Karan Johar
Karan Johar (diucapkan [kaːraːn dʒoːɦaːr]; lahir 25 Mei 1972) adalah seorang sutradara, produser dan pemeran India yang dikenal atas karyanya dalam perfilman Hindi. Ia merupakan penerima dari beberapa penghargaan, termasuk dua Penghargaan Filmfare (semua untuk Sutradara Terbaik) dan sebuah Penghargaan Film Nasional (untuk Film Populer Terbaik yang Menyediakan Hiburan Penuh). Sejak 2012, ia telah muncul dalam daftar Celebrity 100 Forbes India berdasarkan pendapatan dan kepopularitasannya. Terlahir dari pasangan produser, Johar memulai debut film fiturnya dengan memainkan sebuah peran kecil dalam film drama percintaan Dilwale Dulhania Le Jayenge (1995). Ia kemudian memulai debut penyutradaraannya dengan film drama remaja 1998 Kuch Kuch Hota Hai. Film tersebut sukses secara komersial maupun kritis, memberikannya beberapa penghargaan termasuk Penghargaan Filmfare untuk Sutradara Terbaik pertamanya. Ia mendapatkan sambutan mancanegara atas karya penyutradaraannya dalam film melodrama keluarga Kabhi Khushi Kabhie Gham... (2001) dan Kabhi Alvida Naa Kehna (2006), sementara memulai debut produsernya dengan film komedi-drama Kal Ho Naa Ho (2003) Setelah mengalami fluktuasi komersial dengan Kurbaan dan Wake Up Sid (keduanya 2009), film drama My Name Is Khan (2010) menjadi sebuah terobosan dalam kariernya. Film tersebut mendapatkan sambutan besar dari India maupun mancanegara, serta memberikannya beberapa penghargaan termasuk Penghargaan Filmfare untuk Sutradara Terbaik keduanya. Ia kemudian mengiringi kesuksesan tersebut dengan serangkaian kegagalan komersial pada 2013, kecuali untuk Yeh Jawaani Hai Deewani. Kehidupan awalJohar lahir sebagai seorang anak tunggal dengan nama Rahul Kumar Johar pada 25 Mei 1972 di Bukit Malabar, Bombay (sekarang Mumbai).[1][2][3] Ayahnya, Yash Johar (1929–2004; pendiri dari perusahaan produksi Dharma Productions), adalah seorang berketurunan Punjab dan ibunya, Hiroo Johar, adalah seorang berketurunan Sindhi; mereka menikah pada 20 Mei 1971.[4][5][6] Karena kehamilan berat sebelumnya, ibunya tidak dapat memiliki anak lagi; hal tersebut membuatnya sedih dan mengganggu masa kecilnya.[7] Dalam otobiografinya An Unsuitable Boy, ia menyebut dirinya sebagai seorang yang "baik, pendiam dan patuh".[8] Ia memiliki tiga bibi (sepupu dari pihak ibunya); Jyoti, Nalini dan Shobha (yang semuanya bekerja sebagai pramugari untuk Air India), yang dianggapnya telah memberikan pengaruh besar dalam hidupnya.[9] Sementara itu, Yash Chopra (1932–2012)[10] dan B. R. Chopra (1914–2008)[11] adalah pamannya dan Aditya Chopra (kelahiran 1971)[12] adalah sepupunya (semua dari pihak ibunya).[13] Pada masa kecilnya, Johar memiliki masalah dengan berat badannya yang berlebih; anak-anak lainnya mengejeknya gendut.[14] Sementara anak lelaki lainnya bergabung dengan berbagai kelompok olahraga, ia bergaul dengan anak-anak perempuan; Johar sering diejek sebagai seorang waria, itu membuatnya merasa rendahan.[15] Ia tidak dekat dengan agama, sama seperti ibunya.[16] Dalam keluarganya, ia menggunakan bahasa Inggris untuk berbicara terhadap satu sama lain.[17] Menjadi murid dari Cathedral School adalah keinginan terbesarnya. Pada saat wawancara pendaftaran, ketika berusia sekitar 5–6 tahun, Johar begitu gugup dan terus-menerus memegang tangan ibunya; hal tersebut disebabkan oleh keterampilan sosialnya yang buruk.