Majenang, Cilacap
Seluruh wilayah Kadipaten Dayeuhluhur, termasuk Majenang menjadi bagian dari Kabupaten Banyumas, kemudian digabungkan ke wilayah Kabupaten Cilacap pada tahun 1960. Kecamatan ini merupakan jalan utama lintas provinsi antara Jawa Tengah dan Jawa Barat yang menghubungkan antara Cilacap dengan Kota Banjar. Di sepanjang perjalanan melewati Majenang, pemandangan berupa hutan karet dengan medan yang berbukit, sungai dan jalanan landai.[butuh rujukan] GeografiMajenang adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Cilacap yang letaknya paling utara. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Brebes, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Cimanggu, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Cipari, dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Wanareja.[2] Dari tahun ke tahun, ada potensi untuk memisahkan bagian barat Kabupaten Cilacap, termasuk Majenang, untuk membentuk kabupaten baru, yaitu Kabupaten Cilacap Barat.[3][4] Sebagian besar wilayah Majenang adalah pegunungan dan selebihnya dataran, mulai dari ketinggian sekitar 100 meter sampai 1.200 meter di atas permukaan laut.[5] Hampir semua tanahnya subur, baik yang berupa pegunungan maupun dataran. Curah hujan sangat tinggi, pada musim penghujan hampir setiap hari hujan turun, menyebabkan banjir merupakan masalah yang sering dialami tiap tahun. Ada 3 sungai yang cukup deras yaitu: Sungai Cijalu, Sungai Cilopadang, dan Sungai Cileumeuh.[butuh rujukan] Batas Kecamatan
Pembagian wilayahKecamatan Majenang terdiri dari 17 kelurahan / desa, yaitu: DemografiMajenang merupakan daerah "peralihan" Sunda-Jawa. Artinya, di wilayah ini bahasa ibu yang dipakai terdiri dari Bahasa Sunda dan Bahasa Jawa,[6] tapi Bahasa Sunda dan Bahasa Jawa sedikit kasar dibanding Sunda di Jawa Barat atau Jawa di Jawa Tengah sebelah Timur. Sementara untuk agama yang dianut, mayoritas beragama Islam. Data Kementerian Dalam Negeri semester 1 2024 mencatat sebanyak 99,26% penduduk Majenang beragama Islam. Selebihnya beragama Kekristenan yakni 0,72% (Protestan sebanyak 0,44% dan Katolik sebanyak 0,28%). Sebagian kecil lainnya beragama Buddha, Hindu dan Konghucu sebanyak 0,02%.[1] Lapangan UsahaBerdasarkan lapangan usaha yang ada di Majenang, sektor pertanian merupakan yang paling banyak menyerap tenaga kerja, yaitu sebanyak 32.864 orang atau 55,65 persen, diikuti sektor Jasa sebanyak 9.930 orang atau 15,85 persen, kemudian perdagangan rumah makan dan akomodasi sebanyak 7.645 orang atau 12,71 persen, Industri pengolahan menempati urutan ke empat dengan angka 2.791 orang atau 4,51 persen, sektor angkutan dan komunikasi sebanyak 1.975 orang atau 3,01 persen, sektor konstruksi atau bangunan sebanyak 1.648 orang atau 2,36 persen, dan sisanya untuk sektor lainnya yang masih di bawah 10 persen.[7] Referensi
Pranala luar
|