Share to:

 

Daftar tokoh wayang

Daftar tokoh wayang menampilkan nama tokoh-tokoh yang muncul dalam wiracarita Ramayana dan Mahabharata yang sering dipentaskan dalam pertunjukan wayang.

Batara-Batari (Dewa-Dewi)

Batara-Batari dalam pewayangan merupakan Dewa-Dewi yang muncul dalam mitologi agama Hindu di India, dan diadaptasi oleh budaya Jawa. Dewa dalam budaya Jawa disebut sebagai Batara (pria) atau Batari (perempuan).

Awal mula

Seluruh dewa-dewi dimulai dari Nabi Adam, dengan urutan:

  1. Sang Hyang Adhama (Nabi Adam)
  2. Sang Hyang Sita
  3. Sang Hyang Nurcahya (Sayid Anwar)

Pertama munculnya Hyang Nur Cahya, bertempat tinggal di puncak gunung Mahameru. Hyang Nur Cahya menurunkan Nurasa, lalu menurunkan Hyang Wenang, lalu Hyang Tunggal dan berikutnya terciptalah dewata. Dalam hal ini, Sang Hyang Nurcahya ialah dewa pertama yang menurunkan para dewa-dewi di segala penjuru bumi, termasuk dewa-dewi dalam tradisi Hindu maupun Jawa.

  1. Sang Hyang Nurcahya
  2. Sang Hyang Nurrasa
  3. Sang Hyang Taya
  4. Sang Hyang Wenang
  5. Sang Hyang Tunggal
  6. Sang Hyang Rancasan
  7. Sang Hyang Ismaya (Semar)
  8. Sang Hyang Tejamaya (Togog)
  9. Sang Hyang Manikmaya (Batara Guru)

Batara generasi awal

Generasi awal ini terlahir dari bagian telur. Menurut R.A. Kosasih, urutannya dimulai dari Antaga, Ismaya, Manikmaya. Hanya kepada Manikmayalah Keturunan berikutnya di teruskan.

  • Sang Hyang Antaga, berasal dari kulit telur. Merasa dirinya lebih penting dari ketiganya, dia beradu ilmu dan sempat kalah. Tidak terima kekalahannya, dia menantang saudaranya beradu ilmu terakhir yaitu menelan gunung tetapi dia gagal dan berakibat dirinya seperti sekarang. Antaga kemudian diberikan nama Togog. Diberikan tugas untuk berada di sisi kejahatan dan mengayomi Kurawa.
  • Sang Hyang Ismaya, berasal dari putih telur yang nantinya akan menjadi Semar. Dia beradu ilmu dengan Antaga karena Togog atau Antaga yang bersifat sombong. Maka Semar dapat mengalahkan Togog atau Antaga ketika sayembara menelan gunung sehingga perutnya membesar seperti bentuknya sekarang. Dan tugas Semar yakni mengayomi Pandawa.
  • Sang Hyang Manikmaya, berasal dari kuning telur. Yang menjadi pemimpin dan bapak para batara-batara selanjutnya. Gelarnya banyak salah satunya batara Guru.

Walaupun dalam kehidupan nantinya mereka akan berpisah dan mengabdi pada orang yang berbeda, tetapi mereka memiliki satu tugas penting yaitu menjaga keseimbangan dunia. Pada masa depan akan banyak muncul ketidakseimbangan dunia seperti ulah Rahwana hingga perang Mahabaratha, tetapi semua itu adalah sebuah proses keseimbangan dunia yang sudah diatur.