[18] Ia ditolak oleh sekolah tersebut, lalu ibunya membawanya ke Campion (sebuah sekolah khusus anak laki-laki), di mana ia ditolak juga.[19] Ia kemudian pergi ke Sekolah Doon dan melakukan sebuah ujian matematika.[20] Johar mendapatkan nol dalam ujian tersebut, hingga membuat ibunya menangis.[21] Beberapa orang kemudian memberikan saran, untuk memasukannya ke sekolah asrama di Panchgani.[22] Salah satu teman ibunya, Dimple Kapadia, memberikan saran untuk memasukannya ke Sekolah New Era; ia berhasil dalam wawancaranya.[22] KarierDebut penyutradaraan dan naik daun (1995–2005)Pada masa pemfilman Dilwale Dulhania Le Jayenge (1995), di mana ia menjadi mengambil bagian sebagai sutradara asisten dan pemeran, Shah Rukh Khan mendorong Johar untuk membuat filmnya sendiri dan berjanji untuk membintanginya.[23] Setelah difilmkan sejak Oktober 1997, Johar menandai debut penyutradaraannya dengan film drama percintaan Kuch Kuch Hota Hai pada 1998.[24][25] Mengisahkan sebuah kisah cinta segitiga, film tersebut dibintangi oleh Khan, Kajol dan Rani Mukerji. Film tersebut menghasilkan keuntungan sebesar ₹1,03 milyar (US$14 juta), dan menjadi sebuah film India berkeuntungan tertinggi pada tahun tersebut.[26][27] Kuch Kuch Hota Hai memenangkan Penghargaan Film Nasional untuk Film Populer Terbaik yang Menyediakan Hiburan Penuh dan delapan Penghargaan Filmfare; termasuk Sutradara Terbaik untuk Johar.[28][29] Film tersebut juga mendapatkan sambutan positif dari para kritikus; menulis untuk Planet Bollywood, kritikus film Anish Khanna memuji debut penyutradaraan Johar dengan menyebutnya "mengagumkan".[30] Nandita Chowdhury dari India Today menulis, "Dalam film debutnya […] sutradara Karan Johar mencoba menghidupkan kembali keajaiban Khan-Kajol dari kisah cinta fenomenal [mereka] yang sukses […] Dan dia hampir melakukannya."[31] Johar kembali mendapatkan mendapatkan sambutan besar setelah menjadi sutradara dan penulis dialog dalam dengan film melodrama Kabhi Khushi Kabhie Gham... (2001), yang dikenal setelah membahas tema kekeluargaan dan nilai-nilai moral.[32] Film tersebut menampilkan sebuah kelompok pemeran yang beranggotakan Shah Rukh Khan, Kajol, Amitabh Bachchan, Hrithik Roshan, Jaya Bachchan dan Kareena Kapoor. Kabhi Khushi Kabhie Gham... menghasilkan keuntungan ₹785 juta (US$11 juta) di India dan menjadi hit besar di luar negeri.[26][33] Karyanya dalam film tersebut memberikannya nominasi Sutradara Terbaik dan penghargaan Dialog Terbaik dari Filmfare.[29] Fuad Omar (penulis dari Bollywood: An Insider's Guide) memberikan sambutan positif terhadap film tersebut dengan menyebutnya "karya agung dari [adegan] pertama hingga terakhir". Omar melanjutkan, "Secara keseluruhan Kabhi Khushi Kabhie Gham... tanpa diragukan lagi adalah visi dan pengartian dari perfilman Hindi yang paling memikat, menghibur, menghibur dan paling lengkap yang pernah saya lihat. Ini [adalah] film Hindi sempurna."[34] Ziya Salam dari The Hindu memuji kemampuan Johar untuk "membuat penonton tetap [merasa] terhibur".[35] Sementara itu, beberapa kritikus dan kelompok penghargaan lainnya memuji penampilan Kajol.[36][37][38] Pada 2003, Johar memulai debutnya sebagai seorang produser (serta tampil sebagai penulis skenario dan cerita) dengan film komedi-drama Kal Ho Naa Ho.