Pondok Pesantren Matholi'ul Anwar
ProfilPesantren Matholi’ul Anwar didirikan pada 18 Januari 1914 oleh Kiai Abdul Wahab. Pada saat itu belum terwujud pesantren sebagaimana pengertian pesantren sekarang yaitu ada kiai, tempat ibadah, asrama santri dan sarana belajar, namon baru berupa pengajian-pengajian rutin yang menggunakan rumah kiai sebagai tempatnya. Kiai Abdul Wahab kembali ke Rahmatullah pada 12 Maret 1925. Setelah founding father tersebut meninggal dunia, maka pengajian tersebut dilanjutkan oleh putra-putra menantu dia yaitu Kiai Abdullah, Kiai Rusman dan Kiai Dja’far. Kepengasuhan dia bertiga tersebut berjalan hingga tahun 1935. Adapun semenjak 17 Juli 1935 kepengasuhan pesantren digantikan oleh K.H. Soefyan Abdul Wahab, yang ketika itu dia baru berumur 18 tahun dan sedang giat-giatnya mengenyam ilmu di berbagai pesantren di sekitar kabupaten Lamongan, termasuk di pesantren Langitan. Dalam usia yang masih sangat belia tersebut, dia mengasuh pesantren sekaligus juga mondar mandir menimba ilmu kepada beberapa Kiai dengan pengajian sorogan. Hal ini dapat dipahami bahwa tanggung jawab dia secara pribadi dan sosial sangat besar dan seimbang. Usia 18 tahun untuk memimpin jama’ah pada era dewasa ini tampaknya terlalu muda. Namun kala itu, kharisma dan kepribadian dia sebagai putra Kiai memang layak untuk menyandang derajat tersebut, demikian pula tanggung jawab yang sedemikian besar dalam memimpin ummat harus diiringi dengan kemampuan yang baik dalam penguasaan keilmuan maupun kepemimpinan. Untuk itulah saudara-saudara ipar dia yang lebih tua dan alim memberikan kepercayaan dan tanggung jawab penerusan dan kepengasuhan pesantren kepada dia. Sebagai perwujudan tanggung jawab tersebut, dia menerima amanat dengan niat semata-mata pengabdian dan penghambaan kepada Allah, di samping itu tak henti-hentinya dia terus meningkatkan belajarnya. Semangat mencari ilmu seperti yang dipraktikkan Kiai Soefyan sudah sepatutnya ditiru dan diteladani oleh para santri, pelajar, dan ummat, misalnya kebiasaan Kiai Soefyan yang selalu istiqomah muthola’ah kitab-kitab hingga larut malam. Kebiasaan ini masih dia lakukan hingga sehari menjelang wafat dia. Dia juga selalu terbuka sekaligus selektif terhadap arus informasi. Sikap tawazun, tawassuth, dan i’tidal menjadi bagian dari kepribadian dia. Dia juga mempunyai kebiasaan membaca buku-buku umum atau aktual berikut berlangganan majalah dan koran yang kala itu bagi lingkungan pesantren yang masih dirasa asing. Tidak mengherankan, dengan kebiasaan demikian menjadikan wawasan dia sangat maju dan tidak tertinggal oleh arus informasi yang relevan dengan pengembangan keislaman, kemasyarakatan dan kondisi sosial-politik. Kepribadian dan akhlaq dia juga patut dijadikan sebagi teladan bagi kita. Dia selalu menghargai pendapat orang lain, mendengarkan dua kali lebih banyak daripada berbicara, mengasihi kaum lemah, nada suaranya teduh dan menyejukkan hati bagi orang lain, ketika berceramah tidak menjadikan orang lain tersinggung, mengasihi orang miskin dan menghormati orang kaya. Hal ini tampak dari kebiasaan dia jika diundang oleh seseorang dalam hari dan jam yang hampir bersamaan, yang satu miskin dan yang lain kaya, maka dia datang dulu kepada orang miskin tersebut, baru kemudian kepada orang kaya. Dalam bidang sosial kemasyarakatan dan kepemerintahan, pribadi dia pantas diteladani ummat Islam. Misalnya dalam kesibukan mengajar di madrasah, mengaji di pesantren dan ceramah di tengah-tengah masyarakat, dia masih menyempatkan