Judah P. Benjamin
Judah P. Benjamin, atau Judah Philip Benjamin, (lahir pada tanggal 6 Agustus 1811 di St. Croix, Kepulauan Virgin — meninggal pada tanggal 6 Mei 1884 di Paris, Prancis) merupakan seorang pengacara terkemuka yang dikenal di Amerika Serikat dan Inggris.[1] Di Inggris ia banyak dikenal setelah Perang Saudara Amerika Serikat selesai.[1] Sementara Di Amerika Serikat ia dikenal perannya sebelum Perang Saudara Amerika Serikat (1861–1865).[1] Benjamin juga memegang jabatan tinggi di pemerintahan Negara Konfederasi Amerika.[1] Benjamin adalah seorang Yahudi pertama yang terpilih menjadi anggota Senat Amerika Serikat sebanyak dua kali.[1] Ia terpilih menjadi senat pertama kali pada tahun 1852 dan terpilih kembali pada tahun 1858.[1] Dengan peran aktifnya di dunia politik Amerika, Benjamin banyak dikenal sebagai seorang Yahudi yang paling menonjol di Amerika selama abad ke-19.[1] Kehidupan pribadiBenjamin lahir pada tanggal 6 Agustus 1811 di pulau St. Croix di Hindia Barat, Denmark (tempat tersebut sekarang bernama Kepulauan Virgin) dari pasangan Yahudi.[2][3][4] Pada saat kelahirannya, keluarga Benjamin sedang singgah dari Inggris menuju Amerika.[2] Namun, karena pada saat itu Amerika dan Inggris sedang berperang (perang 1812), Benjamin dan keluarganya tinggal untuk sementara waktu di Hindia Barat.[2] Ketika Perang 1812 berakhir, pada tahun 1814, Benjamin dan keluarganya mulai menetap di Charleston, Carolina Selatan[1][2][4][5] Ketika bersekolah, Benjamin dikenal sebagai seorang siswa yang teladan.[1][2] Pada usia 14, ia masuk ke Universitas Yale namun dua tahun kemudian dia dikeluarkan.[1][2] Tidak ada catatan sejarah yang memuat alasan tentang pengeluarannya.[1][2] Setelah dari Universitas Yale, ia pindah New Orleans.[1][2] Selama menjalani pendidikan tentang hukum di Universitas Yale, Benjamin menikah dengan Natalie St. Martine pada 12 Februari 1833. Natalie merupakan murid kursus yang ia ajari bahasa Inggris secara intensif.[2][5] Sepuluh tahun setelah pernikahannya dengan Natalie, Benjamin memiliki seorang anak perempuan yang bernama Ninette. Beberapa tahun kemudian, Natalie pindah ke Paris tanpa Benjamin namun membawa serta Ninette. Tidak ada berita tentang perceraian secara resmi dari Benjamin dan Natalie, tetapi keduanya tinggal berpisah.[2] Karier politikBenjamin diangkat sebagai Jaksa Agung dan bertugas di Senat Konfederasi pada bulan Maret 1861. Pengangkatan tersebut dilakukan oleh Presiden Konfederasi Jefferson Davis.[2][3][4] Terpilihnya Benjamin sebagai anggota Senat menjadikannya sebagai orang Yahudi pertama yang pernah bertugas di kabinet Konfederasi.[2][3][4] Tidak lama berselang, Davis mengangkat Benjamin sebagai sekretaris perang.[2] Sekretaris Jefferson DavisBenjamin mengundurkan diri sebagai sekretaris perang setelah kegagalan Konfederasi di medan perang selama perang saudara dan memicu kemarahan publik.[2][3][4] Terutama ketika bala bantuan tidak pernah tiba di pertempuran Pulau Roanoke.[2][3][4] Meski demikian, ia diangkat menjadi sekretaris negara dan bekerja mendampingi Jefforson Davis selama 12 jam sehari.[2][4] Ia bertugas di posisi tersebut selama sisa perang.[2][3][4] Pidato KontroversialDua bulan sebelum pasukan konfederasi menyerah, Benjamin pernah memberikan sebuah pidato yang dianggap paling kontroversial sepanjang karier politiknya. Pidato tersebut dibacakan di hadapan 10.000 orang di kota Richmond pada tanggal 9 Februari 1865.[2][4] Pada pidato tersebut, Benjamin mengatakan agar para budak ikut berperang melawan Amerika Serikat selama perang saudara. Benjamin juga menjanjikan dua macam kebebasan kepada para budak jika ikut berperang.[2] Kebebasan yang pertama adalah kemerdekaan Konfederasi dari Amerika Serikat. Sementara kebebasan yang kedua adalah kebebasan para budak itu sendiri perbudakan.[2][4] Pidato Benjamin ini dianggap sebagai penghinaan oleh para aktivis pembela perbudakan.[2][4] Meski demikian, pidato Benjamin tersebut disetujui oleh Kongres Konfederasi.[2][4] Namun, pada Maret 1865, tidak ada satu pun budak yang berperang untuk Konfederasi.[2][4] Setelah Perang SaudaraMenjelang kekalahan Konfederasi pada Perang Saudara antara Konfederasi dan Amerika Serikat, Benjamin melarikat diri ke Inggris.[2][4] Ia khawatir akan diadili secara tidak adil oleh pihak Amerika Serikat.[2][4] Benjamin tidak pernah kembali ke Amerika sejak saat itu.[2] Ia tinggal di Inggris selama 18 tahun terakhir hidupnya dan bekerja sebagai seorang pengacara.[2][4] KematianBenjamin meninggal di Paris pada 6 Mei 1884 pada usia 72 tahun.[2] Sebelum meninggal, Benjamin membakar semua dokumen pribadi dan bukti sejarah hidupnya.[2][4] Menurut sejarah, Benjamin tidak menyukai kisah hidupnya diketahui banyak orang.[2][4] Akibatnya, sejarawan mengalami kesulitan dalam merekonstruksi sejarah hidup Benjamin.[2] Ia dimakamkan di pemakaman di Paris dengan tulisan Phillipe Benjamin pada batu nisannya.[2] Segelintir orang yang pro Konfederasi mendirikan sebuah monumen di pusaranya untuk menghormati jasa Benjamin untuk Konfederasi.[2] Referensi
Lihat pula |