Red adalah album studio keempat karya penyanyi-penulis lagu asal Amerika Serikat, Taylor Swift. Album ini dirilis pada 22 Oktober 2012 oleh Big Machine Records. Judulnya merujuk kepada emosi "merah" yang riuh yang dialami Swift dalam pengonsepan album ini; lagu-lagunya mendiskusikan perasaan-perasaan yang rumit dan bertentangan sebagai akibat dari romansa yang memudar.
Album ini menempati puncak Billboard 200 AS selama tujuh minggu, menjadikan Swift artis wanita pertama, dan artis kedua sejak the Beatles, untuk memiliki tiga album konsekutif untuk menempati nomor satu tangga album tersebut selama setidaknya enam minggu. Album tersebut memuncaki tangga album Australia, Britania Raya, Kanada, dan Selandia Baru. Red telah disertifikasi tujuh kali platinum oleh Asosiasi Industri Rekaman Amerika Serikat (RIAA) dan telah menerima sertifikasi multiplatinum di negara-negara lainnya. Album ini menerima nominasi untuk Album Terbaik Tahun Ini di Penghargaan Asosiasi Musik Country 2013, serta Album Terbaik Tahun ini dan Album Country Terbaik di Penghargaan Grammy 2014. Swift mempromosikan album tersebut dengan the Red Tour, tur konser country tersukses sepanjang masa, meraup pendapatan sebesar $150 juta.
Penulisan lagu Swift dalam Red diterima dengan positif oleh para kritikus, tetapi jangkauan soniknya membelah pendapat mereka; keragaman bunyi di dalamnya memperoleh pujian, sementara inkonsistensi dalam album tersebut dikritik. Dalam ulasan-ulasan retrospeksi, berbagai kritikus telah mengklaim Red sebagai karya terbaik Swift dan sebuah rekaman transisi yang menjembatani landasan country sang penyanyi menuju pop arus utama. Album tersebut hadir dalam beberapa daftar album terbaik dari dekade 2010-an, dan ditempatkan di nomor 99 dari revisi 2020 500 Album Terbaik Sepanjang Masa majalah Rolling Stone. Menyusul perselisihan terkait kepemilikan masternya, sebuah rekaman ulang dari album ini, berjudul Red (Taylor's Version), dirilis pada tahun 2021.
Latar belakang
Penyanyi-penulis lagu Taylor Swift merilis album studio ketiganya, Speak Now, pada bulan Oktober 2010. Rolling Stone menyatakan pada tahun 2020 bahwa Swift menulis musik dari Speak Now seorang diri untuk membuktikan kemampuannya kepada para kritikus;[2] Swift sendiri mengatakan bahwa itu terjadi secara tidak sengaja, dengan ia menulis lagu di pagi hari dan sedang tidak bersama penulis lainnya sebelum menyelesaikan lagu-lagu tersebut.[3]Speak Now, diproduksi oleh Swift bersama kolaborator lamanya, Nathan Chapman, mengembangkan karakteristik bunyi country pop sang penyanyi dengan elemen pop ramah-radio, yang terdengar jelas dalam album pendahulunya, Fearless (2008).[4]Speak Now berisi berbagai gaya musik rok, termasuk pop rok dan bluegrass.[5] Album tersebut merupakan album digital oleh seorang artis wanita dengan penjualan tercepat di Amerika Serikat, dengan 278.000 unduhan dalam seminggu, memberikan Swift sebuah entri di Guinness World Records 2010.[6] Di Penghargaan Grammy ke-54 pada tahun 2012, Speak Now dinominasikan untuk Album Country Terbaik, dan singelnya, "Mean", memenangkan Lagu Country Terbaik dan Penampilan Solo Country Terbaik.[7]
