Israel dalam Kontes Lagu Eurovision
Israel telah ikut serta dalam Kontes Lagu Eurovision sebanyak 40 kali sejak membuat debutnya pada tahun 1973. Israel dapat memasuki kontes tersebut sebagai anggota organisasi Israel Broadcasting Authority (IBA) dari European Broadcasting Union, yang bertanggung jawab atas acara tersebut. Israel telah menang sebanyak tiga kali. Penampilan pertama Israel di kontes tersebut pada 1973 berujung sukses, dengan Ilanit merah peringkat empat. Israel kemudian meraih kemenangan berturut-turut pada tahun 1978 dan 1979, dengan kemenangan untuk Izhar Cohen dan Alphabeta, dengan lagu "A-Ba-Ni-Bi" dan Gali Atari dan Milk and Honey, dengan lagu "Hallelujah". Hasil terbaik dari negara tersebut pada 1980an adalah tempat kedua untuk Avi Toledano pada 1982 dan Ofra Haza pada 1983. Mantan pemenang Izhar Cohen kembali meraih peringkat kelima pada 1985. Duo Datz meraih peringkat ketiga pada 1991, sebelum Israel meraih kemenangan ketiganya pada 1998, dengan Dana International dan "Diva". Eden kemudian meraih peringkat kelima pada 1999. Israel mentuanrumahi kontes tersebut sebanyak dua kali, pada 1979 dan 1999, keduanya di Yerusalem. Pada 1980, IBA enggan mentuanrumahi kontes tersebut untuk tahun kedua karena alasan keuangan. Sebagai gantinya, kontes tersebut diadakan di Den Haag. Karena tanggal yang direncanakan untuk kontes tahun 1980 bertabrakan dengan Yom Hazikaron – Hari Peringatan Israel – Israel tidak ikut serta. Ini adalah satu-satunya masa dimana negara pemenang tidak berkompetisi pada tahun berikutnya. Pada 2014, Israel meraih rekor untuk partisipasi terbanyak dalam kontes tersebut tanpa pernah meraih peringkat terakhir, namun negara tersebut pernah meraih peringkat kedua terakhir pada tiga kali terakhir, pada 1986, 1993 dan 2006. Sejak pengenalan semi-final pada 2004, Israel gagal meraih babak akhir sebanyak enam kali. Pada 2014, negara tersebut gagal terkualifikasi untuk tahun keempat berturut-turut, saat Mei Feingold meraih peringkat ke-14 (dari 15 negara) dalam semi final kedua, meskipun menjadi salah satu favorit untuk dikualifikasi. Pada 2015, Israel meraih babak akhir untuk pertama kalinya dalam lima tahun, dengan Nadav Guedj meraih peringkat kesembilan. Satu-satunya pencapaian Israel untuk sebuah hasil yang baik pada abad ke-21 adalah Shiri Maimon pada tahun 2005, yang memberikan negara tersebut hasil lima besar kesepuluhnya dalam kontes tersebut, dengan peringkat keempat. Lihat pulaReferensiPranala luar
|