menjadi Ketua Tanfidziyah NU Karanggeneng, hingga dia pernah mewakili Partai NU duduk sebagai anggota DPRD Tingkat II Lamongan. Demikian juga dalam hal pemerintahan, dia juga pernah menjadi anggota tim P-7 Jawa Timur. Demikian ini didorong oleh motivasi dia untuk mewujudkan fungsi dan posisi pesantren secara maksimal. Pada saat yang sama, berbagai kesibukan dalam urusan masyarakat dan pemerintah tersebut tidak menjadikan pengurangan perhatian dia pada pengembangan pesantren dan lembaga-lembaga yang ada di dalamnya. Semenjak kepengasuhan pesantren dipegang oleh Kiai Soefyan, maka diadakan pengembangan-pengembangan pesantren yang sangat bermakna dan berdampak sampai dewasa ini. Pengembangan dimaksud bukan hanya pengajian level kampung seperti pada masa kepengasuhan sebelumnya, tetapi pengembangan yang menjadikan suatu bibit pesantren menjadi pesantren yang sesungguhnya. Pada masa dia inilah telah lengkap unsur kiai, langgar (mushalla) dan asrama (pondokan), hal ini terjadi pada 1 Januari 1949. Perkembangan ini tentu tidak terlepas dari ilmu, kharisma dan kepribadian dia sebagai sosok pengasuh. Dengan didirikannya pesantren, respon masyarakat sangat positif. Pertumbuhan yang positif itu dapat dilihat, kalau pada awal mula santrinya hanya 3 orang, maka dua tahun berikutnya sudah menjadi 60 orang. Dengan banyaknya murid atau santri tersebut, maka dia mendirikan sekolah formal, yaitu tepatnya pada tahun 1951. Sekolah yang dibuka tersebut adalah Madrasah Ibtida’iyah. Pendirian madrasah tersebut tidak terlepas dari dorongan dan saran para kiai dan pejabat kabupaten Lamongan, misalnya dari K.H. Mustaqim dan Bapak Susminto, seorang Hakim di Lamongan kala itu. Pengembangan demi pengembangan semakin pesat, dan mendapat respon positif dari masyarakat, sehingga santrinya semakin bertambah. Untuk itu perlu disediakan sarana belajar yang memadai pula, bukan hanya pendidikan tingkat dasar (MI), tetapi juga pendidikan formal yang lebih tinggi yaitu Madrasah Tsanawiyah (dahulu MMP) yang didirikan tahun 1959 dan Madrasah Aliyah (dahulu MMA) yang didirikan sepuluh tahun kemudian yakni pada tahun 1969. Dari sini kita dapat mengambil pelajaran, bahwa semangat dia dalam mencerdas-akhlaqkan generasi muda sangat tinggi atau dapat dilihat dari cara dia berpikir yang metampakkan progresifitas ide jauh ke depan. Sebagai salah satu buktinya, semenjak tahun 1979 dia sudah mempunyai ide untuk mendirikan lembaga pendidikan lanjutan pertama dan atas yang bersifat umum (SMP dan SMA), perguruan tinggi, rumah sakit, dan penerbitan. Biar pun pendidikan lembaga umum tersebut belum didirikan hingga dia kembali ke Rahmatullah, tetapi tebaran ide itu masih senantiasa beredar dalam komunitas penerusnya untuk diambil sebagai program pengembangan pesantren pada masa sekarang dan ke depan. Hingga 20 Januari 1983 saat K.H. Soefyan Abdul Wahab pulang ke Rahmatullah, jumlah murid dan santri Pondok Pesantren Matholi’ul Anwar dengan berbagai unit yang ada yaitu Madrasah Banin Banat, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah sudah cukup lumayan yaitu lebih 1250 orang. Namun, tidak berarti bahwa dengan wafatnya dia pengembangan pesantren menjadi stagnan, justru semangat dan cita-cita dia senantiasa dilanjutkan dengan memegang mata rantai penghargaan terhadap tradisi yang ada dengan terus berusaha mengaktualisasikan, inovatif dan akomodatif terhadap perkembangan baru di sekelilingnya. Setelah meninggalnya dia, maka kepemimpinan dilanjutkan oleh K.H. Mahsuli Effendi dan putra-putra menantu