[39] Film tersebut berkisah tentang seorang wanita India-Amerika yang jatuh cinta dengan seorang pria penderita penyakit jantung fatal, dengan menampilkan sebuah kelompok pemeran yang beranggotakan Jaya Bachchan, Shah Rukh Khan, Saif Ali Khan dan Preity Zinta. Kal Ho Naa Ho diputar dalam Festival Film Internasional Marrakech 2005 dan naskahnya diakusisi oleh Academy of Motion Picture Arts and Sciences.[40][41] Film tersebut menghasilkan keuntungan ₹780 juta (US$11 juta) dan menjadi film India berkeuntungan tertinggi kedua pada tahun tersebut (setelah Koi... Mil Gaya).[26] Film tersebut kemudian dinominasikan untuk Penghargaan Filmfare untuk Film Terbaik dan meraih Penghargaan IIFA untuk Film Terbaik.[29][42] Kal Ho Naa Ho mendapat sambutan positif dari para kritikus;[43] Taran Adarsh (menulis untuk Bollywood Hungama) menyebut film tersebut tampil dengan "luar biasa" berkat penulis Johar yang "cekatan".[44] Jitesh Pillai dari The Times of India memuji skenario buatan Johar, dengan menyebutnya "menawan".[45] Johar menyebut film horor Kaal (2005) sebagai film yang paling bertolak belakang dengan dirinya.[46] Film tersebut diproduseri oleh Johar dan disutradarai oleh Soham Shah, dibintangi bersama oleh Ajay Devgn, John Abraham, Vivek Oberoi, Lara Dutta dan Esha Deol. Kaal mengisahkan tentang seorang ahli harimau (bersama dengan istrinya, dua wisatawan dan seorang kepala desa) yang terlibat dalam sebuah pertempuran untuk bertahan hidup melawan binatang buas di Taman Nasional Jim Corbett. Film tersebut berpenghasilan rata-rata dalam box-office dan mendapat sambutan campuran dari para kritikus.[47] Menulis untuk Planet Bollywood, kritikus Vijay Venkataramanan menyebut Soham "tidak mahir dalam kinerja penyutadaraannya". Venkataramanan juga mengkritisi penampilan dari para anggota pemeran dan menyebut skenario buatan Johar sebagai "buruk".[48] Sementara itu, Taran Adarsh memberikan ulasan positif terhadap film tersebut dan menyebutnya sebagai "contoh cemerlang dari perfilman zaman baru".[49] Kesuksesan (2006–2010)Johar kemudian menyutradarai dan memproduseri film drama percintaan Kabhi Alvida Naa Kehna (2006), yang membahas subyek kontroversial hubungan luar pernikahan dan perselingkuhan.[50] Film tersebut menampilkan sebuah kelompok pemeran yang beranggotakan Amitabh Bachchan, Shah Rukh Khan, Rani Mukerji, Preity Zinta dan Abhishek Bachchan. Kabhi Alvida Naa Kehna menghasilkan keuntungan domestik ₹635 juta (US$8,9 juta) dan menjadi film India berkeuntungan tertinggi keenam pada tahun tersebut.[51] Film tersebut juga tampil dengan baik di luar negeri, menghasilkan keuntungan sebesar ₹496 juta (US$7,0 juta) dan dinobatkan sebagai "blockbuster sepanjang masa" oleh Box Office India.[33] Film tersebut meraih nominasi Penghargaan Filmfare untuk Film Terbaik, Penghargaan Filmfare untuk Sutradara Terbaik, Penghargaan IIFA untuk Sutradara Terbaik, Penghargaan Film India Global untuk Film Terbaik, Penghargaan Zee Cine untuk Film Terbaik dan Penghargaan Zee Cine untuk Sutradara Terbaik.[42] Kabhi Alvida Naa Kehna mendapatkan sambutan beragam dari para kritikus;[52] menulis untuk Outlook, kritikus Namrata Joshi memberikan ulasan negatif terhadap penampilan dari para anggota pemeran.[53] Sementara itu, Ronjia Kulkarni dari Rediff.com menggambarkan film tersebut sebagai yang terbaik dalam karier Johar.