Belitang, Ogan Komering Ulu Timur
SejarahKabupaten Ogan Komering Ulu Timur terbentuk berdasarkan UU Nomor 37 tahun 2003 dan merupakan daerah pemekaran dari Kabupaten Ogan Komering Ulu, dengan ibu kota di kecamatan Martapura. Luas wilayah kabupaten Ogan Komering Ulu Timur seluas 3.370,00 km² terdiri dari 16 kecamatan dengan jumlah penduduk 650.613 jiwa dengan kepadatan rata-rata 193 jiwa/km².[2] Sebagian besar penduduknya merupakan masyarakat transmigran kurang lebih mencapai 60% yang telah ditempatkan sejak kolonisasi di kawawan Belitang pada tahun 1936 yang terdiri dari 137 UPT dengan jumlah transmigran sebanyak 45.067 KK (175.530 jiwa). Belitang di lalui oleh saluran irigasi buatan yang terbagi dalam beberapa bendungan. Oleh penduduk Belitang, bendungan tersebut diberi nama Bendungan Komering (BK). Sebutan yang kemudian digunakan juga untuk memberi nama daerah-daerah yang dibagi bendungan tersebut. Tak ada keterangan yang jelas dan resmi, mengapa daerah ini dinamakan Belitang. Konon, pada masa lampau, Belitang banyak pohon dan akar pohon yang membelit-melintang. Kata "belit-melintang" ini yang kemudian digunakan untuk menamakan daerah Belitang. DemografiTahun 2021, jumlah penduduk kecamatan Belitang sebanyak 51.761 jiwa, dengan kepadatan 772 jiwa/km². Kemudian, persentasi penduduk kecamatan Belitang berdasarkan agama yang dianut yakni pemeluk agama Islam 95,50%, kemudian Kekristenan sebanyak 4,40%, dengan rincian Katolik 3,32% dan Protestan 1,08%. Pemeluk agama Buddha 0,08% dan Hindu 0,02.[2] Lumbung Padi IndonesiaPada masa orde baru, Belitang terkenal sebagai penghasil padi. Ribuan hektare dari wilayah Belitang ditanami padi. Belitang pun menjadi lumbung padi provinsi Sumatera Selatan bahkan Nasional. Mantan Presiden Indonesia telah melakukan panen raya di Belitang, mulai dari termasuk Soeharto, Megawati Soekarno Putri, Susilo Bambang Yudhoyono. Penyuluh pertanian dapat memajukan kawasan pertanian di Belitang. Selain itu, hal lain yang ikut mendukung adalah adanya saluran irigasi yang sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Saluran irigasi ini berasal dari Sungai Komering, salah satu sungai di wilayah provinsi Sumatera Selatan yang bermuara di Sungai Musi. Pada Tanggal 17 Januari 2007, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang diwakili oleh Dirjen P2MK, meresmikan Belitang sebagai Kota Terpadu Mandiri (KTM).[4] Layana PublikKecamatan Belitang telah dilengkapi sarana publik seperti pasar, perbankan (BRI, Bank Sumsel Babel, Bank Danamon, Bank Mandiri, Bank Syariah Mandiri, BCA, dan BNI '45 ), rumah sakit (RSUD, RS Islam At taqwa dan RS Charitas). Sekolah-sekolah Standar Nasional (SSN) yang memadai, seperti SMA Negeri 1 Belitang, SMK/STM YPPB Belitang dan SMP Negeri 1 Belitang. Kawasan ini juga dilalui bus antar Kota-Provinsi tujuan Palembang, Lampung, Jakarta, Jogya, Solo, dan lainnya. Referensi
|