Embraer EMB 314 Super Tucano (juga disebut ALX atau A-29), merupakan pesawat turbopropserang ringan dari Brasil yang didesain dan diproduksi oleh Embraer sebagai pengembangan dari Embraer EMB 312 Tucano. Pesawat A-29 Super Tucano dapat membawa beragam variasi amunisi layaknya amunisi berpandu presisi dan dirancang untuk menjadi platform sistem murah di medan operasi ancaman ringan.[2]
Selain lini produksi di Brasil, Embraer juga telah mendirikan manufaktur di Amerika Serikat bekerja sama dengan Sierra Nevada Corporation untuk pasar ekspor.
Deskripsi
EMB 314 / A-29 Super Tucano adalah jenis pesawat tempur ringan bermesin turboprop yang diproduksi oleh pabrikan pesawat Embraer yang berkedudukan di Brazil. Pesawat tempur yang dikenal memiliki beberapa keunggulan ini telah menarik minat para pejabat TNI AU dan telah memesannya sebanyak 1 Skuadron atau sejumlah 16 unit pesawat tempur EMB 314 / A-29 Super Tucano. Menurut kabar, 4 dari 16 unit pesawat yang dipesan tersebut bisa disaksikan oleh masyarakat Indonesia pada peringatan hari jadi TNI AU yang ke-65 pada 9 April 2012. Namun, 2 unit pesawat yang dibeli Indonesia ini mengalami kecelakaan pada 16 November 2023.
Selain Brazil sendiri, pesawat tersebut juga telah digunakan AU Kolombia, Chili, Republik Dominika dan Ekuador. Embraer juga berencana untuk merambah ke beberapa negara di Asia dan Timur Tengah.
Pada tahun 1995, Embraer memenangi kontrak dari Brasil Air Force (FAB) pengembangan varian Super Tucano, dikenal sebagai proyek pesawat serang ringan ALX. Pesawat ini dioptimalkan untuk kondisi lingkungan di Amazon, Brazil. ALX diciptakan untuk mampu beroperasi disegala kondisi cuaca, siang dan malam, misi dari pangkalan terpencil dan tak beraspal tanah landasan pacu dengan sedikit dukungan. Pesawat produksi pertama selesai pada tahun 1999.
Pada Agustus 2001, AU Brazil menandatangani kontrak pembelian 76 EMB 314 / A-29 Super Tucano dengan konfigurasi 25 unit kursi tunggal (A-29 ALX) dan 51 unit kursi ganda (AT-29 ALX). AT-29 ditempatkan di pangkalan AU-Natal untuk menggantikan posisi AT-26 Xavante yang habis masa baktinya. Salah satu misi utamanya adalah melakukan patroli perbatasan di bawah program sistema de Vigilancia da Amazonia (SIVAM) yakni program pengawasan kawasan Amazon. Pesawat pertama kali dikirim ke AU Brazil pada Desember 2003, hingga September 2007 Embraer telah menyerahkan sekitar 50 unit pesawat kepada AU Brazil. Pengiriman pesawat ini telah diselesaikan di akhir tahun 2009 kemarin.
Selain sebagai pesawat latih tingkat dasar dan lanjutan, Super Tucano juga dapat dioperasikan sebagai pesawat patroli perbatasan dan counter-insurgency operations (operasi penumpasan pemberontakan). Pesawat sanggup bermanuver hingga +7g dan -3.5g. Ukurannya yang kecil sanggup mereduksi sinyal radar dan visual, dikombinasi dengan kecepatan yang tinggi dan lincah dalam bermanuver memberikan tingkat survivability cukup tinggi. Tingkat keamanannya pun bertambahan berkat pelindung baja disekitar kokpit dan critical systems redundancy.
Di bulan Agustus 2001, Embraer mengumumkan penandatanganan kontrak pembelian 10 unit EMB 314 / A-29 Super Tucano dengan Republik Dominika. Pesawat tersebut akan difungsikan sebagai pesawat latih, keamanan internal, patroli perbatasan dan perang melawan narkotika. Namun belakangan jumlahnya dikurangi menjadi 8 pesawat, dan pada 18 Desember 2009 kemarin telah diserah terimakan 2 pesawat.
Pada Februari 2005, Venezuela menyatakan minatnya membeli 24 unit EMB-314 Super Tucano kepada Brazil dalam 2 tahap. Tahap pertama 12 unit, sisanya di tahap selanjutnya. Namun proses pembeliannya dibatalkan karena tekanan dari Amerika yang memberlakukan embargo kepada Venezuela termasuk semua komponen sukucadang yang dibuat AS. Saat ini Super Tucano masih menggunakan 30% komponen dari AS.