[54] Pada 2008, Johar kemudian memproduseri film komedi percintaan Dostana. Film tersebut disutradarai oleh Tarun Mansukhani dan dibintangi bersama oleh Abhishek Bachchan, John Abraham dan Priyanka Chopra. Berdasarkan pada homoseksualitas, film tersebut mengisahkan dua pria yang berpura-pura menyukai sesama jenis untuk berbagi kamar dengan seorang wanita. Dostana menjadi film berpenghasilan rata-rata dan mendapatkan sambutan beragam dari para kritikus;[47] The Times of India memberikan ulasan positif terhadap film tersebut, menulis bahwa, "Film tersebut memperkenalkan adegan paling keterlaluan dalam perfilman Hindi populer dan berhasil lolos karena itu semua dilakukan dengan semangat menular dan […] yang membuat tulang rusuknya menggelitik."[55] Raja Sen dari Rediff.com memberikan ulasan campuran terhadap film tersebut. Sen kecewa dengan penggambaran homoseksual dalam film tersebut, meskipun ia menyebut Dostana "benar-benar menghibur".[56] Film tersebut mendapatkan nominasi Filmfare, IIFA dan Stardust dalam kategori Film Terbaik.[57][58][59] Pada tahun yang sama, Johar meraih Producers Guild Film Award untuk Rancangan Kostum Terbaik atas karyanya sebagai seorang perancang kostum dalam film melodrama fantasi Farah Khan Om Shanti Om.[42] Johar menjadi produser untuk dua film pada 2009: Kurbaan (gagal dalam box-office) dan Wake Up Sid (menjadi hit dalam box-office).[47] Kurbaan (dibintangi oleh Saif Ali Khan, Kareena Kapoor, Vivek Oberoi, Om Puri dan Kirron Kher) adalah sebuah film cerita seru tentang seorang wanita yang dikurung dalam tahanan rumah setelah mengetahui bahwa suaminya adalah seorang teroris. Menulis untuk Bollywood Hungama, kritkus Taran Adarsh menggambarkan film tersebut "mencoba untuk menembus [bagian] dalam jiwa, tidak hanya teroris, tetapi juga seseorang yang telah menjadi penonton tak berdaya selama ini". Adarsh juga memuji penampilan dari para anggota pemeran (terutama pada Khan dan Kapoor).[60] Johar kemudian mengiringinya dengan film drama remaja Wake Up Sid (menandai debut penyutradaraan dari Ayan Mukerji).[61] Film tersebut dibintangi bersama Ranbir Kapoor dan Konkona Sen Sharma, dan mengisahkan seorang pria muda manja yang mengalami perubahan dalam hidupnya setelah bertemu dengan seorang wanita. Wake Up Sid dinominasikan untuk Penghargaan Filmfare untuk Film Terbaik dan Penghargaan Stardust untuk Film Tahun Ini – Drama.[62][63] Film tersebut menghasilkan keuntungan domestik ₹378 juta (US$5,3 juta) dan menjadi film India berkeuntungan tertinggi keenam belas pada tahun tersebut.[64] Lidia Ostepeev (dalam sebuah ulasan dari Planet Bollywood) menemukan sebuah kemiripan dari film tersebut dengan Dilwale Dulhania Le Jayenge dan Jab We Met (2007).[65] Johar memulai pemfilman untuk film drama My Name Is Khan pada Desember 2008, melalui sebuah anggaran sebesar ₹550 juta (US$7,7 juta).[66][67] Film tersebut diproduseri oleh Gauri Khan bersama dengan ibunya Hiroo Johar, dan dibintangi oleh Shah Rukh Khan dan Kajol. Berdasarkan pada kisah nyata dan dilatar belakangi dengan persepsi Islam setelah serangan 11 September, film tersebut mengisahkan seorang pria penderita sindrom Asperger yang bercita-cita untuk bertemu dengan Presiden Amerika Serikat. My Name Is Khan dirilis pada Februari 2010 dan diputar dalam Festival Film Internasional Berlin ke-60.[68] Film tersebut menghasilkan keuntungan sebesar ₹860 juta (US$12 juta) dan menjadi film India berkeuntungan tertinggi dalam pasar luar negeri;[33] My Name Is Khan juga menjadi salah satu film berkeuntungan tertinggi sepanjang masa, dengan keuntungan total sebesar ₹1,83 milyar (US$26 juta).[26] Johar meraih beberapa penghargaan dari Filmfare, IIFA dan Zee Cine untuk karya penyutradaraan dan penulisannya.