dia antara lain Drs. K.H. Masykuri Shodiq, S.H., Drs. K.H. Moh.Taufiq dan Drs. K.H. Saifuddin Zuhri, MA. Selain itu, tentu saja peran dari Ibu Nyai Hj. Masfiyah Soefyan sebagai orang tua yang sangat bijaksana dan pengayom yang baik, serta putri-putri dia yakni Nyai Hj. Shofijah Mahsuli, Nyai Dra. Hj. Zaenab Anwar, Nyai Dra. Hj. Siti Djamilah Masykuri, Nyai Hj. Dra. Siti Aisyah Taufiq, dan Nyai Dra. Hj. Khotimah Suryani Saifuddin juga cukup mewarnai dinamika kepemimpinan yang ada. Hampir tidak ada keputusan penting yang di ambil lembaga ini tanpa melalui izin, restu dan istikharah Ibu Nyai Hj. Masfiyah Soefyan. Pada tahun 2001 formasi kepemimpinan tersebut berubah, yakni ketika dua putra menantu dia Kiai Masykuri dan Kiai Saifuddin dipanggil ke haribaan Yang Maha Kuasa pada hari Selasa tanggal 26 Juni 2001, atau tiga hari sebelum pelaksanaan Haul Kiai Soefyan yang ke XVIII. Pada hari Kamis, 8 Desember 2011 atau 13 Muharram 1433 KH. Mahsuli Effendi menyusul dipanggil oleh Allah SWT. Kemudian pada hari Kamis, 28 Juni 2012 atau 8 Sya’ban 1433 Ibu Nyai Hj. Masfiyah (isteri KH.Soefyan) wafat menghadap Allah SWT. Dengan demikian formasi kepemimpinan Pondok Pesantren Matholi’ul Anwar sekarang dilanjutkan oleh KH. Ahmad Taufiq, dibantu para dzurriyah al maghfur lah yakni Dr. H. Khotib Sholeh, M.Ag., Ahmad Yusufa Anwar, Dr. KH.M. Afif Hasbullah, serta kelima putri KH. Soefyan yaitu Nyai Hj. Shofijah, Nyai Hj. Zaenab, Nyai Hj. Siti Djamilah, Nyai Hj. Siti Aisyah, dan Nyai Hj. Khotimah Suryani. Adapun pendidikan formal yang ada hingga dewasa ini, bukan hanya Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah (sebagaimana ketika Kiai Soefyan wafat). Namun dengan pertolongan dan ridla dari Allah SWT., ide dia untuk mendirikan sekolah umum telah terwujud, yaitu SMP NU berdiri tahun 1985, SMEA NU I berdiri tahun 1986 dan Universitas Islam Darul ‘Ulum (Unisda) berdiri tahun 1989 dengan delapan Fakultas dan delapan belas program studi strata satu dan dua, yaitu Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Bahasa Indonesia, Pendidikan Matematika, Ilmu Hukum, Manajemen, Akuntansi, Agronomi, Teknik Sipil, Teknik Arsitektur, Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Bahasa Arab, Ekonomi Syariah, Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, llmu Politik, Ilmu Pemerintahan, Matematika, Magister Pendidikan Islam, dan Magister Pendidikan. Adapun jumlah santri, siswa dan mahasiswa, hingga dewasa ini sekitar 7.679 orang. Lembaga PendidikanTK Muslimat NU Matholi'ul AnwarTK Muslimat NU dikembangkan untuk membantu para orang tua dalam upaya mendekatkan anak kepada Al Qur’an. Selain itu dimaksudkan menciptakan kondisi bermain yang edukatif, kondusif dan konstruktif, serta membiasakan anak dengan belajar dan bermain secara Islami. Saat ini dipimpin oleh Dra. Muksri Rahayu yang menggantikan Romlah sebagai kepala sekolah sebelumnya. Sarana dan fasilitas Dalam rangka memfasilitasi anak didiknya TK Muslimat NU dilengkapi dengan sarana bermain yang lengkap, pembelajaran audio visual, dan kerjasama dengan Stasiun Radio. Program Pendidikan Program Pendidikan yang dikembangkan di antaranya adalah: menanamkan nilai-nilai tauhid keimanan melalui pengenalan Rukun Iman, Rukun Islam dengan dengan nasyid dan cerita; mengenal adab dan cara ibadah dengan gerakan-gerakan sederhana; mendekatkan anak kepada al Qur’an sehingga mampu melafadzkan dan belajar membacanya; menanamkan kebiasaan untuk selalu berdo’a kepada Allah, sebagai wujud rasa syukur dan menjadikan Allah