Ngayah
Ngayah adalah sebuah kearifan lokal yang ada, tumbuh dan berkembang di Bali. Bahkan budaya ngayah hingga saat ini masih dijalankan dan tidak luntur ditelan zaman. Ngayah merupakan istilah bagi seseorang ataupun kelompok yang bekerja dengan tulus ikhlas tanpa mendapatkan imbalan secara material. Secara internasional konsep ngayah sangat mirip dengan konsep relawan, namun dalam ngayah tetap mengikuti khaidah adat dan aturan sosial yang berada di masyarakat Bali. Ngayah merupakan sebuah kewajiban sosial masyarakat Bali (Suku Bali). Menurut masyarakat Bali, dengan melakukan ngayah mereka sekaligus telah menunaikan kewajiban sosial dan agama Hindu. Ngayah biasa dilakukan dengan gotong royong di banjar (wilayah sejenis Rukun Tetangga) ataupun di tempat suci (Pura). Dalam melaksanakan ngayah, tidak memandang latar belakang pendidikan, pekerjaan, ataupun status sosial. Mereka yang memiliki hati dan niat yang tulus iklas dapat turut serta dalam melaksanakan ngayah.[1] JenisTerdapat tiga jenis kegiatan ngayah yang dikenal di Bali. Pertama, ngayah yang berkaitan dengan loyalitas dan dedikasi dimana keinginan untuk melakukan ngayah merupakan loyalitas (kesetiaan) serta dedikasi (pengorbanan). Kesetiaan yang dilakukan dapat berupa kesetiaan fisik maupun non fisik. Sedangkan pengorbanan yang dilakukan dapat berupa pengorbanan waktu, tenaga, pikiran, maupun uang. Kedua, ngayah yang berkaitan dengan kegiatan sosiokultural. Sosiokultural memiliki makna sosial dan budaya yang ada di masyarakat. Ketiga, ngayah yang berikaitan dengan religius teritorial. Religius teritorial memiliki makna persamaan keyakinan, serta tempah bertumbuhnya suatu kepercayaan. Ngayah berdasarkan religius teritorial dibangun dengan komunikasi, kerjasama, dan gotong royong pada suatu daerah.[2] Referensi |