[42] Film tersebut mendapatkan sambutan positif dari para kritikus; Subhash K. Jha dari The Times of India menyebut film tersebut sebagai "sebuah karya tanpa kecacatan".[69] Menulis untuk Variety, kritikus Jay Weissberg menggambarkan film tersebut sebagai sebuah "drama yang sangat berlebihan dan […] menyenangkan".[70] Berbicara mengenai film tersebut dengan Press Trust of India, ia menyebut film tersebut sebagai proyek terobosannya.[71] Johar kemudian memproduseri dua proyek: film komedi percintaan Punit Malhotra I Hate Luv Storys dan film drama keluarga Siddharth P. Malhotra We Are Family. Kedua film tersebut tidak terlalu sukses untuk mendapat sambutan dari box-office maupun kritikus.[47] Fluktuasi komersial dan ekspansi karier (2012–2014)Setelah mengambil cuti selama dua tahun, Johar kemudian memproduseri film aksi Karan Malhotra Agneepath (sebuah buat ulang dari film 1990 bernama sama) tentang seorang lelaki yang membalas dendam atas kematian ayahnya. Film tersebut menampilkan sebuah kelompok pemeran yang terdiri atas Hrithik Roshan, Rishi Kapoor, Priyanka Chopra dan Sanjay Dutt. Berbicara dalam sebuah wawancara dengan The Times of India, Johar menjelaskan bahwa gagasan untuk pembuatan film tersebut muncul pada masa pemfilman My Name Is Khan (dimana Malhotra menjadi seorang sutradara asisten).[72] Sebelum perilisan teatrikalnya, Badan Sertifikasi Film Pusat (BSFP) menuntuk beberapa pemotongan adegan; disebabkan oleh banyaknya proporsi kekerasan dalam film tersebut.[73] Taran Adarsh memberikan ulasan positif terhadap film tersebut: "Agneepath adalah sebuah kisah balas dendam yang tidak rumit, sulit didapatkan namun menghibur, berdiam pada emosi yang kuat dan tindakan yang agresif dan bertenaga, namun berbeda dengan aslinya. Film tersebut adalah penghormatan pantas untuk karya besar tersebut."[74] Johar kemudian menampilkan pendatang baru Sidharth Malhotra, Varun Dhawan dan Alia Bhatt dalam film drama remaja Student of the Year (dimana ia tampil sebagai seorang sutradara).[75] Film tersebut berfokus pada keretakan hubungan persahabatan antara dua pria, setelah mereka menyukai seorang wanita yang sama. Film tersebut menjadi film India berkeuntungan tertinggi pada tahun tersebut, dan mendapatkan sambutan beragam dari para kritikus.[76][77] Johar menjadi salah satu dari empat sutradara (termasuk Dibakar Banerjee, Zoya Akhtar dan Anurag Kashyap) yang menyutradarai film antologi Bombay Talkies (2013). Johar mengarahkan segmen "Ajeeb Dastaan Hai Yeh", menampilkan Rani Mukerji, Saqib Saleem dan Randeep Hooda. Segmen tersebut menceritakan tentang seorang wartawan yang menemukan bahwa suaminya adalah gay. Bombay Talkies diputar dalam Festival Film Cannes 2013, terlepas dari statusnya yang gagal dalam box-office.[78][79] Di antara segmen lainnya, segmen garapan Johar paling mendapatkan banyak perhatian; Tushar Joshi dari Daily News and Analysis menulis bahwa Johar berhasil "mengejutkan para penonton dengan film pendeknya". Simantini Dey dari Firstpost menulis: "Mengangkat semua […] melodrama yang merupakan merek dagang dari film-filmnya, Johar tampaknya telah memilih subyek yang dekat dengan hatinya dan tidak selalu dijamin untuk memenangkan penonton. Dan ia membuktikan bahwa ia adalah seorang pendongeng sempurna."