Mie Sedaap
Mie Sedaap adalah merek mi instan yang diproduksi oleh Wings Food (via PT Karunia Alam Segar dan Prakarsa Alam Segar). Produk mi instan ini diluncurkan pada tahun 2003 dan saat ini berada di posisi mi instan terpopuler kedua di Indonesia.[1] Produk ini diklaim sebagai satu-satunya mi instan di pasaran yang memiliki sertifikat ISO 22000.[2] Sejarah dan perkembanganAwal kehadiranMenurut pihak Wings, kehadiran Mie Sedaap dikarenakan para agen / distributor mereka yang menginginkan raja toiletries itu untuk terjun ke bisnis mi instan, dan mereka menyanggupinya.[3] Mie Sedaap diluncurkan ke masyarakat mulai April 2003,[4] dengan awalnya hanya tersedia dengan tiga varian rasa: mi goreng, soto dan ayam bawang. Tiga varian ini ditawarkan dengan kelebihan seperti rasa bumbu yang diklaim lebih gurih, pelengkap tambahan (seperti koya dan bawang renyah), dan tentu saja berbagai promosi.[5] Menurut suatu sumber, dibutuhkan riset selama dua tahun untuk meramu rasa mi instan ini, dan setahun untuk mencari strategi iklannya.[6] Mie Sedaap jika dilihat, warna kemasannya meniru Indomie (seperti warna putih untuk varian mi goreng), dijual dengan harga yang lebih murah[4] (sesuai dengan pasarnya yang menargetkan kelas bawah),[6] namun juga dibundel dengan hadiah: sebuah gelas untuk 5 bungkus. Sebagai perbandingan, Indomie saat itu dibanderol dengan harga mendekati Rp 1.000/bungkus tanpa promosi apapun,[7] sedangkan Mie Sedaap datang dengan harga Rp 700/bungkus[8] ditambah menawarkan hadiah. Tidak hanya itu, sebagai pemain baru, Mie Sedaap melakukan promosi yang masif, baik media cetak, elektronik dan lainnya. Berbagai teknik dilakukan, seperti promosi dengan umbul-umbul dan tes rasa di berbagai tempat, seperti pusat perbelanjaan.[5] Mie Sedap juga sangat masif dalam beriklan: Ketika Indofood di tahun peluncuran Mie Sedaap mengeluarkan uang Rp 5,9 miliar untuk promosi seluruh mi instan produksinya, Wings mengeluarkan Rp 5,6 miliar untuk promosi satu mereknya saja. Tahun berikutnya, Mie Sedaap mengeluarkan biaya iklan Rp 9 miliar[9] dan pada tahun 2005 tercatat sebagai salah satu pemasang iklan makanan terbesar di Indonesia.[10] Selain itu, teknik pemasaran Mie Sedaap juga dibantu oleh Wings yang sudah lama bergerak dalam produk konsumen. Ditemukan bahwa di Indonesia Barat, Mie Sedaap menargetkan ritel modern, sedangkan di Indonesia Timur menawarkan pasar ke pedagang grosir, warung dan lainnya.[11] Untuk permulaan, Mie Sedaap menargetkan dahulu pasar kelas bawah, baru setelah mendapat respon yang baik menyasar kota-kota dan pusat perbelanjaan.[12] Promosi masif tersebut berbuah manis, dengan tercatat keterkenalan produk ini di masyarakat hampir menyamai Indomie dalam beberapa bulan setelah peluncurannya.[13] Dibanding pesaing-pesaing lain yang banyak tergopoh-gopoh ketika melawan Indofood dan Indomie, Mie Sedaap hanya dalam kurang dari setahun setelah peluncurannya mendapat 12% pangsa pasar (sekitar Rp 960 miliar dari pasar mi instan sebesar Rp 8 triliun).[6] Dua tahun kemudian, yaitu pada 2005-2006, Mie Sedaap sudah merebut 15-20% pangsa pasar mi instan.[11] Dari awalnya hanya memiliki pabrik di Jawa Timur (PT Karunia Alam Segar, didirikan pada 11 Desember 1996)[14] berkapasitas 92.000 ton/tahun,[8] kemudian Wings membangun pabrik baru di Bekasi bernama PT Prakarsa Alam Segar yang selanjutnya masing-masing ditujukan produksinya untuk bagian Indonesia Timur dan Barat dengan kapasitas total 202.000 ton/tahun.[15] Konon, sebelum ekspansi pabrik ini, Wings sempat kewalahan memenuhi keinginan konsumen dan hanya bisa memproduksi 10% permintaan saja.[6] Sebagai hasil dari keberhasilan ini, Mie Sedaap pada tahun 2004 sempat memperoleh berbagai penghargaan.[16] Dari awalnya hanya 3 rasa, pada tahun 2007 Mie Sedaap sudah memiliki 6 rasa.