Canon de 105 mle 1913 Schneider
Canon de 105 mle 1913 Schneider adalah meriam artileri Prancis yang digunakan dalam Perang Dunia I dan Perang Dunia II oleh banyak negara Eropa. SejarahPada awal 1900-an, perusahaan Prancis Schneider memulai kolaborasi dengan perusahaan Rusia, Putilov. Untuk kolaborasi ini, pihaknya telah mengembangkan sebuah meriam menggunakan peluru 107 mm Rusia, yang dipesan oleh Angkatan Darat Rusia untuk diproduksi di Rusia (meskipun batch awal senjata dibuat di Prancis). Schneider kemudian memutuskan untuk memodifikasi desain untuk peluru 105 mm (4,134 inci) Prancis dan menawarkannya ke Prancis juga. Awalnya, tentara Prancis tidak tertarik pada meriam ini karena mereka sudah memiliki banyak meriam lapangan 75 mm. Namun, pada tahun 1913, tentara Prancis membeli sejumlah kecil meriam 105 mm di bawah penamaan Canon de 105 mle 1913 Schneider yang juga dikenal dengan sebutan dinas L 13 S.[4] Meriam 75 mm yang lebih ringan kurang mumpuni dalam melawan parit, maka begitu front barat dalam Perang Dunia I menjelma perang parit, tentara Prancis memerintahkan sejumlah besar L 13 S, yang menggunakan peluru 15,74 kg (34,7 lb) yang lebih besar, lebih efektif melawan posisi perkubuan dan memiliki jangkauan 12.000 m. Setelah akhir Perang Dunia I, Prancis menjual atau memberi banyak meriam Schneider 105 mm ke berbagai negara lain, termasuk Belgia, Italia, Polandia, dan Yugoslavia. Di Italia, 105 mm ditetapkan kembali sebagai Cannone da 105/28 dan beroperasi hingga 1943.[4] Meriam ini juga diproduksi di bawah lisensi di Italia sejak September 1914 oleh Ansaldo.[5] Polandia juga menggunakan meriam Schneider model baru dengan laras yang lebih panjang dan kaki belah yang disebut wz. 29, yang sebenarnya merupakan senjata yang sama sekali berbeda. Kedua meriam beroperasi pada awal Perang Dunia II pada tahun 1939. Pada 1939 Polandia memiliki 118 pucuk meriam wz. 13 dan 124 pucuk meriam wz. 29, digunakan dalam Detasemen Artileri Berat.[6] Penaklukan Jerman atas Polandia, Belgia, Prancis, dan Yugoslavia selama Perang Dunia II memberi mereka banyak meriam 105 mm Schneider. Sebanyak 854 pucuk meriam L 13 S digunakan oleh pasukan Prancis dan banyak dari meriam itu direbut oleh Jerman. Banyak meriam ini dipasang dalam sistem pertahanan pantai di Tembok Atlantik.[4] Finlandia mampu membeli 12 senjata ini dari Prancis selama Perang Musim Dingin, mereka juga memodifikasi enam meriam Schnieder 107 mm Rusia (empat model 1910 dan dua model 1913) menjadi meriam 105 mm. Selain itu, mereka dapat membeli 54 pucuk meriam Armata 105 mm wz. 29 Schneider milik Polandia dari Jerman.[7] Selama Perang Dunia 1, tentara Rusia meninggalkan 36 pucuk meriam di Rumania yang kemudian digunakan dalam dua batalyon artileri independen. PenamaanKarena meriam ini digunakan oleh banyak negara, meriam ini memiliki banyak sebutan resmi.[4]
Referensi
Pranala luar |