Ekonomi Kota AmbonPada tahun 2014, Produk Domestik Regional Bruto per kapita Kota Ambon berdasarkan harga berlaku tumbuh cukup cepat, yaitu 8,3 persen, sedangkan untuk harga konstan di Kota Ambon mengalami pertumbuhan sebesar 1,7 persen. PDB perkapita masyarakat Kota Ambon pada tahun 2014 atas dasar harga konstan 2010 adalah sebesar 19,5 Juta Rupiah (U$1423,31) sedang PDB perkapita pada tahun 2014 berdasarkan Harga berlaku adalah 25,16 Juta Rupiah (U$ 1836,43). Angka kemiskinan di Kota Ambon adalah 4,42% dan merupakan persentase kemiskinan paling kecil di Provinsi Maluku.[1] PerikananWilayah perairan Kota Ambon memiliki sumberdaya perikanan yang sangat potensial ditinjau dari besaran stok maupun peluang pemanfaatan dan pengembangannya. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian dan analisis terhadap kelimpahan stok potensi lestari. Untuk jenis ikan pelagis kecil kelimpahan stoknya adalah sebesar 1.470,7 ton/bln dengan potensi lestari sebesar 735,4 ton/bln, sementara pemanfaatannya sebesar 232 ton/bln. Jenis-jenis ikan pelagis kecil yang memiliki potensi untuk dimanfaatkan dan dikembangkan adalah Stolephorus spp, Sardinela spp, Decapterus spp, Restrelliger spp serta Cypselurus spp. Ikan pelagis besar tersebar pada wilayah ekologis pantai selatan Kota Ambon dengan kelimpahan stok sebesar 620,6 ton/bln dengan maksimum tangkap lestari (MSY) sebesar 310,3 ton/bln di mana pemanfaatannya telah mencapai 127,1 ton/bln atau sebesar 41% dari MSY. Ikan pelagis besar didominasi oleh Cakalang (Skipjack Tuna) dan Tatihu (Yellow Fin Tuna). Investasi untuk sektor perikanan dapat dalam bentuk perikanan budidaya dan perikanan tangkap. Untuk perikanan tangkap, pada bagian hulu dapat dikembangkan usaha pengadaan kapal, pasokan es dan Colt Strorage, sedangkan pada bagian hilir dapat dikembangkan usaha pengolahan komoditas kaleng, komoditas beku, dan komoditas segar. Disamping adanya kegiatan pengasapan ikan yang dapat dipasarkan untuk memasok kebutuhan lokal, regional (intra wilayah Maluku) dan nasional, selain itu juga dapat dikembangkan usaha rumah makan/restoran. Untuk perikanan budidaya usaha yang potensial dikembangkan adalah kolam pancing dan ekowisata. Perdagangan dan jasaSampai dengan tahun 2008 ada tiga usaha yang menonjol yaitu, Usaha Kecil dan Menengah sebanyak 876 buah yang tersebar di Wilayah Kota Ambon, Perdagangan dan Jasa sebanyak 949 buah serta Industri sebanyak 87 buah. Disamping itu juga untuk menunjang aktivitas perekonomian masyarakat, telah tersedia 2 buah Plaza, 7 pasar tradisional dan 1 kawasan baru untuk pengembangan pusat aktivitas perekonomian. Dengan adanya pengembangan kawasan passo sebagai kota orde kedua, maka peluang investasi pembangunan kawasan perdagangan dan jasa sangat menjanjikan. Sejalan dengan pengembangan Kawasan Passo sebagai Kota Orde Kedua memiliki akses yang sangat besar untuk menciptakan peluang bagi investor mengembangkan sektor perdagangan dan jasa. Karena kawasan ini akan didukung dengan ketersediaan terminal transit serta adanya alokasi ruang yang cukup serta potensial bagi pengembangan permukiman baru sehingga peluang investasi yang memiliki prospek adalah pembangunan kawasan perdagangan dan jasa. PeternakanPopulasi ternak yang diusahakan selama tahun 2008, terdiri dari ternak besar yaitu: Sapi 640 ekor, Kerbau 61 ekor, sedangkan untuk ternak kecil yaitu Kambing 853 ekor, Babi 1.883 ekor. Untuk jenis unggas yaitu Itik 890 ekor dan Ayam 66.848 ekor. Investasi pada subsektor peternakan dapat dilakukan pada bagian hulu dan bagian hilir, di mana untuk ternak besar dapat dikembangkan usaha peternakan dan usaha penggemukan sedangkan pada bagian hilir dapat dikembangkan usaha pengolahan dalam bentuk industri pengolahan daging abon atau dendeng. Untuk ternak unggas, usaha yang dapat dikembangkan adalah usaha peternakan perdagangan pakan ternak pada bagian hulu dan pada bagian hilir adalah usaha rumah makan/restoran. IndustriIndustri dibidang pengolahan ikan/perikanan merupakan idustri utama. Industri di Ambon sebagian besar masih merupakan industri rumahan (Home Industri). Produk-produk industri kota Ambon antara lain makanan, produk tekstil/konveksi, pengolahan ikan, pembekuan ikan, kerajinan tangan dan furniture (meubeler) EnergiKondisi hidrologi Ambon dicirikan oleh banyaknya sungai yang mengalir dari pegunungan dan bermuara di Teluk Ambon dan Teluk Dalam. Beberapa sungai besar yang memiliki daerah aliran cukup jauh serta debit yang potensial antara lain: Wai Ruhu dengan debit 35,05 m³/detik, Wai Batu Gajah dengan debit 20 m³/detik serta Wai Tonahitu dengan debit 19,50 m³/detik. Potensi investasi kelistrikan yang dapat dikembangkan adalah penyediaan mikro hidro untuk penambahan daya listrik dengan memanfaatkan sungai yang memiliki potensi debit cukup besar di antaranya ketiga sungai di atas. PerumahanBertambahnya jumlah penduduk serta makin membaik strata kehidupan sosial ekonomi masyarakat Ambon dengan pola konsumsi yang sangat tinggi berdampak pada tuntutan kebutuhan papan (rumah) yang sehat dengan lingkungan yang baik. Beberapa kawasan pengembangan sesuai arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Ambon yang merupakan sentra pertumbuhan baru dan potensial seperti kawasan Passo dengan lahan yang sangat datar telah dicadangkan untuk kawasan pertumbuhan baru bukan saja bagi sektor perdagangan dan jasa namun juga bagi sektor-sektor lainnya termasuk sektor perumahan dan permukiman. Kawasan Passo sebagai Kota Orde Kedua memiliki keunggulan spatial dan potensi yang sangat besar untuk prospek pengembangan perumahan dan permukiman baru baik itu rumah tinggal maupun rumah toko (Ruko). Pengembangan kawasan ini karena ditunjang dengan kemampuan daya dukung lahan yang tersedia serta adanya rencana Pemerintah Kota untuk mengembangkan kawasan Passo sebagai pusat aktivitas ekonomi baru. Referensi
|