Memoirs of Mr. Hempher, Mata-Mata Inggris ke Timur Tengah
Memoirs of Mr. Hempher, The British Spy to the Middle East or Confessions of a British Spy adalah sebuah dokumen yang diklaim sebagai catatan seorang mata-mata Inggris pada abad 18, Hempher, dalam perannya membantu pembentukan gerakan reformasi Islam Wahabi, sebagai bagian konspirasi merusak agama Islam. Dokumen ini muncul pertama kali pada tahun 1811 dalam bahasa Turki, dalam buku lima jilid Mir'at al-Haramayn karya Ayyub Sabri Pasha (setidaknya satu orang ilmuwan menganggapnya sebagai penulis asli dokumen tersebut). Memoir ini telah dianggap sebagai "apokrif",[1] suatu "pemalsuan", "omong kosong", dan "sebuah variasi Anglofobik (kebencian terhadap Inggris) dari The Protocols of the Elders of Zion". Dokumen ini telah diterjemahkan dan disebar luas, termasuk di internet[2][3][4] dan masih dianggap karya berharga oleh sejumlah orang di Timur Tengah dan sekitarnya. Pada tahun 2002, seorang perwira Irak mengumpulkan buku tersebut dalam "dokumen sangat rahasia".[5][6] IsiDalam buku Mir'at al-Haramayn yang memuat memoir tersebut, seorang mata-mata Inggris bernama Hempher, yang bekerja di awal tahun 1700-an, menceritakan penyamarannya sebagai seorang Muslim dan menyusup ke Kekaisaran Utsmaniyyah dengan tujuan melemahkannya sampai menghancurkan Islam untuk selamanya. Ia mengatakan: “ketika persatuan umat Islam terpecah belah dan rasa kebersamaan di antara mereka melemah, kekuatan mereka akan bubar dan dengan demikian kita akan dengan mudah menghancurkan mereka...Kita, orang Inggris, harus membuat keonaran dan menimbulkan perpecahan di semua koloni agar kita dapat hidup dalam kesejahteraan dan kemewahan." Hempher pada akhirnya bermaksud untuk melemahkan akhlak umat Muslim dengan menganjurkan"khamr dan perzinaan", tetapi langkah pertamanya adalah memunculkan bidah dan fitnah dalam Islam dengan menciptakan Wahabiyah, dengan tujuan untuk mendapatkan kepercayaan umat dengan bersikap ketat secara akhlak di permukaan. Untuk itu, ia mendapatkan "seorang pemuda Irak yang pemarah dan mudah tertipu di Basra bernama Muhammad bin Abdul Wahhab". Hempher menyanjung Ibnu Abdul Wahhab sampai ia berkeinginan mendirikan sektenya sendiri. Menurut Hempher, ia adalah satu dari 5.000 agen Inggris dengan tugas melemahkan umat Muslim, yang kemudian Inggris merencanakan untuk ditingkatkan menjadi 100.000 orang pada akhir abad ke-18. Hempher menulis, "ketika kita mencapai angka ini, kita akan membawa semua Muslim di bawah ayunan kita" dan Islam akan dibuat "ke dalam keadaan menyedihkan yang tidak akan pernah pulih lagi." Seorang peneliti Philippe Bourmaud yakin bahwa Muhammad bin Abdul Wahhab memastikan agar larangan terhadap khamr diterapkan.
AnalisisGeorge Packer menggolongkan Memoirs sebagai "kemungkinan merupakan karya seorang Muslim Sunni yang bermaksud menampilkan Muslim sebagai orang-rang yang terlalu suci dan terlalu lemah untuk dapat mengatur sesuatu yang merusak seperti Wahhabisme".[7] Bernard Haykel dari Harvard 's Olin Institute for Strategic Studies menggambarkan dokumen tersebut sebagai pemalsuan anti-Wahhabi, "kemungkinan dibuat sendiri oleh Ayyub Sabri Pasha". Sabri Pasha, seorang penulis Utsmaniyah, belajar di akademi angkatan laut dan mendapatkan pangkat perwira angkatan laut, dan sempat bertugas di Hijaz dan Yaman. Ia menulis karya sejarah tentang dinasti Saudi dan meninggal pada tahun 1890. Dalam tulisannya Awal dan Penyebaran Wahabiyyah, Ayyub Sabri Pasha menceritakan kisah hubungan Ibnu Abdul Wahhab dengan Hempher dan rencana mereka untuk menciptakan agama baru. DampakSebuah contoh referensi buku kontemporer atau setidaknya teori bahwa Wahhabisme adalah konspirasi Inggris adalah kecaman dari Ayatollah Hussein-Ali Montazeri tahun 1987 terhadap Wahhabi sebagai "sekelompok agen Inggris dari Najd."[8] Lihat juga
Referensi
|