tempat untuk memohon; membentuk perilaku anak melalui keteladanan Rasulullah, para Nabi, Sahabat dengan kisah-kisah yang disampaikan guru; hafalan al Qur’an; hafalan hadits; hafalan do’a sehari-hari; praktik ibadah; kunjungan edukatif dan mewarnai. MI Tarbiyatul Banin-BanatPada awal pendiriannya, MI Banin Banat dikepala sekolahi oleh K.H. Soefyan Abdul Wahab. Sepeninggal dia, MI Banin dipimpin oleh K.H. Fadlil Marzuqi, sedangkan MI Banat dipimpin K.H. Drs. Masykuri Shodiq, S.H. Pada kelanjutannya sampai sekarang kepala sekolah MI Banin adalah Drs. Nasih Fadlil, sedangkan MI Banat Dra. Hj. Zaenab. Sebagai sekolah dasar Islam di lingkungan pesantren, MI Banin Banat berkomitmen untuk mendidik dan mempersiapkan anak-anak muslimin sebagai generasi yang sejak dini telah mengenal agama dengan baik. Idenya, ketika anak-anak sejak dini telah terbiasa berinteraksi dengan praktik ajaran agama dan juga telah dibiasakan dengan menalar dengan pendekatan ketauhidan, cinta rasul, dan akhlaqul karimah, diharapkan kelak ketika remaja dan dewasa anak-anak dapat terbentengi dari pengaruh-pengaruh negatif yang ditimbulkan dari pergaulan maupun media cetak dan elektronik. Tenaga Pengajar MI Banin Banat dibina oleh tenaga pengajar berkualifikasi sarjana yang kompeten dibidangnya. Dengan metode pembelajaran edutainment yang menarik dan tidak membosankan diharapkan dapat mendorong siswa siswi untuk giat belajar. Sarana Penunjang Pembelajaran Ruang-ruang kelas yang representatif dan dilengkapi dengan alat-alat peraga MIPA serta buku-buku bacaan sebagai teman belajar diharapkan siswa siswi mendapatkan suasana yang nyaman. Beberapa kegiatan seperti drum band, rebana, pramuka dan lain-lain melengkapi sarana yang ada. MTs Putra-Putri SimoMts. Putra-putri Simo ini pada awalnya pendiriannya dipimpin oleh K.H. Soefyan Abdul Wahab, kemudian dilanjutkan oleh K.H. Drs. Masykuri Shodiq, S.H., dan saat ini kepala sekolahnya adalah Drs. K.H. Ahmad Taufiq. MTs Putra Putri ini tetap mempertahankan citra sebagai sekolah yang berada di lingkungan pesantren, yaitu dengan mempelajari kitab kuning dan praktik amaliah ibadah. Namun, Madrasah ini juga memberikan perhatian yang cukup pada bidang pelajaran umum. Kelas Unggulan Kelas unggulan terdiri siswa siswi yang berbakat dengan proyeksi sebagai kader bangsa berkualitas pada masa depan. Metode pengajarannya adalah dengan menarnbah jam-jam pelajaran secara spesifik dan rnengarah kepada penumbuhan kreativitas siswa. Tenaga Pengajar Tenaga pengajar MTs. Putra-putri Simo terdiri dari sarjana dan magister bidang pendidikan yang expert dalam bidangnya. Pelajaran agama diajarkan oleh para kiai dan pelajaran umum diajarkan oleh para sarjana dan master di bidangnya. Sarana Penunjang Pembelajaran Sebagai upaya meningkatkan kualitas siswanya, maka sekolah ini dilengkapi dengan: laboratorium MIPA, laboratorium komputer berfasilitas LAN, laboratorium bahasa, VCD pembelajaran, sarana olahraga dan seni, dan perpustakaan dengan buku yang sangat memadai dan menjangkau untuk seluruh siswa.MTs. Putra Putri SMP NU 1 KaranggenengSMP-NU didirikan oleh K.H. Drs. Masykuri Shodiq, S.H. pada tahun 1985, menjadikan SMP NU sebagai sekolah umum pertama di Lamongan yang berlogo NU. Pada awalnya kepala sekolah dijabat oleh K.H. Drs. Masykuri Shodiq, S.H., setelah itu dipimpin oleh Drs. Masmuin, M.A. kemudian sampai saat ini dipimpin oleh Dra. Khotimah Suryani., M.Ag. Sebagai sekolah dengan label NU, sekolah ini jelas mengemban nilai dasar asasi Ahlussunnah Wal Jama’ah, pada