Share to:

 

Patrick Vieira

Patrick Vieira
Vieira sebagai pelatih kepala New York City FC pada tahun 2016
Informasi pribadi
Nama lengkap Patrick Vieira[1]
Tanggal lahir 23 Juni 1976 (umur 48))[3]
Tempat lahir Dakar, Senegal
Tinggi 193 cm (6 ft 4 in)[2]
Posisi bermain Gelandang
Informasi klub
Klub saat ini Strasbourg (manajer)
Karier junior
1984–1986 FC Trappes
1986–1991 FC Drouais
1991–1993 Tours
Karier senior*
Tahun Tim Tampil (Gol)
1993–1995 Cannes 49 (2)
1995–1996 AC Milan 2 (0)
1996–2005 Arsenal 279 (29)
2005–2006 Juventus 31 (5)
2006–2010 Inter Milan 67 (6)
2010–2011 Manchester City 28 (3)
Total 486 (50)
Tim nasional
1995–1996 Prancis U-21 7 (0)
1997–2009 Prancis 107 (6)
Kepelatihan
2013–2015 Akademi Manchester City
2016–2018 New York City FC
2018–2020 Nice
2021–2023 Crystal Palace
2023– Strasbourg
* Penampilan dan gol di klub senior hanya dihitung dari liga domestik

Patrick Vieira (lahir 23 Juni 1976) adalah seorang pelatih dan mantan pemain sepak bola profesional Prancis yang kini menjadi manajer klub Ligue 1 Strasbourg.[4] Dia masuk dalam FIFA 100 pesepakbola terhebat yang masih hidup pada tahun 2004.[5]

Sebagai pemain, Vieira biasa bermain pada posisi gelandang dan merupakan anggota skuad tim nasional Prancis saat meraih gelar juara Piala Dunia FIFA 1998, Kejuaraan Eropa UEFA 2000, dan Piala Konfederasi FIFA 2001. Ia juga pernah bermain untuk Cannes, AC Milan, Arsenal, Juventus, Inter Milan, dan Manchester City.

Setelah pensiun sebagai pemain, Vieira memulai karier kepelatihan dengan akademi Manchester City pada 2013. Dua tahun kemudian, ia hengkang untuk menjadi manajer klub MLS New York City FC. Ia kemudian pernah melatih klub Ligue 1 Nice pada 2018 hingga 2020 dan klub Liga Utama Inggris Crystal Palace pada 2021 hingga 2023.[6]

Kehidupan awal

Vieira dilahirkan di Dakar, Senegal. Ibu Patrick Vieira merupakan warga negara Tanjung Verde. Ketika Vieira berusia 8 tahun, orang tuanya pindah ke Prancis. Sehingga Vieira memiliki dua kewarganegaraan, yaitu Prancis dan Senegal.[7]

Ayah Patrick Vieira tidak diketahui keberadaannya. Vieira sendiri mengaku tak pernah mengenal ayahnya. Dalam sebuah wawancara yang diadakan oleh The Guardian, Vieira menyatakan keengganan untuk membahas tentang ayahnya.[butuh rujukan]

Keluarga imigran ini lantas menempati rumah susun di Trappes, di pinggir kota Paris, dekat Versailles. Pada masa-masa itu, kondisi di sekitar kediaman Vieira masih cukup damai. Tak seperti saat ini di mana sering terjadi kekerasan, khususnya yang berbau Sara.

Di sinilah dia mulai mengembangkan bakatnya di sepak bola. Dua musim bersama Cannes (1993-1995), Vieira dilirik AC Milan. Sayang, ia tak berkembang bersama klub raksasa Italia itu dan hanya tampil dalam dua gim pada musim 1995/96.

Namanya mulai melambung sejak direkrut Arsene Wenger pada awal musim 1996/1997. Dunia pun pada akhirnya menjadi saksi terjadinya metamorfosis seorang imigran Afrika.

Dari seorang bocah pendiam yang dibesarkan oleh orang tua tunggal, Vieira menjelma menjadi salah satu gelandang terbaik dunia serta bergelimang gelar bersama Arsenal dan timnas Prancis. Sejak tahun 2000, klub-klub kaya seperti Real Madrid, Juventus, Manchester United mencoba menggaetnya.

Meski kadar kebintangannya semakin tinggi, Vieira tak pernah melupakan akarnya. Bersama mantan pemain Prancis seperti penjaga gawang Bernard Lama dan Jimmy Adjovi Boco mereka berinisiatif mendirikan Diambars Institute (‘Diambars’ dalam dialek Wolof, Senegal, berarti ‘pejuang’), yakni semacam akademi sepak bola modern yang tak hanya melatih anak-anak Afrika menjadi atlet sepak bola, tetapi juga menyediakan kegiatan belajar-mengajar formal di dalam kelas.

Tanggal 24 Mei 2003, Vieira kembali ke negeri leluhurnya untuk pertama kali setelah 18 tahun dalam acara peletakan batu pertama institut tersebut di Saly, Senegal.

Ia berkata:

Identitas Afrikaku terasa makin penting.