[80] Johar melanjutkannya dengan menjadi produser untuk tiga proyek—Gippi, Yeh Jawaani Hai Deewani dan Gori Tere Pyaar Mein. Film komedi-drama Gippi (disutradarai oleh Sonam Nair dan menampilkan Riya Vij) adalah sebuah film tentang seorang remaja gendut yang dirundung oleh perempuan tercantik di sekolahannya. Film tersebut menghasilkan keuntungan ₹42,6 juta (US$600,000), dan mengalami kegagalan secara komersial maupun kritis.[47] Film selanjutnya Yeh Jawaani Hai Deewani adalah sebuah film drama percintaan yang disutradarai oleh Ayan Mukerji dan menampilkan Ranbir Kapoor dan Deepika Padukone. Film tersebut mendapatkan status "blockbuster" dari Box Office India, namun mendapatkan sambutan beragam dari para kritikus.[47] Menulis untuk Hindustan Times, kritikus-pengarang buku Anupama Chopra memberkan ulasan negatif terhadap film tersebut. Ia menyebut film tersebut "memiliki lebih banyak isi dan lebih sedikit [dalam] pakaian[nya]".[81] Taran Adarsh dari Bollywood Hungama memberikan ulasan positif, juga menganggap film tersebut "merevitalisasikan romantisme dan persaudaraan".[82] Gori Tere Pyaar Mein (disutradarai oleh Punit Malhotra) menjadi film keempat dan terakhirnya pada tahun tersebut. Film tersebut dibintangi oleh Kareena Kapoor dan Imran Khan, dan menjadi sebuah kegagalan besar secara komersial dan kritis.[47] Film lanjutan Johar, Hasee Toh Phasee (2014), adalah sebuah drama percintaan tentang seorang wanita pemberontak dan seorang pria nakal yang berjuang untuk menyesuaikan diri dengan keluarga mereka masing-masing. Film tersebut disutradarai oleh Vinil Mathew dan ditulis oleh Harshavardhan Kulkarni, menampilkan Sidharth Malhotra dan Parineeti Chopra. Hasee Toh Phasee mendapatkan sambutan positif dari berbagai kritikus dan kelompok penghargaan, terutama terhadap penampilan Chopra.[83][84][85][86] Ia kemudian memproduseri 2 States (berdasarkan pada sebuah novel 2009 bernama sama), tentang sebuah perjalanan cinta antara sepasang kasih berlawanan budaya (diperankan oleh Arjun Kapoor dan Alia Bhatt). Dengan keuntungan sebesar ₹1,02 milyar (US$14 juta), film tersebut menjadi hit besar dalam box-office.[47] Film tersebut meraih sebuah nominasi Film Terbaik dari Filmfare, namun mendapatkan sambutan beragam dari kritikus.[87][88] Film terakhir Johar pada 2014 adalah Ungli, sebuah film drama cerita-seru tentang sekelompok orang-orang pemberontak yang berjuang untuk memerangi korupsi. Di bawah penyutradaraan Rensil D'Silva, film tersebut menampilkan sebuah kelompok pemeran yang beranggotakan Emraan Hashmi, Kangana Ranaut, Randeep Hooda, Neil Bhoopalam dan Angad Bedi. Situs web box-office daring Box Office India melaporkan bahwa film tersebut gagal besar untuk mendapatkan kesuksesan komersial dan mengumpulkan sambutan kritikus.[47] Debut akting dan kemunduran profesional (2015–2016)Johar memulai debut aktingnya dengan film cerita seru romansa Bombay Velvet (2015), bersama Ranbir Kapoor dan Anushka Sharma. Berdasarkan pada berdasarkan pada Mumbai Fables karya sejarawan Gyan Prakash, film tersebut mengisahkan tentang seorang manusia biasa yang melampaui segala rintangan dan mengubah takdirnya untuk menjadi orang penting. Johar memainkan karakter negatif Kaizad Khambatta, seorang pebisnis kaya flamboyan. Dalam sebuah wawancara dengan India Today, ia menjelaskan kegugupannya ketika memulai debut aktingnya dalam perfilman. Kebangkitan dan seterusnya (2017–sekarang)Kehidupan pribadiDalam mediaLihat pula
Referensi
Daftar pustaka
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Karan Johar.
|