Perekaman dan produksi
Setelah perilisan Speak Now, Swift berencana untuk terus berkolaborasi dengan Chapman untuk album selanjutnya.[8] 25 lagu telah ia tulis sejak Oktober 2011.[9] Eksekutif di label Swift, Big Machine, mengucapkan selamat kepadanya setelah menyelesaikan album tersebut dalam setahun. Swift mengatakan bahwa ia telah mengulangi proses penulisan lagu yang sama dengan yang digunakan untuk Speak Now, yang melemahkan kreativitasnya. Ia kemudian meminta untuk berkolaborasi dengan Chapman dan produser lainnya untuk menjelajah keluar dari zona nyamannya menulis lagu sendirian.[10] Selagi Speak Now merupakan pernyataan Swift sebagai seorang penulis lagu, ia membayangkan album keempatnya sebagai sebuah pernyataan tentang keingintahuannya.[2] Ia mengerjakan ulang album barunya saat mengadakan Speak Now World Tour.[11]
Swift, bertujuan untuk mencoba sebanyak-banyaknya gaya musik, memutuskan bahwa album keempatnya tidak akan berisi satu genre yang koheren.[10] Untuk mencapainya, ia merekrut beberapa musisi yang ia kagumi karyanya, berharap bisa belajar dari mereka.[11] Walaupun Swift menginginkan untuk mencoba berbagai gaya musik, ia memprioritaskan liriknya di atas produksinya dan bergerak untuk mengekspresikan emosi yang ia alami, seperti yang ia lakukan dalam lagu-lagunya dahulu. Penulisan lagu-lagu dalam album ini dimulai dengan menentukan sebuah emosi dengan sebuah lagu, dan produksi akan mengikuti.[12] Proses penulisan lagunya akan diawali dengan Swift menyampaikan perasaan yang sedang ia lalui kepada penulis lainnya, lalu memainkan sebuah demo kasar dengan gitarnya, dan kemudian meminta ide mereka tentang bagaimana cara untuk membawakan cerita tersebut dengan lebih baik.[8] Produksi tiap lagu menyerupai emosi yang ditunjukkan oleh lagu tersebut, menghasilkan campuran gaya yang eklektik.[10]
Lagu pertama yang ditulis untuk album ini ialah "All Too Well", yang Swift mulai tulis pada Februari 2011 dalam sebuah latihan dari tur Speak Now. Setelah baru-baru ini mengakhiri sebuah hubungan, Swift mulai mengimprovisasi lirik yang ia tulis mengenai patah hati dengan sebuah riff gitar empat-akor, band turnya kemudian secara spontan mulai memainkan instrumen latar.[2] Salah satu poin penting dari sebuah sesi rekaman bersama Chapman adalah perekaman lagu "Red", di mana kreativitas sang penyanyi mulai "berkelana ke tempat manapun yang bisa [ia] kunjungi".[8] Presiden Big Machine, Scott Borchetta, mendengar produksi awal Chapman untuk lagu tersebut, dan menyarankan bunyi yang lebih pop. Setelah beberapa percobaan yang gagal untuk mendapat bunyi yang diinginkan, Swift meminta Borchetta untuk merekrut produser asal Swedia, Max Martin,[13] yang kemampuannya untuk dengan mudah "mendaratkan sebuah korus", menarik perhatian Swift.[8] Martin dan kolaboratornya, Shellback, memproduksi lagu-lagu "22", "I Knew You Were Trouble", dan "We Are Never Ever Getting Back Together", yang semuanya berisikan penyintesis dan produksi elektronik khas duo tersebut.[13] Versi akhir dari "Red" diproduksi oleh Swift, Chapman, dan Dann Huff.[1] Huff, yang telah memproduksi beberapa lagu untuk artis-artis country,[11] juga bekerja sama dengan Swift dan Chapman pada lagu-lagu "Begin Again" dan "Starlight".[1]
