Pari jawa
Pari jawa (nama ilmiah: Urolophus javanicus) adalah spesies ikan pari dalam famili Urolophidae. Spesies ini hanya diketahui dari satu spesimen ikan betina sepanjang 33 cm (13 inci) yang ditangkap di Jakarta, Indonesia. Ciri ikan ini adalah cakram sirip dada berbentuk lonjong yang lebih panjang dari lebarnya, serta ekor dengan sirip punggung di depan tulang penyengat dan sirip ekornya. Tubuh bagian atasnya berwarna cokelat dengan bintik-bintik yang lebih gelap dan lebih terang. Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) telah memasukkan pari jawa ke dalam kategori punah karena keberadaannya belum pernah dilaporkan lagi sejak ditemukan lebih dari 150 tahun yang lalu dan karena habitatnya mengalami degradasi dan penangkapan ikan besar-besaran. TaksonomiPada bulan Juli 1862, ahli zoologi Jerman Eduard von Martens membeli satu-satunya spesimen ikan pari jawa yang diketahui di sebuah pasar ikan di Jakarta. Ia menggambarkannya sebagai Trygonoptera javanica dalam jurnal ilmiah Monatsberichte der Akademie der Wissenschaft zu Berlin (Laporan Bulanan Akademi Ilmu Pengetahuan, Berlin) pada tahun 1864.[2] Penulis-penulis selanjutnya memindahkan spesies ini ke dalam genus Urolophus.[3] Distribusi dan habitatPari jawa hanya ditemukan di Pulau Jawa, mungkin di sekitar Jakarta. Sebaran, kedalaman, dan preferensi habitatnya tidak diketahui dengan pasti tetapi mungkin sangat terbatas.[1] DeskripsiIkan pari jawa mempunyai cakram sirip dada berbentuk oval yang sedikit lebih panjang daripada lebarnya; tepi depannya agak cembung dan menyatu pada sudut tumpul pada moncongnya. Di dekat kedua matanya terdapat spirakel yang lebih besar dan berbentuk seperti koma. Lubang hidungnya berbentuk seperti bulan sabit dan di antara keduanya terdapat tirai kulit dengan pinggiran posterior yang sangat rapat. Mulutnya berbentuk busur dan berisi tiga papila (struktur seperti puting susu) di dasarnya. Giginya tersusun rapat dengan pola quincunx yang masing-masing berukuran kecil dengan tonjolan melintang di mahkotanya. Lima pasang celah insangnya pendek. Sirip-sirip perutnya hampir berbentuk persegi dengan sudut membulat. Ekornya lebih pendek dari cakram dan memiliki sirip punggung yang menonjol sekitar separuh panjangnya; tepat di belakang sirip punggung terdapat tulang belakang bergerigi yang menyengat. Ekornya berakhir pada sirip ekor berbentuk daun. Kulitnya tidak memiliki dentikel dermal, meskipun terdapat benjolan putih kecil di bagian tengah atas cakram. Spesies ini berwarna cokelat tua pada tubuh bagian atas dengan banyak bintik yang lebih gelap dan lebih terang yang tidak terlalu jelas, sedangkan bagian bawah tubuhnya pucat. Satu-satunya spesimen pari jawa yang diketahui memiliki panjang tubuh 33 cm (13 inci).[2][3] Biologi dan ekologiRiwayat alamiah ikan pari jawa sangat sedikit yang diketahui. Mereka mungkin ovovivipar yang bereproduksi dengan jumlah anak yang sedikit, seperti pada ikan pari lainnya.[1] Interaksi dengan manusiaTidak ada spesimen baru yang muncul sejak pari jawa pertama kali ditemukan lebih dari 150 tahun yang lalu dan kini dianggap punah. Terdapat aktivitas penangkapan ikan yang masif dalam wilayah jelajahnya, serta degradasi habitat karena kedekatannya dengan pusat populasi manusia. Setelah survei intensif, tidak ada individu pari jawa yang ditemukan. Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) lantas mengategorikan spesies ini punah.[4] Referensi
|