalangan akademik angka ini disebut angka Hindu–Arab atau Indo–Arab. Pentingnya pengembangan posisi sistem bilangan ini digambarkan oleh matematikawan Prancis Pierre Simon Laplace (1749-1827), yang menulis:
Tobias Dantzig mengatakan dalam Number:[3][4]
Lihat juga
Referensi
|