Plosoklaten, Kediri
Plosoklaten adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Kediri yang terletak di timur. Wilayah Plosoklaten mencakup areal persawahan di bagian barat dan areal perkebunan di timur dengan bagian paling ujung timur merupakan kawasan Gunung Kelud. Wilayah perkebunan di bagian timur sebagian besar dikelola oleh PT Perkebunan Nusantara XII Ngrangkah Pawon dengan tanaman utamanya adalah tebu. Namun juga ada komoditas lain seperti kakao, karet, kopi, cengkih, dan berbagai macam kayu. Di antara lahan perkebunan tersebut banyak perkampungan salah satunya Desa Sepawon yang merupakan desa paling timur dari Plosoklaten dan terdiri dari beberapa dusun yang terpisah.[1][2] Wilayah barat Plosoklaten cukup strategis karena dilewati jalan raya antara dua pusat ekonomi penting di Kediri timur yaitu Kecamatan Pare dan Kecamatan Wates yang juga terhubung hingga Kota Blitar. Plosoklaten dikenal dengan berbagai tempat wisatanya terutama wisata mata air seperti Sumber Ubalan dan Sumber Complang.[3] Tempat terkenal lain adalah Pasar Brenggolo dan Pasar Dermo. Plosoklaten terutama di Dusun Jengkol, Desa Plosokidul terkenal dengan kulinernya yang terbuat dari bekicot seperti krengsengan, kripik, dan sate bekicot.[4] GeografiWilayah Plosoklaten memanjang dari barat ke timur hingga Gunung Kelud. Desa paling timur adalah Sepawon dengan kampung paling ujung sebelum memasuki kawasan hutan adalah Sumberglatik. Desa Sepawon berada di tengah perkebunan tebu milik PTPN XII Ngrangkah Pawon.[5] Selain itu juga terdapat perkampungan terpencil yang berada di antara lahan perkebunan seperti Dusun Simbar Lor dan Simbar Kidul yang hanya terdiri dari 15-25 rumah.[6] Batas wilayah Kecamatan Plosoklaten adalah sebagai berikut:
Daftar desa dan dusunKecamatan Plosoklaten terdiri dari 15 desa. Desa-desa tersebut dibagi menjadi beberapa dusun atau dukuh, yakni sebagai berikut:[5]
Peristiwa bersejarahPlosoklaten dahulu terdapat pabrik gula bernama PG Djengkol yang merupakan saksi sejarah Peristiwa Djengkol tanggal 15 November 1961. Partai Komunis Indonesia (PKI) melalui kelompoknya seperti Barisan Tani Indonesia (BTI) dan Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani) memprovokasi masyarakat terutama petani untuk merebut lahan perkebunan Djengkol dari perusahaan untuk dibagikan ke petani kecil. Selain mengerahkan buruh tani di Dusun Simbar dan Jengkol yang dekat dengan pabrik, BTI juga mengangkut anggotanya dari berbagai daerah di Kediri seperti Papar, Kanigoro, dan Adan-Adan hingga luar kota untuk melakukan aksi besar-besaran. Mereka membangun rumah semi permanen di tengah lahan tebu dan melawan aparat yang datang hingga timbul korban jiwa. Saat ini gubug-gubug tersebut sudah dibongkar hingga tak tersisa.[7][8][9] Tempat terkenal
Referensi
|