sisi lain sebagai sekolah umum di lingkungan pesantren maka SMP NU sangat erat dan tidak dapat melepaskan diri keilmuan kitab kuning dan amalan Islam para salafussholeh. Sebagai sekolah berbasis umurn diharapkan muncul ilmuwan dan praktisi unggul pada masa depan. Ø Muatan Lokal Sebagai sekolah umum dengan ciri Nahdlatul Ulama maka SMP NU membekali siswa siswinya dengan dasar kitab kuning, membaca al-Qur’an dan tuntunan praktik amaliah ibadah secara praktis ala ahlussunnah wal jama’ah seperti istighatsah, tahlil, ziarah kubur dan lain-lain. Ø Tenaga Pengajar Guru-guru yang membina SMP NU terdiri dari sarjana dan master yang kompeten dan berdedikasi baik di bidangnya. Mereka berasal dari berbagai perguruan tinggi ternama di Jawa Timur. Ø Sarana Penunjang Pembelajaran Sebagai sekolah yang berbasis umum dan pesantren, maka SMP NU dilengkapi dengan beberapa laboratorium, yaitu: laboratorium MIPA, laboratorium komputer, koperasi sekolah, radio sekolah, sarana oleh raga, musholla untuk praktik ibadah dan perpustakaan. SMK NU 1 KaranggenengSMK NU 1 (dahulu SMEA NU 1) Simo, didirikan pada tahun 1986 oleh Drs. K.H. Masykuri Shodiq, S.H. menjadikannya sebagai SMK dengan label NU pertama di Lamongan. Dikepalasekolahi secara berurutan oleh Drs. Endro Suprapto, Drs. H. Tsalits Fahami, Drs. H. Miftahul Huda, S.H., M.M., M. Hafidh Nashrullah, SE., dan saat ini dipimpin oleh Mohammad Fatihun Naim Zaki, M.Pd., Sebagai SMK NU pioneer di Kabupaten Lamongan, SMK selalu berbenah meningkatkan citra dan kualitas dirinya. Hal itu ditunjukan dengan adanya pengembangan baik sarana fisik maupun model pembelajarannya. Sebagai sekolah berbasis profesi maka SMK terus giat untuk membekali para siswanya dengan keilmuan praktis, skill, dan kecakapan dalam rangka mempersiapkan generasi masa depan yang berkualitas dan sejahtera dengan tidak membiarkan anak bangsa menjadi penganggur terdidik. Citra identitas NU senantiasa dikedepankan, yakni dengan tidak meninggalkan nilai-nilai dasar agama bagi siswanya yaitu kemampuan baca al-Qur’an, ibadah praktis dan tempaan keagamaan lainnya. Ø Jurusan dan Tenaga Pengajar Sebagai sekolah kejuruan yang berorientasi mempersiapkan sumberdaya siap pakai, maka perlu di dukung oleh tenaga pengajar yang memiliki kapasitas dan kapabilitas praktis di bidangnya. Untuk itu, tenaga pengajarnya terdiri dari para praktisi professional dan sarjana maupun master yang ekspert dalam bidangnya. Sedangkan jurusan yang dikembangkan sampai sekarang adalah jurusan Teknik Kendaraan Ringan (TKR), Teknik Sepeda Motor (TSM), Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ), Desain Komunikasi Visual (DKV), Akuntansi (Ak), Layanan Perbankan (LPb), dan Bisnis Daring (BD). Ø Proyeksi Lulusan Sebagai sekolah kejuruan, maka SMK NU 1 memproyeksi lulusannya untuk dapat masuk dunia kerja. Adapun jaringan kerjanya ialah dengan sektor formal dan informal, baik perusahaan yang bersekala regional, nasional maupun internasional seperti PT. Gudang Garam, Maspion, Sampoerna, Coca Cola, Sonni, Axioo, Yamaha dan lain-lain. Ø Sarana Penunjang Pembelajaran Untuk mendukung kualitas lulusan yang handal dan profesional, maka disediakan laboratorium KKPI dan jaringan LAN terkoneksi internet, hotspot, laboratorium produktif TKJ, laboratorium program keahlian, mesin cash register, dan laboratorium mengetik. Di samping itu untuk unit produksi dilengkapi pula dengan kursus akuntansi, bahasa Inggris, servis komputer dan pemasangan LAN dan lain-lain. Menyadari eksistensinya sebagai MA generasi