Satu lagi kolaborator baru yang hadir dalam album ini adalah Jeff Bhasker, yang produksinya dalam lagu "We Are Young" karya grup indie Fun, menarik perhatian Swift dengan instrumentasi drumnya.[10][14] Bhasker memproduksi dua lagu: "Holy Ground" dan "The Lucky One".[1] Swift bekerja sama dengan Butch Walker dalam lagu "Everything Has Changed", sebuah duet bersama penyanyi asal Inggris Ed Sheeran.[11] Ia mengagumi cara Walker "membuat musik yang organik namun emosional".[10] "Treacherous" diproduksi oleh Dan Wilson, yang karyanya dengan grup musiknya, Semisonic, menginspirasi Swift.[11][14] Ia juga mengerahkan musisi-musisi Gary Lightbody dan Jacknife Lee dari grup musik Irlandia-Skotlandia Snow Patrol, mengatakan "mereka bisa saja menamparmu ketika mereka sedang bernyanyi tentang kehilangan atau rindu".[8] Lee memproduksi "The Last Time", sebuah duet antara Swift dan Lightbody.[11] Swift menulis lebih dari 30 album untuk album ini, 16 di antaranya kemudian menjadi versi akhir edisi standar Red.[15] Dari 16 lagu tersebut, Swift menulis sepuluh di antaranya sendirian.[14]
Musik dan lirik
Komposisi
Versi akhir dari Red adalah sebuah rekaman yang menjangkau beberapa genre, meninggalkan bunyi country-pop yang mendominasi album-album Swift sebelumnya.[2][16] Ia menyebut gaya musiknya yang beragam sebagai sebuah "metafora untuk bagaimana berantakannya sebuah patah hati yang nyata".[2] Pendapat para kritikus mengenai genre yang terbaik menggambarkan terbelah. J. English, menulis untuk NPR, menyatakan bahwa pengaruh dalam album ini menjangkau bunyi country Swift hingga genre-genre baru seperti pop dansa, dubstep, dan Britrock.[16] Ulasan Jon Dolan untuk album ini muncul pada kolom country Rolling Stone,[17] sementara Stephen Thomas Erlewine dari AllMusic menyebutnya sebuah album pop tanpa adanya sedikit pun jejak country.[18] Dalam ulasan lainnya, Billboard memandang Red sebagai sebuah album crossover yang mengingatkan akan album 2002 karya penyanyi-penulis lagu asal Kanada Shania Twain, Up!.[19]
Paruh pertama Red berisi lagu-lagu country dan pop yang saling terkait satu sama lain.[19][20] Beberapa lagu yang digambarkan para kritikus sebagai pop murni adalah "I Knew You Were Trouble", "22", dan "We Are Never Ever Getting Back Together".[note 1] Profesor musik James E. Perone merasa beberapa lagu, seperti "State of Grace" dan "Holy Ground", mengingatkan akan gaya arena rock 1980-an, mengembangkan gaya musik rok dari Speak Now.[21]:46–49 Lagu Lainnya, seperti "I Almost Do", "Stay Stay Stay", "Stay Beautiful Tragic",[16][22] dan "Begin Again", mengingatkan akan bunyi country dari lagu-lagu Swift dahulu.[21]:52Consequence mengatakan bahwa Red memadukan balada-balada country dengan lagu-lagu dubstep dan pop, menggambarkan "kekacauan akibat putus cinta yang nyata dan beranjak dewasa."[23]
Lirik dan tema
