JuggernautJuggernaut (/ˈdʒʌɡərnɔːt/ ⓘ),[1] dalam bahasa Inggris, adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan sebuah kendaraan ataupun kekuatan yang tidak dapat dikalahkan, tak dapat dibendung, yang akan menghancurkan apa pun yang dilaluinya. Kata tersebut berasal dari bahasa Sanskerta Jagannath, yang ejaannya disesuaikan dengan bahasa Inggris sehingga menjadi Juggernaut. EtimologiKata Juggernaut diturunkan dari bahasa Sanskerta जग्न्नाथ (Jagannātha) yang artinya "raja alam semesta",[2] yang merupakan satu di antara sekian banyak nama dewa Kresna dari kitab suci Weda. Salah satu kuil Hindu terkemuka di India adalah kuil Jagannath di Puri, Orissa, yang memiliki festival Ratha Yatra, yaitu prosesi tahunan membawa arca (patung suci) dari Jagannath (Kresna) dengan kereta besar. Kereta pengangkut Jagannath tersebut dikabarkan menggilas para pengikutnya, sehingga kata juggernaut (jaganath) dimaknai sebagai kekuatan tak terhentikan yang menghancurkan apa pun yang menghalangi jalannya.[3] Asal-usulPada zaman pemerintahan kolonial Inggris di India, warga Inggris menyebarkan pemahaman yang salah bahwa umat Hindu yang memuja Kresna merupakan orang-orang gila yang mengorbankan diri mereka untuk dilindas kereta besar saat perayaan Ratha Yatra demi mendapatkan berkah dari sang dewa. Deskripsi seperti di atas ditemukan pula pada tulisan-tulisan populer pada abad ke-14 Perjalanan Sir John Mandeville, dan juga dijelaskan pada kisah Melmoth Sang Pengembara.[3] Pada kejadian dahulu, yang sebenarnya terjadi ialah umat Hindu ditabrak oleh kereta besar tersebut karena hilang kontrol, sementara banyak yang lainnya mengalami cedera karena terinjak ataupun terjatuh saat kepanikan massal. Pemandangan tersebut kemudian memunculkan persepsi bahwa [kereta] "juggernaut" merupakan contoh dari sebuah benda atau pun kekuatan yang tidak dapat dibendung maupun dilawan, yang akan menghancurkan apa pun yang dilalui dengan kekuatannya.[4] Saat ini, para pejabat pemerintah dan pendeta bersama-sama mengatur festival ini secara lebih baik untuk mengindari kecelakaan yang sama terulang kembali. Sejak tahun 1968, festival Ratha Yatra menjadi pemandangan umum di sejumlah kota di beberapa belahan dunia, pada saat perayaan dewa Kresna. Pendeta utama A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupada berhasil mengadaptasikan festival ini sehingga dapat dirayakan sebagai festival tahunan di beberapa tempat seperti London, Paris, Toronto, dan New York. Referensi
|