Saat meninggalkan Senegal pertama kali agak sukar untuk membiasakan diri dengan Paris. Masih untung bahasanya sama.

“Anda terpaksa meninggalkan semua keluarga, teman, semua yang biasa Anda ketahui, budaya Afrika, dan seluruh jalan hidup Anda. Anda tak tahu hendak ke mana. Tapi, itu membuat kita belajar tentang diri sendiri. Anda belajar untuk menjadi kuat,” kenangnya.

“Penting bagiku untuk kembali berhubungan dengan Senegal, balik ke sana dan memulai sebuah proyek. Ini proyek yang kuimpikan sejak lama. Aku ingin mendarmabaktikan sesuatu buat negeri ini dan menggunakan sepak bola--semua orang suka sepak bola di sana--sebagai cara untuk memberi pendidikan kepada anak-anak. Mereka harus belajar bahwa hanya kerja keras yang dapat menuntun kepada kesuksesan.”, begitu katanya.

Menurut Vieira, pada awalnya ada siswa Diambars yang bahkan tak bisa baca-tulis. “Namun, sekarang sudah ada kemajuan. Mereka dapat membaca buku dan menulis berbagai kisah, sesudah itu berlatih sepak bola,” lanjutnya.

Ia berujar “Kami selalu bilang sangat sulit menjadi pemain sepak bola profesional. Mungkin hanya satu atau dua anak yang benar-benar akan sukses. Di sini pendidikan jadi penting. Kami membayari mereka untuk melanjutkan kuliah di universitas di Eropa. Sesudah itu mereka bisa balik ke Senegal, menjalankan bisnis dan menyongsong masa depan yang lebih cerah,” begitu cetusnya.

Gaya bermain

Dianggap oleh para pakar sebagai salah satu pemain terbaik yang pernah ada di posisinya, Vieira adalah pesepakbola yang lengkap, kuat, ulet dan agresif, dengan atribut fisik, atletik, dan teknis yang luar biasa, yang juga dikenal karena keanggunannya di lapangan ketika berada di posisinya. penguasaan bola. Biasanya ditempatkan sebagai gelandang bertahan, tengah atau box-to-box, ia adalah seorang tekel yang kompeten dan gelandang yang cerdas secara taktis, yang dikenal karena kemampuannya mengantisipasi lawan-lawannya, dan diberkahi dengan keterampilan bola yang baik, distribusi dan visi, yang mana memungkinkan dia untuk memulai permainan menyerang di lini tengah setelah memenangkan kembali penguasaan bola, dia juga unggul di udara dan dikenal karena pergerakannya yang melonjak ke depan dari lini tengah, yang memungkinkan dia berkontribusi pada permainan ofensif timnya. Atribut-atribut ini, selain kecepatan, kekuatan, kemampuan menekan dan staminanya memungkinkan dia untuk menghubungkan pertahanan dengan serangan secara efektif, dan membuatnya mampu bermain di mana saja di lini tengah. Pada tahun 2007, The Times menempatkannya di nomor 33 dalam daftar lima puluh pesepakbola tersulit dalam sejarah. Selain kemampuannya sebagai pesepakbola, ia juga menonjol karena kepemimpinannya sepanjang kariernya.

Statistik karier

Penampilan dan gol berdasarkan klub, musim dan kompetisi
Klub Musim Liga Piala Nasional Piala Liga Kontinental Total
Divisi Tampil Gol Tampil Gol Tampil Gol Tampil Gol Tampil Gol
Cannes 1993–94 Division 1 5 0 1 0 6 0
1994–95 Division 1 31 2 2 1 1 0 4 1 38 4
1995–96 Division 1 13 0 0 0 0 0 4 0 17 0
Total 49 2 3 1 1 0 8 1 61 4
AC Milan 1995–96 Serie A 2 0 1 0 2 0 5 0
Arsenal 1996–97 Premier League 31 2 3 0 3 0 1 0 38 2
1997–98 Premier League 33 2 9 0 2 0 2 0 46 2
1998–99 Premier League 34 3 4 1 1 0 3 0 42 4
1999–2000 Premier League 30 2 2 0 1 0 14 0 47 2
2000–01 Premier League 30 6 6 1 0 0 12 0 48 7
2001–02 Premier League 36 2 7 0 0 0 11 1 54 3
2002–03 Premier League 24 3 5 0 1 0 12 1 42 4
2003–04 Premier League 29 3 5 0 3 0 7 0 44 3
2004–05 Premier League 32 6 6 1 0 0 6 0 44 7
Total 279 29 48 3 11 0 68 2 405 34
Juventus 2005–06 Serie A 31 5 3 0 1 0 7 0 42 5
Inter Milan 2006–07 Serie A 20 1 3 0 1 2 4 1 28 4
2007–08 Serie A 16 3 3 0 1 0 3 0 23 3
2008–09 Serie A 19 1 2 0 3 0 24 1
2009–10 Serie A 12 1 1 0 1 0 2 0 16 1
Total 67 6 9 0 3 2 12 1 91 9
Manchester City 2009–10 Premier League 13 1 1 0 0 0 14 1
2010–11 Premier League 15 2 8 3 1 0 8 0 32 5
Total 28 3 9 3 1 0 8 0 46 6
Total karier 456 45 73 7 17 2 105 4 650 58
  • Di Piala Liga, termasuk Charity Shield dan Supercoppa Italiana[8][9]