awal di Lamongan, MA Matholi’ul Anwar (Mawar) selalu memproyeksikan dirinya untuk berada di garis depan. Untuk itu dua citra MA Mawar yakni sebagai madrasah salafi dengan kajian kitab kuning dan khazanah keilmuan Islam klasik, dan madrasah umum dengan kualifikasi penerimaan alumninya di jalur SNMPTN baik undangan maupun tulis, menjadikan MA Mawar senantisa menempa para siswa siswinya untuk kompeten di bidang jurusannya, tentu semuanya dengan basis keagamaan salaf yang kuat. Pada awal didirikannya, MA Mawar dikomandoi langsung oleh K.H. Soefyan Abdul Wahab, kemudian dilanjutkan oleh KH Mahsuli Effendi dan sejak tahun 2011 sepeninggal dia digantikan oleh menantunya Drs. Khotib Sholeh hingga saat ini. Ø Jurusan dan Tenaga Pengajar Untuk mengantisipasi masa depan dan menyediakan banyak pilihan bagi siswa, maka MA Mawar menyediakan 3 jurusan yaitu IPA, IPS dan Madrasah Aliyah Keagamaan (MAK), dengan diajar oleh sarjana yang berkualitas di bidangnya. Selain 3 jurusan tersebut, MA Mawar membuka program yang sangat prospektif pada masa datang, yakni program unggulan, program ketrampilan kerja dan program penguasaan bahasa asing Arab-Inggris, berikut komputer. Ø Sarana Penunjang Pembelajaran MA Mawar sebagai rnadrasah umum, untuk menuju keandalan dan keunggulan siswanya dilengkapi dengan fasilitas penunjang, yaitu: laboratorium komputer dan bahasa dengan sistem jaringan, laboratorium MIPA, perpustakaan, sarana praktik tata boga-busana, pertukangan, dan elektro ketrampilan, sarana olahraga, koneksi internet, dan beragam aktivitas yang mengembangkan kreativitas siswa. Ø Kelas Akselerasi Data menunjukkan bahwa sekitar 20 persen siswa SD/MI dan SMP/MTs di beberapa provinsi memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa (Cerdas Istimewa+Bakat Istimewa/CI+BI) namun belum mendapat pelayanan yang sesuai dan proporsional untuk mengoptimalkan kemampuannya. Hal ini memotifasi MA Mawar untuk mengembangkan kelas akselerasi. Kelas akselerasi diharapkan menjadi alternatif bagi siswa yang memiliki kemampuan dan kecerdasan di atas rata rata. Ini dilakukan untuk mengimbangi kekurangan yang terdapat pada kelas klasikal yang bersifat massal. Melalui program ini peserta didik yang mempunyai kualifikasi CI+BI mendapat kesempatan untuk mengaktualisasikan dan mengoptimalkan kemampuannya sehingga proses pembelajarannya bisa diselesaikan dengan alokasi waktu yang lebih cepat (2 tahun) dengan hasil yang memuaskan. Ø Prestasi MA Mawar mempunyai banyak prestasi, tidak hanya tingkat kabupaten dan provinsi, tetapi sudah sering kali memperoleh prestasi nasional. Beberapa lulusannya banyak diterima pada berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta terbaik di Indonesia maupun luar negeri. Untuk informasi lebih lanjut tentang prestasi MA Mawar silakan MAsuk Ke Menu Prestasi di Sitrus Resmi MA Matholi'ul Anwar. Unisda didirikan tahun 1989, menjadikan Unisda sebagai universitas pertama di Lamongan. Sebagai universitas yang diinspiratori dan lahir di tengah-tengah pesantren, maka Unisda sadar akan misinya sebagai Center of Excellent (pusat keunggulan) bagi umat, bangsa dan negara. Konsekuensi dari kesadaran tersebut, Unisda selalu berusaha meningkatkan kualitas dan mutunya di berbagai bidang, misalnya pemenuhan sarana dan prasarana yang berkualitas, tenaga edukatif dan perpustakaan yang kapabel dan laboratorium yang memadai. Tidak cukup itu, Unisda juga merupakan perguruan tinggi pertama di Lamongan yang terakreditasi, dan sampai saat ini adalah satu-satunya perguruan