Komisi Internasional Anglikan–KatolikKomisi Internasional Anglikan–Katolik adalah sebuah organisasi yang didirikan sejak 1969 yang bertujuan demi megupayakan ekumenis kekristenan terbukan antara dialog Anglikan-Katolik.[1] Lembaga-lembaga yang mendukung tersebut yakni (Anglican Consultative Council ; artinya:Dewan Permusyawaratan Anglikan) dan Dewan Kepausan untuk Memajukan Persatuan Umat Kristiani (sebelumnya Sekretariat untuk Memajukan Persatuan Umat Kristiani). ARCIC berupaya untuk mengidentifikasi titik temu antara kedua komunitas tersebut. Hubungan ekumenis menjadi tegang karena penahbisan perempuan dalam Komuni Anglikan dan, dalam beberapa tahun terakhir, Persekutuan Anglikan secara internal semakin terpecah karena isu-isu yang berkaitan dengan homoseksualitas. Fase Awal 1967-68Tiga pertemuan dilaksanakan oleh Komisi Persiapan Gabungan Anglikan-Katolik Roma (ARCJPC) dari tahun 1967 hingga 1968. Pertemuan persiapan pertama diadakan di Italia,[a] pertemuan mengenai kedudukan kitab suci di Inggris,[b] dan puncaknya pada pertemuan di Malta yang berpuncak pada Laporan Malta.[c] culminating in the Malta Report.[3] Fase Pertama 1970-1981Tahap pertama dilakukan oleh Komisi Internasional Anglikan-Katolik Roma (ARCIC) dari tahun 1970 hingga 1982. Fase pertama ARCIC diselenggarakan di bawah naungan Henry McAdoo (Uskup Agung Anglikan Dublin) dan Alan Clark (Uskup Katolik Roma Anglia Timur). Wakil sekretarisnya adalah Colin Davey dan Christopher Hill dari Anglikan serta William A. Purdy yang beragama Katolik.[d][4] Pada tahun 1970 dan 1971 diadakan sejumlah pertemuan mengenai doktrin ekaristi,[e][f][g] producing an agreed statement.[5] menghasilkan pernyataan yang disepakati. Penjelasannya dikeluarkan pada tahun 1979. Pada tahun 1972 diadakan pertemuan mengenai topik pentahbisan. Ini membuka jalan bagi pernyataan yang disepakati dari Canterbury. Penjelasannya dikeluarkan pada tahun 1979. Pada pertengahan tahun 1970-an diadakan sejumlah pertemuan mengenai masalah kewenangan yang berpuncak pada pernyataan yang dibuat di Venesia. Diskusi lebih lanjut mengenai subjek otoritas diadakan pada tahun 1977, 1979, dan 1980, dengan penjelasan dan pernyataan lebih lanjut dikeluarkan pada tahun 1981 dengan pernyataan akhir. Pernyataan terakhir untuk "ARCIC" dikeluarkan pada tahun 1981. Ada tanggapan dari Konferensi Lambeth dan Gereja Katolik. Klarifikasi lebih lanjut mengenai Ekaristi dan Pelayanan diterbitkan pada tahun 1993. Fase Kedua 1983-2011Tahap kedua dilaksanakan oleh Komisi Internasional Anglikan-Katolik Roma Kedua (ARCIC II) dari tahun 1983 hingga 2006. Ketua bersama tahap kedua adalah uskup Anglikan Mark Santer, Frank Griswold , dan Peter Carnley dan uskup Katolik Roma Cormac Murphy-O'Connor, dan Alexander Joseph Brunett. Sejumlah ulama Anglikan dan Katolik Roma menjabat sebagai wakil sekretaris. Topik yang dibahas dalam ARCIC II antara lain doktrin keselamatan, persekutuan, otoritas pengajaran, dan peran Maria ibu Allah. Pada tahun 2000, ARCIC II mendukung pertemuan 13 pasang uskup Anglikan dan Katolik Roma dari seluruh dunia di Mississauga, Ontario, Kanada. Pertemuan ini membentuk Komisi Persatuan dan Misi Anglikan-Katolik Internasional (IARCCUM), yang mulai bertemu pada tahun 2002, tetapi ditangguhkan dari tahun 2003–2005 karena pentahbisan seorang uskup Anglikan yang secara terbuka gay di AS. IARCCUM bukan tentang mencapai kesepakatan teologis, melainkan mencari cara untuk mempraktekkan kesepakatan yang telah dicapai dan diterima oleh