Keturunan Batara Guru

Keturunan Batara Guru dengan Dewi Uma

  1. Batara Sambu
  2. Batara Bayu
  3. Batara Brahma
  4. Batara Indra
  5. Batara Wisnu
  6. Batara Ganesha
  7. Batara Kala
  8. Anoman

Dewa generasi berikutnya

  1. Batara Antaboga
  2. Batara Asmara
  3. Batara Aswan
  4. Batara Aswin
  5. Batara Balaupata
  6. Batara Baruna
  7. Batara Bayu
  8. Batara Basuki
  9. Batara Brama
  10. Batara Bongkokan (Sang Hyang Wungkuam)
  11. Batara Cakra
  12. Batara Candra
  13. Batara Cingkarabala
  14. Batara Citragada
  15. Batara Citrasena
  16. Batara Daniswara
  17. Batara Darma
  18. Batara Dewasrani
  19. Batara Drema
  20. Batara Dwapara
  21. Batara Gana (Ganesa)
  22. Batara Harjunawinanga
  23. Batara Indra (Sakra)
  24. Batara Kala
  25. Batara Kamajaya
  26. Batara Kanwa
  27. Batara Kresna (Prabu Kresna)
  28. Batara Kuwera
  29. Batara Mahadewa
  30. Batara Mahayekti
  31. Batara Mahyati
  32. Batara Nagaraja
  33. Batara Narada
  34. Batara Patuk
  35. Batara Rudra (Rodra)
  36. Batara Sambo (Sambu)
  37. Batara Surya
  38. Batara Temboro (Tamburu)
  39. Batara Wismakrama
  40. Batara Wismanu
  41. Batara Wisnu
  42. Batara Wrahaspati
  43. Batara Yamadipati

Para Dewi

  1. Batari Durga (Batari Uma)
  2. Batari Dresanala (Dersanala)
  3. Batari Wilutama
  4. Batari Ratih (Kamaratih)
  5. Batari Siwagnyana
  6. Batari Astuti
  7. Batari Dremi

Daftar tokoh wayang yang muncul di kisah Wayang Purwa (RA Kosasih)

Era "Ramayana"

Tokoh-tokoh Ramayana dalam budaya pewayangan Jawa diambil dan diadaptasi dari mitologi Hindu di India.

  1. Anggada
  2. Anila
  3. Anjani
  4. Arjunasasra Bahu
  5. Aswanikumba
  6. Bharata
  7. Bukbis
  8. Citradarma
  9. Citraresmi
  10. Citrawati
  11. Danapati (Danaraja)
  12. Dasarata
  13. Hanoman
  14. Hiranyakasipu
  15. Indrajit (Megananda)
  16. Jatayu
  17. Jamadagni
  18. Jembawan
  19. Kosalya
  20. Kumbakarna
  21. Lesmana (Laksmana Widagda)
  22. Parasurama
  23. Prahasta
  24. Purwati
  25. Purwaganti
  26. Rama Wijaya
  27. Rahwana
  28. Saksadewa
  29. Sarpakenaka
  30. Satrugna
  31. Sinta
  32. Subali
  33. Sugriwa
  34. Sukesi
  35. Sukrasana
  36. Sumali
  37. Sumantri (Suwanda)
  38. Sumitra
  39. Suwandagni
  40. Trigangga (Trihangga)
  41. Trikaya
  42. Trijata
  43. Trinetra
  44. Trisirah
  45. Urangayung
  46. Wibisana
  47. Wilkataksini
  48. Windradi
  49. Wisrawa

Keterangan
Tokoh dengan font tebal miring adalah tokoh asli Pujangga Jawa dan tidak ada dalam kitab asli Ramayana

Tokoh-tokoh era Mahabharata dalam budaya pewayangan Jawa diambil dan diadaptasi dari Kitab asli Mahabrata yang merupakan kitab peradaban Hindu.

Namun, sebagian tokoh merupakan asli tokoh kreasi pujangga Jawa. Pada era Mahabharata dimulai dari leluhur Pandawa dan Korawa, sampai dengan putra-putranya.