[17] Hal ini seiring dengan peluncuran rasa kari ayam pada 2004, sambal goreng pada akhir tahun 2005, dan kaldu ayam pada 2006. Respon IndofoodKonon, peluncuran Mie Sedaap sempat membuat Indomie dan produsennya, Indofood "kebakaran jenggot". Hanya beberapa waktu setelah peluncuran Mie Sedaaap, Indofood meluncurkan tiga merek: Mie Sayaap, Sarimi Ekstra, dan Supermi Sedaaap. Nama Mie Sayaap sendiri dibuat mirip dengan identitas Wings (sayap) dan nama Mie Sedaap dengan target pemasaran di "jantung" Wings (Jawa Timur),[8] sedangkan Supermi Sedaaap memiliki karakteristik yang sama (seperti bawang renyah untuk mi goreng) dan tipografi yang mirip. Untuk Sarimi Ekstra ditawarkan dengan pelengkap yang sama dengan Mie Sedaap. Hanya Supermi Sedaaap yang bertahan kemudian, dengan diklaim bisa "mengelabui" konsumen jika Mie Sedaap habis.[7] Beberapa kalangan juga menilai produk tersebut justru malah menaikkan pamor Mie Sedaap di mata publik.[11] Indofood pada tahun 2004 menaikkan biaya iklannya lebih dari 50%, mencapai Rp 11 miliar pada 2004, dan kemudian mengikuti teknik Mie Sedaap dengan memberi gratis 1 bungkus jika membeli 5 bungkus Indomie, ditambah hadiah gelas dan mangkuk. Pada 2006-2008, Indofood juga meluncurkan 3 produk yang dibuat mirip dengan pelengkap andalan Mie Sedaap: Indomie Goreng Kriuuk 8x, Sarimi Soto Koya, dan Supermi Go (Goreng).[9] Upaya lain juga dilakukan dengan mengubah sistem distribusi Indofood ke pembeli.[11] Indofood kemudian juga dikabarkan meluncurkan sabun colek Bukrim lewat PT Birina Multidaya yang ada di Pasuruan, Jawa Timur (daerah asal Wings) yang diklaim sebagian kalangan ditujukan untuk "menggoyang" bisnis utama Wings, yaitu sabun cuci.[7] Kedua produsen pun bersaing dengan ketat, dengan memanfaatkan berbagai artis papan atas dan medium untuk mengkomunikasikan produknya. Ketika Indofood dengan Indomie misalnya menawarkan varian "kriuuk 8x", Mie Sedaap muncul dengan iklan "kriuk asli".[18] Hingga saat ini, "persaingan" antara Mie Sedaap dan Indomie (terutama rasa) masih sering dibicarakan banyak orang, bahkan menjadi salah satu budaya populer di Indonesia.[5] Perkembangan mutakhirPada tahun 2012, Mie Sedaap tercatat menjual sekitar 1,98 miliar bungkus mi di tahun tersebut, dengan perkiraan keuntungan Rp 2,5-3 miliar.[19] Kini, diperkirakan 14,9-18,9% pangsa pasar mi instan nasional dikuasai oleh Mie Sedaap.[1][20] Tidak hanya itu, nama "Sedaap" kemudian juga digunakan oleh Wings bagi produk lainnya, seperti kecap manis yang telah diedarkan sejak 2008 dan kemudian minyak goreng serta bumbu dapur (yang bersaing dengan Royco Unilever). Belakangan ini, telah diluncurkan aneka varian baru seperti "Mie Sedaap Tasty" (yang bersaing dengan Bakmi Mewah Mayora), varian white curry, soto madura, ayam bakar limau, sate, varian cup, dan lainnya.[21] Sebagai pengembangan bisnis mi miliknya, saat ini Wings juga memiliki beberapa merek mi instan lain, seperti Mie Suksess,[22] So Yumie (produk sejenis Mi Gelas), ditambah Eko Mie (mi telor dan mi berharga terjangkau). Selain dipasarkan di dalam negeri, Mie Sedaap juga diekspor ke lebih dari 30 negara.[23] Di Malaysia, produk ini diedarkan sejak tahun 2007 oleh Gentle Supreme Sdn. Bhd. dengan nama "Mi Sedaap" dan memiliki varian yang hampir sama seperti di Indonesia. Nama "Mi" (bukan "Mie") digunakan agar produk tersebut dapat dibedakan dengan produk impor paralel dari Indonesia oleh importir yang resmi di sana.[24] Produk Mie Sedaap di negara itu cukup berhasil mendapat pasar yang baik.[25] Nama Mie Sedaap juga digunakan di Timor Leste. Sedangkan di negara-negara lain, seperti Myanmar[26] dan negara-negara Afrika,[27] digunakan nama "Mie Sedaap Supreme".[28] Varian rasa