Sementara musik album ini meninggalkan akar country Swift, kemampuannya menyampaikan cerita, yang dikembangkan oleh latar belakang country sang penyanyi, tetap utuh dalam penulisan lagunya.[16][24] Judul album ini merujuk pada apa yang dikatakan Swift sebagai emosi "merah" yang riuh yang dibangkitkan oleh hubungan romantis tak sehat yang dijalaninya selama tahap pengonsepan album ini. Ia menggambarkan emosi-emosi tersebut, "cinta yang intens, frustrasi, kecemburuan, kebingungan yang intens", sebagai perasaan yang ekstrem di mana "tidak ada apapun di antaranya. Tak ada yang krem mengenai emosi-emosi tersebut."[25] Liriknya mendiskusikan perasaan-perasaan tersebut, mendeskripsikan suatu jangkauan intensitas emosional.[26] Brad Nelson dari Pitchfork menyimpulkan tema album ini sebagai kehilangan, dari hilangnya hubungan hingga hilangnya persahabatan antara Swift dan bunyi country-nya dahulu; hal ini dicerminkan pada sampul album ini, di mana Swift terlihat menunduk dengan separuh wajahnya terbayangi oleh pinggiran topi yang dikenakannya.[27] Para kritikus mencatat kemiripan sampul tersebut dengan sampul album 1971 penyanyi-penulis lagu asal Kanada Joni Mitchell, Blue,[27][28] yang menginspirasi penulisan lagu Swift dalam Red.[29]
Dibandingkan dengan narasi fantasi dengan akhir bahagia dari lagu-lagu Swift sebelumnya, Red menyadari kenyataan yang gelisah di mana hubungan yang terlihat paling kokoh bisa berakhir menyakitkan.[27] Dalam catatan album ini, Swift mengutip sebuah baris dari koleksi puisi Pablo Neruda, Tonight I Can Write (The Saddest Lines), "Cinta sangatlah singkat, melupakan sangatlah lama," yang menentukan nada dari album ini.[30] Para kritikus mengobservasi pertanda kedewasaan dalam perspektif Swift dan tema-tema lainnya dalam album ini, yang menjangkau optimisme naif hingga keraguan mengenai citra seseorang di mata orang lain serta tekanan dari ketenaran.[16][18] Tema sex, sesuatu yang absen dalam musik Swift pada awal kariernya, juga disinggung dalam Red, bertepatan dengan Swift tumbuh keluar dari citra publiknya sebagai kekasih yang polos.[16][note 2] Menulis untuk The A.V. Club, Michael Gallucci mengakui lagu-lagu dalam Red menampilkan observasi yang lebih mendalam, tetapi tidak mengapresiasi bagaimana mereka menjelekkan mantan-mantan Swift.[31] Sementara itu, J. English dari NPR mencatat album ini menggambarkan Swift pada saat-saat paling rentan dan dewasa sang penyanyi, mengakui keberanjakan dewasanya dengan "nada yang sedu dan reflektif".[16]Billboard juga mencatat pelukisan kedewasaan melalui kerentanan dalam album ini, mengatakan Swift "dengan efektif meletakkan kehidupan emosionalnya dalam kompleksitasnya yang berantakan".[26]
Dianggap oleh para kritikus sebagai perubahan sonik Swift yang paling signifikan dalam album ini, "I Knew You Were Trouble" dimulai dengan produksi pop rok sebelum naik menuju korus dubstep diiringi oleh penyintesis yang agresif.
Dipandang oleh para kritikus musik sebagai pusat emosional album ini, "All Too Well" merekam perjalanan sebuah hubungan yang telah rusak dengan detail yang dengan jelas menggambarkan kerentanan, di atas produksi yang memadukan musik country, folk, dan soft rock.
Bermasalah memainkan berkas-berkas ini? Lihat bantuan media.
