Doa TobatDoa tobat (bahasa Inggris: act of contrition, bahasa Latin: actus contritionis; arti harfiah: "tindakan penyesalan") adalah suatu jenis doa Kristiani yang mengekspresikan dukacita atau kesedihan karena dosa-dosa yang diperbuat. Doa tobat dapat digunakan dalam suatu ibadat liturgis ataupun digunakan secara pribadi, terutama sehubungan dengan pemeriksaan batin. Rumusan khusus doa-doa tobat digunakan dalam Gereja Katolik, Anglikan, Lutheran, Metodis, dan Reformed.[1] Dalam Gereja Katolik sendiri dimungkinkan adanya perbedaan rumusan doa tobat antara Gereja Latin dan masing-masing Gereja Katolik Timur. Gereja Katolik tidak membatasi istilah "doa tobat" pada suatu rumusan tertentu. Namun, dalam Enchiridion Indulgentiarum (Buku Panduan Indulgensi) disebutkan contoh-contoh rumusan resmi doa tobat yang telah disetujui penggunaannya seperti Pernyataan Tobat (Confiteor), Mazmur 130 (De Profundis), Mazmur 51 (Miserere), Nyanyian Ziarah, dan Mazmur Pertobatan. Enchiridion juga mengatur pemberian indulgensi sebagian bagi umat Katolik yang mendaraskan dengan kesalehan salah satu rumusan doa resmi tersebut, khususnya dalam rangka mempersiapkan diri untuk menerima Sakramen Tobat, sesuai persyaratan yang ditetapkan.[2] Gereja KatolikDoa Tobat, sebagaimana tercantum dalam Puji Syukur, merupakan bagian dari Sakramen Tobat serta didoakan oleh peniten setelah imam menetapkan penitensi dan sebelum ia memberikan absolusi kepada peniten. Doa Tobat juga lazim didaraskan khususnya sebelum orang tidur pada malam hari.[3] Terdapat anggapan umum bahwa seseorang yang mendapati dirinya berada di ambang kematian mungkin memanfaatkan suatu Doa Tobat. Fulton J. Sheen menyampaikan sebuah kisah yang diceritakan oleh St. Yohanes Maria Vianney. Ketika seorang wanita yang baru saja menjadi janda meratapi kematian suaminya yang bunuh diri dengan melompat dari atas jembatan, sang pastor dari Ars mengatakan, "Jangan lupa Nyonya, terdapat sedikit jarak antara jembatan tersebut dan air." Dengan perkataan ini ia bermaksud menyampaikan bahwa suami sang janda memiliki waktu untuk mendaraskan suatu Doa Tobat.[4] Hal ini dapat dianalogikan dengan kutipan terkenal, "Antara sanggurdi dan tanah, sesuatu dicarinya dan sesuatu ditemukan," mengindikasikan bahwa belas kasih atau kerahiman tersedia apabila dicari. (Kutipan aslinya berasal dari seorang antikuaris Inggris dari abad ke-16 benama William Camden; versi yang lebih dikenal berasal dari novel tahun 1938 karya Graham Greene yang berjudul Brighton Rock.) Doa ini mengungkapkan dalam kata-kata suatu "tindakan" (act) yang sangat personal yang melibatkan kehendak dan afeksi orang yang mendaraskannya. Ajaran Katolik menyatakan bahwa "penyesalan tidak sempurna" (imperfect contrition) adalah juga suatu anugerah dari Allah. Meski penyesalan sedemikian timbul karena ketakutan akan hukuman kekal atau siksaan lainnya, dan penyesalan itu saja belum cukup untuk mendapat pengampunan atas dosa berat, tetapi cukup untuk menggugah hati demi mendaraskan suatu Doa Tobat yang sah dan menerima pengampunan dalam Sakramen Tobat.[5] Terdapat beragam versi Doa Tobat, tetapi secara umum semuanya meliputi ungkapan kesedihan, pengakuan atas kesalahan yang dilakukan, serta janji untuk mengubah hidup dan menghindari dosa. Suatu rumusan Latin dan versi-versi IndonesiaDalam Gereja Katolik, istilah "doa tobat" sering kali diterapkan pada salah satu rumusan tertentu, yang tidak tercantum secara eksplisit dalam Enchiridion Indulgentiarum (Buku Panduan Indulgensi). Katekismus Gereja Katolik mencatat bahwa: "Di antara tindakan-tindakan peniten, penyesalan menempati tempat pertama. Penyesalan adalah 'dukacita jiwa dan kejijikan atas dosa yang dilakukan, bersamaan dengan niat untuk tidak berbuat dosa lagi'. Kalau penyesalan itu timbul dari suatu cinta yang melaluinya Allah dicintai di atas segala sesuatu, maka disebut 'sempurna' (penyesalan dari cinta). Penyesalan sedemikian mengampuni dosa-dosa ringan; penyesalan ini juga mendapat pengampunan dosa-dosa berat apabila mengandung niat yang teguh untuk memanfaatkan pengakuan sakramental sesegera mungkin" (KGK 1451–1452).[6][7] Bahasa IndonesiaRumusan Doa Tobat sesuai yang tertulis dalam buku Puji Syukur no. 25-26:[8] Doa Tobat (1)
Doa Tobat (2)
Bahasa LatinActus Contritionis[9]
Lihat pulaReferensi
|