  1. Abimanyu
  2. Abyasa (Resi Abyasa)
  3. Adirata
  4. Agrariyin
  5. Agrasara
  6. Ajibarang
  7. Amba
  8. Ambalika
  9. Ambika
  10. Antakadewa (Caranggana)
  11. Antakawulan
  12. Antareja (Anantareja)
  13. Antasena (Anantasena)
  14. Aribawa (gagrak solo)
  15. Aribawono **
  16. Arimba
  17. Arimbaka
  18. Arimbi
  19. Arjuna (Janaka)
  20. Aswatama
  21. Badrahini
  22. Bagaspati (Begawan Bagaspati)
  23. Baladewa
  24. Balandari **
  25. Banowati (Banuwati)
  26. Basupati
  27. Basudewa
  28. Basukesti
  29. Basukiswara
  30. Basukunti
  31. Bima (Werkudara)
  32. Bima Andaka **
  33. Bimandari **
  34. Bimaratha
  35. Bimasuwala
  36. Bimawan **
  37. Bisma (Resi Bisma)
  38. Bogadenta
  39. Bomantara
  40. Bomawikata
  41. Bratalaras (Branlataras)
  42. Brajadenta
  43. Brajalamatan
  44. Brajamusti
  45. Brajawikalpa
  46. Burisrawa
  47. Cakil
  48. Carucitra
  49. Cedhakapuspa
  50. Citrabaya
  51. Citraboma
  52. Citradharma
  53. Citradirgantara
  54. Citrakala
  55. Citraksa
  56. Citraksi
  57. Citrakunda
  58. Citrakundala
  59. Citramarma (Citrawarma)
  60. Citrasanda
  61. Citrasena
  62. Citrasurti
  63. Citrawicitra
  64. Citrayuda
  65. Damayanti
  66. Danurdara
  67. Darmagosa
  68. Darmajahi
  69. Darmayuda
  70. Dewayani
  71. Dirgabahu
  72. Dirgacitra
  73. Dirgasura
  74. Drona (Resi Dorna)
  75. Dredawarma
  76. Drestajumna
  77. Dretarastra
  78. Drupada
  79. Drupadi
  80. Druwasa
  81. Durasa
  82. Durdara (Duradara)
  83. Durgahamong
  84. Durganda
  85. Durgandasena
  86. Durgandini (Setyawati)
  87. Durgangsa
  88. Durganta
  89. Durgantara
  90. Durgapati
  91. Durgempo
  92. Durjaya
  93. Durkaruno
  94. Durmagati
  95. Durmanggala
  96. Durmuka
  97. Durnetra
  98. Durpakempa
  99. Dursaha
  100. Dursahesa
  101. Dursasana
  102. Dursaya
  103. Dursilawati
  104. Durwimocana
  105. Duryuda
  106. Duryudana (Suyudana)
  107. Dusadara
  108. Dusprajaya
  109. Dyah Sarimaya
  110. Ekalaya (Palgunadi)
  111. Gagarmayang
  112. Gatotkaca
  113. Gandabayu
  114. Gandamana
  115. Gandari (Gendari)
  116. Gandawati
  117. Ganggapranawa
  118. Gardapati
  119. Gardapura
  120. Giyanti (hanya ada di Gagrak Banyumasan)
  121. Gunadewa
  122. Hadimba
  123. Hanudara
  124. Irawan (Gambiranom)
  125. Jalasaha
  126. Janamejaya
  127. Jarasanda
  128. Jayaboma
  129. Jayadarma
  130. Jayadrata
  131. Jayapermeya
  132. Jayasakti
  133. Jayasusena
  134. Jayasuwirya
  135. Jayawikata
  136. Jembawati
  137. Jimambang
  138. Juwitaningrat
  139. Kalabendana
  140. Kangsadewa
  141. Karna
  142. Kartadenda
  143. Kartamarma (Kertawarma)
  144. Kawati
  145. Kayapasena **
  146. Kencakarupa
  147. Kertipeya
  148. Kratana
  149. Krepa
  150. Kresna
  151. Kumaladewa
  152. Kumalasekti