ARCIC oleh kedua Gereja. Pada tahun 2007 IARCCUM mengeluarkan Growing Together in Unity and Mission yang merupakan ringkasan dari sembilan Pernyataan yang Disepakati ARCIC. Hal ini menyatakan bahwa "Gereja Katolik Roma mengajarkan bahwa pelayanan Uskup Roma [Paus] sebagai primata universal adalah sesuai dengan kehendak Kristus bagi Gereja dan merupakan elemen penting untuk menjaga kesatuan dan kebenaran." Tidak hanya itu, dokumen tersebut selanjutnya mengatakan bahwa "Kami mendesak umat Anglikan dan Katolik Roma untuk mengeksplorasi bersama bagaimana pelayanan Uskup Roma dapat dipersembahkan dan diterima untuk membantu Komuni kita tumbuh menuju persekutuan gerejawi yang penuh." Fase Ketiga:2011-sekarangTahap ketiga dilaksanakan oleh Komisi Internasional Anglikan-Katolik Roma III (ARCIC-III) sejak tahun 2011 hingga saat ini. Fase ketiga dimulai pada 17-27 Mei 2011 di Komunitas Biara Bose ekumenis di Italia utara. Fase ketiga ARCIC adalah mempertimbangkan pertanyaan-pertanyaan mendasar mengenai Gereja sebagai Persekutuan – Lokal dan Universal, dan Bagaimana dalam Persekutuan Gereja Lokal dan Universal Dapat Membedakan Ajaran Etis yang Benar. Pertemuan pembukaan juga mencatat ketegangan Katolik-Anglikan mengenai pembentukan Ordinariat Pribadi Bunda Maria Walsingham , yang secara langsung tunduk pada Tahta Suci, pada awal tahun yang sama untuk mempermudah transisi oleh jemaat Anglikan (bukan hanya individu) yang ingin bergerak ke dalam persekutuan dengan Gereja Katolik. Tahap ketiga telah dilaksanakan beberapa kali pertemuan. Wakil ketua fase ini:
Anggota Katolik Roma:
Anggota Anglikan:
Dr Paula Gooder, kanselir kanon Katedral St Paul KontroversiARCIC mendapat reaksi bermusuhan dari umat Katolik Tradisionalis. Meskipun ARCIC baru saja menyelesaikan dokumen penting mengenai teologi Maria pada tahun 2003, Paus Yohanes Paulus II menunda pembicaraan resmi antara Gereja Katolik dan Persekutuan Anglikan, karena konsekrasi Gene Robinson, seorang pria homoseksual di negara non-Kristen bahkan terjadinya hubungan selibat, yang terjadi sebagai uskup di Gereja Episkopal di Amerika Serikat. Selain itu, penahbisan perempuan, khususnya pada keuskupan, telah berulang kali dipertanyakan oleh para pemimpin Gereja Katolik sebagai hal yang merugikan persatuan umat Kristiani. Walter Kasper, Presiden Dewan Kepausan untuk Mempromosikan Persatuan Umat Kristiani, menyatakannya sebagai berikut: Penahbisan perempuan menjadi uskup "menandakan pelepasan diri dari tradisi apostolik dan hambatan lebih lanjut bagi rekonsiliasi antara Gereja Katolik dan Gereja Inggris." Ia juga tampak lebih kesal terhadap pihak-pihak yang bertikai dalam Anglikanisme: "Ia menggambarkan undang-undang bagi mereka yang menentang pelayanan tertahbis bagi perempuan di Gereja Inggris sebagai 'institusionalisme tak terucapkan' dari 'perpecahan yang sudah ada .'" Pada pembukaan pertemuan bulan Mei 2011, jurnalis Inggris William Oddie menyatakan bahwa kegiatan ARCIC tidak ada gunanya, karena hanya pihak Katolik yang memiliki agenda yang jelas dan menggambarkan semua kegiatan ekumenis mengarah pada jalan buntu. Wakil Ketua ARCIC III menjawab dengan mengatakan bahwa setiap komuni secara resmi berkomitmen untuk melanjutkan tugas suci ini di tingkat tertinggi. Mereka mengacu pada titik temu yang substansial dan mengakui adanya hambatan yang signifikan, namun mereka juga percaya pada kuasa Roh Kudus untuk mendekatkan kedua persekutuan. Lihat juga
Catatan
Referensi
Bacaan lebih lanjut
Pranala luar
|