Share to:

 

Pesisir Koromandel

Wilayah administrasi tingkat II India sepanjang Pesisir Koromandel

Pesisir Koromandel adalah nama wilayah pesisir yang terletak di sebelah tenggara Semenanjung India. Kata ini diperkirakan berasal dari frasa Tamil "Chola Mandalam", atau daerah (mandalam) Chola, sebuah dinasti kuno India bagian selatan. Kata ini juga bisa berasal dari "Karai Mandalam" atau wilayah pesisir. Menurut sejarah, Pesisir Karamandel merupakan bagian pesisir yang terletak di sekitar Ujung Koromandel (Kodikkarai), dekat delta Sungai Kaveri, bagian utara dari mulut Sungai Krishna. Saat ini, Pesisir Koromandel merupakan bagian dari negara bagian Tamil Nadu, Andhra Pradesh dan Pondicherry.

Etimologi

Koromondel adalah lafal orang Belanda untuk "Karimanal", sebuah desa di Pulau Sriharikota yang terletak di sebelah utara Pazhavercadu (Danau Pulikat).[1] Pazhavercadu (Pulikat) merupakan permukiman perdana orang Belanda, demikian pula dengan Masulipatnam di Negara Bagian Andhra Pradesh sekarang ini. Ada sebidang tanah pekuburan orang Belanda dari abad ke-7 di Pulikat. Konon kabarnya kapal Belanda pertama kali menyinggahi desa ini untuk mengisi persediaan air minum. Awak kapal menanyakan dan kemudian diberi tahu bahwa nama desa ini adalah Karimanal, tetapi mereka lafalkan menjadi Koromondal.[2]

Negeri wangsa Cola disebut Colamandalam (சோழ மண்டலம்) dalam bahasa Tamil, yang berarti mandala wangsa Cola atau wilayah kekuasaan wangsa Cola. Colamandalam merupakan cikal bakal nama Koromandel dalam bahasa Portugis.[3][4][5][6][7] Koromandel juga mungkin saha berasal dari kata Kurumandalam, yang berarti wilayah kekuasaan bangsa Kuru.[8]

Deskripsi

Pesisir ini merupakan daerah rendah, dan ditandai dengan banyak delta dari beberapa sungai besar, termasuk Kaveri (Cauvery), Palar, Penner, dan Krishna, yang berasal dari daerah pegunungan Ghats Barat dan mengalir melewati Dataran Deccan menuju Teluk Bengal. Dataran aluvial yang terbentuk oleh sungai-sungai ini sangat subur dan baik untuk agrikultur. Pesisir ini juga terkenal dengan pelabuhannya, Pulicat, Chennai (Madras), Sadras, Pondicherry, Karaikal, Cuddalore, Tranquebar, Nagore, dan Nagapattinam, yang memanfaatkan kedekatannya dengan daerah yang kaya akan sumber daya alami dan mineral (seperti daerah Chhattisgarh dan daerah pertambangan Golconda dan Kolar) dan/atau infrastruktur transportasi yang baik. Daerah geografi yang datar membuat daerah ini baik untuk pertumbuhan perkotaan.

Sejarah

Pesisir Koromandel merupakan daerah persaingan antara kekuatan-kekuatan besar Eropa pada abad ke-17 dan ke-18 untuk menguasai perdagangan India. Inggris menduduki wilayah Fort St George (Madras) dan Masulipatnam, Belanda di Pulicat dan Sadras, Prancis di Pondicherry, Karaikal dan Nizampatnam, sedangkan Denmark di Tranquebar, Dansborg.

Akhirnnya, Inggris menang, walaupun Prancis masih bertahan di daerah kecil di Pondicherry dan Karaikal sampai tahun 1954.

Pada 26 Desember 2004, salah satu bencana alam terbesar pada zaman modern, gempa bumi Samudra Hindia, menyerang pesisir barat Sumatra. Gempa bumi dan tsunami itu dilaporkan telah membunuh lebih dari 220.000 orang di daerah sekitar Samudra Hindia. Tsunami itu menghancurkan Pesisir Koromandel, membunuh banyak orang dan menyapu banyak komunitas pesisir.

Selain itu, Koromandel juga terkenal sebagai negara yang pernah menyerang Sriwijaya pada tahun 1025 di bawah pemerintahan Rajendra Chola I.

Sumber dan referensi

  1. ^ Topographic Map of India "66C/7 & 66C/11" oleh Survey of India
  2. ^ "http://www.thehindu.com/thehindu/mag/2003/10/19/stories/2003101900280700.htm"
  3. ^ The Land of the Tamulians and Its Missions, oleh Eduard Raimund Baierlein, James Dunning Baker
  4. ^ South Indian Coins – Hlm. 61 oleh T. Desikachari – Coins, Indic – 1984
  5. ^ Indian History – Halaman 112
  6. ^ Annals of Oriental Research – Halaman 1 oleh Universitas Madras – 1960
  7. ^ The Periplus of the Erythræan Sea oleh Wilfred Harvey Schoff
  8. ^ Edgar Thurston (2011). The Madras Presidency with Mysore, Coorg and the Associated States. Cambridge University Press. hlm. 11. ISBN 978-1-107-60068-3. 
Kembali kehalaman sebelumnya