  153. Kuntiboja
  154. Kuntitalibrata
  155. Kurandageni
  156. Larasati (Rarasati)
  157. Lesmana Mandrakumara
  158. Lesmanawati
  159. Madrim
  160. Maerah
  161. Maeswara
  162. Manuhara
  163. Manumayasa (Resi Manumayasa)
  164. Matswapati (Durgandana)
  165. Mumpuni
  166. Mustakaweni
  167. Nagagini
  168. Nagatatmala
  169. Nakula (Pinten)
  170. Naranurwenda
  171. Nilawara
  172. Nilawati
  173. Nirbita (Arya Nirbita)
  174. Niwatakawaca
  175. Pancasena (hanya ada di Gagrag Banyumasan)
  176. Pancawala
  177. Pandhudewanata
  178. Pandikunda
  179. Parasara (Palasara)
  180. Parikesit
  181. Partawijaya
  182. Perdapa
  183. Permeya
  184. Prabakesana
  185. Prabakusuma (Priyambada)
  186. Prada (Dewi Prada)
  187. Pragota
  188. Pramusinta (Bambang Pramusinta)
  189. Pramuwati (Dewi Pramuwati)
  190. Pregiwa
  191. Pregiwati
  192. Pujawati
  193. Rajamala
  194. Ratri
  195. Retnokasimpar
  196. Rekatawati
  197. Rudrakarman (Rodrakarma)
  198. Rukma (Harya Prabu Rukma)
  199. Rukmini
  200. Rupacitra
  201. Rupakenca
  202. Sahadewa (Tangsen)
  203. Sakri
  204. Sakutrem (Sekutrem)
  205. Salya (Narasoma)
  206. Sanga Sanga
  207. Sangkuni
  208. Samba
  209. Sanjaya
  210. Santanu (Sentanu)
  211. Sarmista
  212. Satrunjaya (100)
  213. Satrusaha (100)
  214. Sembadra (Subadra)
  215. Sena Pideksa **
  216. Setiati (Setyati)
  217. Sidik Wacana
  218. Supreti
  219. Sempani (Begawan Sempani)
  220. Senacitra
  221. Seta (Sweta)
  222. Setatama
  223. Setija (Boma Narakasura)
  224. Setyaboma
  225. Setyajid
  226. Setyaka
  227. Setyaki
  228. Setyawati
  229. '"Siti Sundari
  230. Srengganawati
  231. Srenggini (hanya ada di Gagrak Banyumasan)
  232. Srengginiwati
  233. Sritanjung
  234. Sudarga
  235. Sudirga
  236. Sugatawati
  237. Sulacana
  238. Supala
  239. Sumbada
  240. Sumitra (putra Arjuna)
  241. Sungganawati **)
  242. Supraba
  243. Supreti
  244. Suradurma
  245. Surasudirga
  246. Surata (Arya Surata)
  247. Surtayu (100)
  248. Surtayuda
  249. Surtayuni
  250. Suryaasmara
  251. Surtikanti
  252. Susena
  253. Susenawati **
  254. Swaradenta
  255. Swikandini
  256. Swikerna
  257. Tambakganggeng
  258. Tambapetra
  259. Tokayo (100)
  260. Udawa
  261. Ugrasena (nama muda dari Setyajid)
  262. Ulupi (Palupi)
  263. Upacitra
  264. Urangayu
  265. Utara
  266. Utari
  267. Wahkawaca
  268. Walmuka
  269. Wasukunteya *))
  270. Wicitrawirya
  271. Widandini
  272. Widapaksa (Sidapaksa)
  273. Widura (Yamawidura)
  274. Wijanarka
  275. Wikarpa
  276. Wikataboma
  277. Wilawuk
  278. Wilugangga
  279. Wirata (Arya Wirata)
  280. Wiryajaya
  281. Wisata
  282. Wisanggeni
  283. Wiwingsati
  284. Wratsangka
  285. Wresaya
  286. Yudakarti
  287. Yudhistira (Puntadewa)
  288. Yuyutsu (Wiwitsu)