Mie Sedaap tersedia dalam berbagai varian rasa. Untuk varian rasa Mie Sedaap reguler tersedia dalam varian Mie Goreng dengan bawang gurih renyah, Mie Kuah Rasa Ayam Bawang, Mie Kuah Rasa Soto dengan serbuk gurih, Mie Kuah Rasa Kari Ayam dengan serbuk gurih kari, Mie Rasa Sambal Goreng, Mie Kuah Rasa Kari Spesial dengan bumbu kari kental, Mie Kuah Rasa Ayam Spesial, Mie Kuah Rasa Baso Spesial, Mie Goreng Rasa Ayam Krispi, Mie Kuah Rasa White Curry, Mie Kuah Rasa Ayam Bawang Telur, Mie Goreng Rasa Mi Ayam Istimewa, dan Mie Goreng Ala Chef Devina. Mie Sedaap Cup adalah varian Mie Sedaap dalam kemasan cup yang praktis dengan cara diseduh dengan air panas. Untuk varian regulernya tersedia dalam varian Mie Goreng, Mie Kuah Rasa Soto, Mie Kuah Rasa Baso Spesial, Mie Kuah Rasa Kari Spesial, Mie Kuah Rasa Ayam Bawang Telur, dan yang terbaru Mie Kuah Rasa Ayam Nampool. Mie Sedaap Tasty adalah bakmi cepat saji dengan daging asli. Tersedia dalam varian Bakmi Ayam (diproduksi sejak tahun 2018), Bakmi Ayam Geprek Matah (diproduksi sejak tahun 2019), Beef Yakiniku (diproduksi sejak tahun 2021), dan Chicken Teriyaki (diproduksi sejak tahun 2023). Mie Sedaap Selection adalah varian Mie Sedaap dengan bubuk cabe yang bisa diatur dua level pedasnya, yaitu Tuang 1 Pedas Nikmat dan Tuang 2 Pedas Gila. Tersedia dalam varian Korean Spicy Chicken (Mie Goreng Rasa Ayam Pedas Ala Korea, diproduksi sejak tahun 2019), Korean Spicy Soup (Mie Kuah Rasa Ayam Pedas Ala Korea, diproduksi sejak tahun 2020), Singapore Spicy Laksa (Mie Kuah Rasa Laksa Pedas Ala Singapura, diproduksi sejak tahun 2021), dan Korean Cheese Buldak (Mie Goreng Rasa Ayam Pedas Keju, diproduksi sejak tahun 2022). Selain itu, varian Korean Spicy Chicken dan Korean Spicy Soup juga tersedia dalam kemasan Mie Sedaap Cup. Mie Sedaap Nikmat HQQ tersedia dalam varian Mie Goreng Salero Padang (diproduksi sejak tahun 2020), Mie Goreng Ayam Bakar Limau (diproduksi sejak tahun 2021), dan Mie Kuah Rasa Soto Madura (diproduksi sejak tahun 2022). Mie Sedaap Rawit Bingit tersedia dalam varian Rasa Ayam Jerit (tersedia dalam kemasan Mie Sedaap Cup diproduksi sejak tahun 2021, sedangkan dalam kemasan Mie Sedaap reguler diproduksi sejak tahun 2023), Rasa Baso Bleduk (hanya tersedia dalam kemasan Mie Sedaap Cup saja, diproduksi sejak tahun 2022), dan Rasa Kari Mercon (hanya tersedia dalam kemasan Mie Sedaap Cup saja, diproduksi sejak tahun 2024). Mie Sedaap Baked tersedia dalam varian Rasa Mie Goreng dan Mie Kuah Rasa Soto. Varian Baked mengklaim dirinya sebagai mi instan sehat karena rendah bahan penyedap dan tidak digoreng dalam pembuatannya. KontroversiPada tanggal 5 Juli 2022, Mie Sedaap ditolak dari peredaran di Taiwan karena mengandung residu pestisida etilena oksida dalam kadar yang berlebihan. Ada lima jenis produk yang ditolak, antara lain Mie Sedaap Korean Spicy Soup, Kuah Rasa Baso Spesial, Rasa Ayam Bawang Telur, Korean Spicy Chicken, dan Rasa Soto.[29] Pada tanggal 27 September 2022, Mie Sedaap varian Korean Spicy Chicken ditarik dari peredaran di Hong Kong karena diduga mengandung zat pestisida yang sama. Penggunaan etilena oksida dilarang dalam produksi makanan karena zat tersebut dapat memiliki efek mutagenik dan karsinogenik. Penarikan tersebut berlaku untuk produk dengan masa kedaluwarsa 19 Mei 2023.[30] Pada tanggal 6 Oktober 2022, Mie Sedaap varian Korean Spicy Soup dan Korean Spicy Chicken ditarik dari peredaran di Singapura karena mengandung zat pestisida yang sama. Penarikan Mie Sedaap Korean Spicy Soup berlaku untuk produk dengan masa kedaluwarsa 17 Maret 2023. Sementara, penarikan Mie Sedaap Korean Spicy Chicken berlaku untuk produk dengan masa kedaluwarsa 21 Mei 2023.[31] Sebagai respon, pihak Wings Food menyatakan masalah tersebut disebabkan fumigasi cabai bubuk yang menggunakan etilen oksida. Adapun saat ini produk yang diproses dengan teknik tersebut sudah ditarik dari peredaran, dan diganti dengan produk yang cabai bubuknya difumigasi dengan steam sterilization. Pihaknya juga menjamin setiap produk Mie Sedaap diproduksi dengan mengikuti standar nasional dan internasional.[23] Sedangkan menurut pihak BPOM, produk Mie Sedaap yang mengandung etilen oksida juga tidak beredar di Indonesia.[32] Lihat pulaRujukan
Pranala luar
|