Pada Desember 2005, AU Kolombia memesan 25 pesawat EMB 314 / A-29 Super Tucano yang akan digunakan untuk berpatroli di sepanjang garis perbatasannya dan untuk keamanan internal. Pengiriman 5 unit pertama dilakukan pada Desember 2006 dan rampung seluruhnya pada Agustus 2008. Pesawat pesanan Kolombia ini menggunakan perangkat avioniks yang dipasok dari Elbit System.
April 2008, AU Chili memutuskan membeli 12 pesawat EMB-314. Kontraknya sendiri ditandatangani pada Agustus 2008. Empat pesawat telah diterima AU Chili (FACH) pada 23 Desember 2009.
Angkatan Udara Afghanistan – 26 unit Super Tucano dipesan, dan telah diterima semenjak tahun 2016 hingga 2020.[3][4] Diproduksi oleh Sierra Nevada Corporation dan Embraer di Jacksonville, Florida melalui program Light Air Support oleh Angkatan Udara Amerika Serikat. Penerimaan perdana kepada AS di bulan September 2014.[5][6] Empat unit pertama A-29 tiba di Bandara Internasional Hamid Karzai, Kabul pada 15 Januari 2016.[7][4] Usai kejatuhan Kabul ke tangan Taliban, tidak jelas status operasional armada A-29 hingga saat ini.[8][9]
EP Aviation – 1 unit pesawat varian dua kursi untuk latih, diterima pada Februari 2008.[10][11] Dijual pada tahun 2010 kepada Tactical Air Support di Reno, Nevada.
Angkatan Udara Angola – 6 unit dipesan.[14] Tahap penerimaan dijadwalkan mulai pada awal 2012,[15] nyatanya 3 unit pertama baru diterima pada 31 Januari 2013.[16]
Angkatan Udara Ghana – 5 unit pesawat dipesan pada tahun 2015.[31] Diterima pada akhir tahun 2016 dan digunakan untuk latih lanjut, pengawasan perbatasan, dan misi keamanan domestik lainnya.[32] Angkatan Udara Ghana berencana mengakuisisi empat unit tambahan A-29, jika kesepakatan terjadi maka total pesawat yang ada menjadi 9 unit.[33]
TNI Angkatan Udara – 16 unit pesawat diterima, kehilangan satu pesawat pada kecelakaan di Februari 2016,[35][36] dan dua pesawat dalam kecelakaan pada November 2023.[37]
Angkatan Udara Kolombia – 25 unit pesawat, diterima pada tahun 2006 hingga 2008.[38] Kehilangan satu pesawat akibat kecelakaan, diklaim ditembak jatuh oleh FARC.[39][40]
Lanud Captain Luis F. Gómez Niño
211 Combat Squadron "Grifos"
Lanud Major General Alberto Pauwels Rodríguez, Barranquilla
Super Tucano memiliki 2 senapan mesin yang berada di sayap kiri dan kanan, 5 buah cantelan dengan komposisi masing-masing 2 buah di sayap kiri dan kanan dan 1 buah di badan pesawat dengan beban total 1550 kg. Semua cantelan bisa dipasang bom sejenis Mk 81 dan Mk 82, peluncur roket, dan bom berpemandu laser.
Varian
A-29A
kursi tunggal dengan kemampuan serang antigerilya, pendukung tugas udara jarak dekat, menghadang dan menghancurkan pesawat biasa
A-29B
kursi ganda dengan kemampuan sama seperti versi kursi tunggal, dengan kemampuan tambahan sebagai pesawat latih dan fungsi pengawasan udara
Referensi
^O'Connor, Kate (14 April 2023). "Embraer Introduces A-29N Super Tucano". AVweb. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 April 2023. Diakses tanggal 14 April 2023.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"FAN terá seis novos caças-bombardeiros", Canal A (dalam bahasa Portugis), AO: RNA, 30 November 2011, diarsipkan dari versi asli tanggal 26 April 2012, diakses tanggal 27 December 2011Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan).
^Embraer entrega o 100º Super Tucano (dalam bahasa Portugis), Agência Paulista de Promoção de Investimentos e Competitividade, 26 May 2009, diarsipkan dari versi asli tanggal 3 August 2012, diakses tanggal 9 April 2012Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan).
^Situação de Defesa Nacional no Equador (dalam bahasa Portugis), ADESG Europa, 5 November 2011, diarsipkan dari versi asli tanggal 26 April 2012, diakses tanggal 13 December 2011Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan).
^Hoyle, Graig. "World Air Forces 2013"(PDF). London, UK: Fight International. hlm. 21. Diarsipkan dari versi asli(PDF) tanggal 2 November 2013. Diakses tanggal 27 December 2013.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)