Trivia

  • Di AC Milan, ia cuma tampil dalam dua partai sepanjang musim. Namun, begitu diboyong ke Highbury dengan nilai transfer empat juta poundsterling pada 1996, Vieira langsung jadi idola. Di musim berikut ia mengantar The Gunners menjuarai dua gelar: juara liga dan juara Piala FA.
  • Ia bagian dari persyaratan yang diajukan manajer Arsene Wenger. Sebelum resmi menukangi Arsenal, Wenger meminta Vieira diboyong terlebih dulu. Vieira kemudian teken kontrak pada Agustus 1996, sedangkan Wenger sebulan sesudahnya.
  • Termasuk pemain yang paling sering kena kartu dan bahkan pernah diusir dua kali berturut-turut dalam dua partai pembuka musim 2000-01.
  • Kedisiplinannya membaik setelah menggantikan Tony Adams, yang pensiun, sebagai kapten baru pada musim 2002-03. Sayang, pada musim itu ia terkena cedera dan Arsenal pun kehilangan gelar juara. Ia juga absen di final Piala FA kala The Gunners menekuk Southampton 1-0.
  • Di level klub, momen paling gemilang adalah ketika ia selaku kapten Arsenal mengangkat trofi juara di musim 2003/04 dengan rekor tak terkalahkan.
  • Ada dua anggota skuat Prancis pemegang gelar juara dunia 1998 yang berzodiak Cancer dan kebetulan sama-sama pernah menyandang ban kapten: Zinedine Zidane dan Patrick Vieira. Uniknya keduanya memiliki tanggal lahir sama, yakni 23 Juni. Bedanya, Zidane lahir pada tahun 1972 dan berusia empat tahun lebih tua. Oh ya, pendahulu mereka, Jean Tigana, anggota “kuartet ajaib” Les Bleus yang menjuarai Piala Eropa 1984 juga lahir pada 23 Juni 1955.
  • Bukunya, Vieira: My Autobiography, dianggap kurang menceritakan hal-hal pribadi dan terlalu fokus kepada perjalanan kariernya di Arsenal dan timnas. Ada beberapa pernyataan unik dan kontroversial dalam buku terbitan Orion tersebut, termasuk kecamannya kepada Ruud van Nistelrooy dan kekagumannya kepada Manchester United, yang dianggap sebagai klub terbaik Inggris.

Prestasi

AC Milan

Arsenal

Juventus

Inter Milan

Manchester City

Prancis

Individual

Referensi

  1. ^ "Comunicato Ufficiale N. 59" [Official Press Release No. 59] (PDF) (dalam bahasa Italia). Lega Serie A. 15 September 2009. hlm. 4. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2021-07-11. Diakses tanggal 25 Desember 2020. 
  2. ^ "Patrick Vieira" (dalam bahasa Inggris). Arsenal F.C. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 Oktober 2004. Diakses tanggal 2022-09-03. 
  3. ^ "Patrick Vieira". soccerbase.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 Maret 2010. Diakses tanggal 14 Maret 2010. 
  4. ^ "Patrick Vieira nommé entraîneur du Racing Club de Strasbourg Alsace" [Patrick Vieira ditunjuk sebagai pelatih Racing Club de Strasbourg Alsace] (dalam bahasa Prancis). RC Strasbourg Alsace. 2 Juli 2023. Diakses tanggal 3 Juli 2023. 
  5. ^ "The Fifa 100". The Guardian. 4 March 2004. 
  6. ^ "Statement: Patrick Vieira". Crystal Palace F.C. (dalam bahasa Inggris). 17 Maret 2023. Diakses tanggal 18 Maret 2023. 
  7. ^ Bhebhe, E., dkk. (September 2020). Ankomah, Baffour, ed. The Africa Factbook: Busting the Myths (PDF) (dalam bahasa Inggris). Book of African Records & African Union Commission. hlm. 336. ISBN 978-1-77925-413-9. 
  8. ^ "General Information about the player Patrick Vieira" [Informasi umum tentang pemain Patrick Vieira]. National Football Teams (dalam bahasa Inggris). Benjamin Strack-Zimmermann. Diakses tanggal 8 July 2011. 
  9. ^ Patrick Vieira – Century of International Appearances. rsssf.org (16 July 2009). Retrieved on 8 July 2011.

Pranala luar

Jabatan olahraga
Didahului oleh:
Tony Adams
Kapten Arsenal F.C.
2002–2005
Diteruskan oleh:
Thierry Henry
Didahului oleh:
Marcel Desailly
Kapten Prancis
2004–2005
Diteruskan oleh:
Zinedine Zidane
Didahului oleh:
Zinedine Zidane
Kapten Prancis
2006–2008
Diteruskan oleh:
Thierry Henry
Kembali kehalaman sebelumnya