Keterangan

  • Tokoh yang bertuliskan font tebal miring adalah tokoh asli Pujangga Jawa, dan tidak ada dalam naskah Mahabhrata
  • Tokoh dengan tanda ** belum diketahui gagrak aslinya
  • Tokoh dengan tanda *)) belum memiliki penggambaran bentuk wayang secara baku (berstatus srambahan, biasanya jika muncul dalam pedalangan selalu meminjam tokoh lain/yang serupa)

Era Peralihan

Pada era peralihan dari Mahabhrata menuju era Madya, terdapat beberapa tokoh tambahan yang tidak lain adalah para cucu dari Pandawa dan Korawa (dimulai dari Prabu Parikesit) serta para pasangan dari putra Pandawa

Pasangan putra keluarga Pandawa dan Korawa

  1. Asmarawati
  2. Ganggi
  3. Janakawati
  4. Sumpani
  5. Suryawati
  6. Susatya (Arya Susatya)

Cucu Pandawa dan Korawa beserta pasangan dan putranya

  1. Parikesit
  2. Danurwenda
  3. Dwara
  4. Jayasena
  5. Jayasumpena
  6. Kadriti
  7. Nagapratala
  8. Pancakusuma
  9. Sabekti (Bambang Sabekti)
  10. Sasikirana (Megantara)
  11. Sayekti (Niken Sayekti)
  12. Suryakaca (Bambang Kaca)
  13. Warsakusuma
  14. Wisangkara (Wisantara)

Era Madya

Era Madya adalah era setelah Mahabhrata, yang dimulai dari tokoh Yudayaka (putra Parikesit, dan merupakan cicit dari Arjuna). Kisah berlanjut sampai dengan era Jayabaya dan Angling Dharma

  1. Ambarawati
  2. Angling Dharma
  3. Angling Kusuma
  4. Astradarma
  5. Batik Madrim
  6. Gandakusuma
  7. Gendrayana
  8. Jayabaya
  9. Merusupadma
  10. Pramesti
  11. Pramuni
  12. Sara
  13. Sariwahana
  14. Sasanti
  15. Sudarsana
  16. Wil Maricikunda
  17. Yudayaka
  18. Yudayana

Tidak diketahui

Berikut ini adalah daftar tokoh wayang, namun tidak diketahui asal usul zamannya

  1. Kenyawandu
  2. Ngruni

Punakawan

Punakawan adalah para pembantu dan pengasuh setia Pandawa. Dalam wayang kulit, punakawan ini paling sering muncul dalam goro-goro, yaitu babak pertujukan yang sering kali berisi lelucon maupun wejangan.

Versi Jawa Tengah dan Jawa Timur

Untuk wayang kulit dan wayang orang.

Punakawan

  1. Semar
  2. Gareng
  3. Petruk
  4. Bagong

Versi Jawa Tengah - Banyumas

Untuk wayang kulit dan wayang orang.

  1. Semar
  2. Gareng
  3. Petruk
  4. Bawor

Versi Jawa Barat (wayang golek)

  1. Semar
  2. Cepot atau Astrajingga
  3. Dawala
  4. Gareng

Versi Jawa Barat - Cirebon

  1. Semar
  2. Cungkring
  3. Gareng
  4. Curis Sekarpandan
  5. Bagong
  6. Bagal Buntung
  7. Dawala
  8. Ceblok
  9. bitarota

Versi Bali

  1. Tualen
  2. Merdah
  3. Sangut
  4. Delem

Teman para Punakawan

  1. Togog
  2. Bilung
  3. Limbuk
  4. Cangik

Lihat pula

Daftar pustaka

  • Slamet Muljana, 1979. Nagarakretagama dan Tafsir Sejarahnya. Jakarta: Bhrathara
Kembali kehalaman sebelumnya