tinggi Lamongan yang 90 persen program studinya terakreditasi. Dengan konsep pengembangan mutu yang secara terus menerus dilakukan, diharapkan dapat menghasilkan kualitas sumberdaya manusia yang ahli dalam bidang dan profesinya. Didirikan oleh salah satu menantu K.H. Soefyan Abdul Wahab, yakni K.H. Masykuri Shodiq sekaligus sebagai rektor yang pertama. Sepeninggal dia saat ini tampuk kepemimpinan dilanjutkan oleh salah satu cucu K.H. Soefyan Abdul Wahab yakni Dr. KH.M. Afif Hasbullah, S.H., S.Ag., M.Hum, kemudian digantikan Dr Ainul Masruroh, dan pada periode 2022-2026 dijabat oleh Muhammad Hafidh Nashrullah, SE., MM. Ø Staf Pengajar Sebagai universitas leader di barat Surabaya, Unisda terus meningkatkan kualitas dan profesionalisme dosen-dosennya. Setiap tahun selalu mengirimkan beberapa dosennya untuk mengikuti program Master dan Doktor. Untuk itu, dewasa ini dosen Unisda telah banyak yang bergelar magister, bahkan dalam jangka dekat akan lulus beberapa dosen yang bergelar doktor. Dan sini Unisda berbenah untuk bergerak cepat mengejar kualitas seluruh civitas akademiknya. Ø Prestasi Dalam rangka menjadikan Unisda sebagaimana visinya yakni sebagai Islamic University With Global Vision, mengharuskan Unisda untuk tidak hanya menjadi yang terbaik pada level regional, tetapi setahap demi setahap harus membiasakan diri dengan berkompetisi baik regional maupun nasional. Beberapa prestasi nasional telah diraih oleh Unisda Lamongan dalam beberapa tahun terakhir di antaranya adalah: Salah satu dari 44 perguruan tinggi terbaik nasional (negeri dan swasta) versi PHK-Institusi (tahun 2007); Salah satu pemenang kompetisi perguruan tinggi LPTK nasional versi PHK LPTK (tahun 2007); penerima penghargaan sebagai PTS berprestasi dari Kopertis VII Jawa Timur (tahun 2008); dan beberapa prestasi nasional lainnya. Ø Sarana Penunjang Pembelajaran Dalam rangka mengawal kualitas dan mutu, Unisda melengkapi berbagai sarana yang menunjang aktivitas belajar, yakni: gedung yang sangat representatif, lokasi yang luas untuk berbagai kegiatan mahasiswa, geografis kampus yang strategis di jantung kabupaten Lamongan, berbagai unit kegiatan kemahasiswaan, berbagai beasiswa, berbagai laboratorium yang beberapa di antaranya merupakan satu-satunya di eks karesidenan Bojonegoro. Ø Program Studi dan Keunggulan Kompetitif Unisda memiliki delapan fakultas dan dua prodi pascasarjana, yaitu: Fakultas Hukum (Status Terakreditasi BAN PT): Prodi Ilmu Hukum. Fakultas Ekonomi (Status Terakreditasi BAN PT): Prodi Manajemen dan Akuntansi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (Status Terakreditasi BAN PT): Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Matematika, dan Pendidikan Bahasa Indonesia. Fakultas Agama Islam (Status Terakreditasi BAN PT): Prodi Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Bahasa Arab, Ekonomi Syariah, Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Pertanian (Status Terakreditasi BAN PT): Prodi Agronomi. Fakultas MIPA (Status Izin Penyelenggaraan Dikti): Prodi Matematika. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Status Izin Penyelenggaraan Dikti): Prodi Ilmu Politik dan Ilmu Pemerintahan. Fakultas Teknik (Status Terakreditasi BAN PT): Prodi Arsitektur dan Sipil. Magister Pendidikan Islam (M.Ag.) Magister Pendidikan (M.Pd.) Pada masing-masing jurusan mempunyai proyeksi keunggulan kompetitif dan komparatif sehingga diharapkan lulusan Unisda mempunyai kekhasan dan keunggulan apabila disandingkan dengan perguruan tinggi maju lainnya. |