Red dibuka dengan "State of Grace", sebuah lagu arena rock menampilkan gitar yang berdering, drum yang dinamis, dan lirik mengenai perasaan riuh yang disebabkan oleh cinta pada pandangan pertama.[27][32] James E. Perone merasa lagu tersebut mengingatkan akan musik rok 1980-an mengatakan lagu itu menetapkan tema utama album ini yakni emosi kompleks akibat romansa yang hilang.[21]:45 Lagu kedua, "Red", berisi permainan banjo dan gitar, serta manipulasi suara elektronik.[33] Lirik dari korusnya mengaitkan tahapan-tahapan cinta dengan beberapa warna; "melepaskannya" adalah biru, "merindukannya" adalah abu-abu, dan "mencintainya" adalah merah.[34] Staff senior Spin, Marc Hogan, menggambarkan lagu tersebut sebagai soft rock,[33] sementara editor senior Taste of Country, Billy Dukes, merasa lagu itu berada di perbatasan country dan pop arus utama.[22]
Lagu ketiga, "Treacherous", dimulai dengan petikan gitar pelan dan perkusi.[19][27] Swift bernyanyi tentang berjuang mempertahankan sebuah hubungan yang berbahaya dalam lagu tersebut.[22] "I Knew You Were Trouble", yang digambarkan oleh para kritikus sebagai inovasi sonik Swift yang paling radikal dalam album ini, dimulai dengan produksi pop-rok, sebelum mengalir menuju korus dengan pengaruh dubstep diiringi oleh penyintesis yang agresif.[19][27][35] Liriknya berisi Swift menyalahkan dirinya sendiri untuk sebuah hubungan toksik yang telah berakhir.[20] Ia mengatakan bahwa gaya lagu ini sama sekali baru untuknya, dan akan "mengagetkan orang-orang".[36] Kritikus Jon Caramanica dari The New York Times mendeskripsikan produksi dubstepnya sebagai "sebuah bola penghancur, mengubah tidak hanya arah dari lagu tersebut tetapi juga dari karier Ny. Swift".[20]
"All Too Well" telah dianggap secara luas oleh para kritikus sebagai pusat emosional album ini.[2][27][37] Lagunya, berisi produksi yang memadukan country, folk, dan soft rock, merekam patah hati Swift.[19] Lagu tersebut dengan jelas mencatat sebuah hubungan yang hilang mulai dari puncak romansanya sampai kenangan-kenangan yang masih membekas setelah hubungan tersebut berakhir.[19][38] Perumpamaan syal Swift yang tertinggal dalam sebuah laci dalam liriknya menjadi sebuah simbol yang dikaitkan dengan lagu tersebut;[39] menurut Rob Sheffield dari Rolling Stone, "tak ada lagu lain yang mampu menunjukkan kemampuan [Swift] meledakkan detail kecil nan remeh menjadi sebuah patah hati yang legendaris" sebaik lagu ini.[40] Lagu tersebut diikuti oleh "22", sebuah lagu pop menampilkan penyintesis bergetar yang memiliki bunyi 1980-an.[41] Lirik lagu tersebut merayakan kebahagiaan menjadi muda dan percaya diri tanpa rasa takut akan penuaan sementara mengakui patah hati yang telah dialami Swift dan teman-temannya di masa lalu.[16][24]
"I Almost Do" adalah sebuah balada country-pop dan soft-rock menampilkan petikan gitar lembut dan lirik tentang perjuangan batin dalam memilih untuk menghidupkan kembali sebuah hubungan dengan seorang mantan kekasih ataukah tidak.[19][37] Swift mengatakan bahwa lagu tersebut adalah tentang "konflik di mana kau merasa ingin untuk mengambil seseorang kembali, dan kau ingin mencoba sekali lagi, tetapi kau tahu kau tak bisa".[42]:124 Lagu itu diikuti oleh "We Are Never Ever Getting Back Together", yang berisi Swift berjanji kepada mantan kekasihnya bahwa mereka tidak akan pernah kembali menuju hubungan mereka yang telah rusak.[19] Lagu tersebut adalah sebuah lagu pop dansa yang ceria, dengan penyintesis bergetar, bunyi gitar terproses, dan drum bass dengan pengaruh hip hop.[18][21]:48
"Stay Stay Stay" adalah sebuah lagu bertempo cepat yang diiringi oleh piano mainan, ukulele, mandolin, dan tepukan tangan; liriknya adalah tentang Swift dan kekasihnya mencoba untuk berdamai setelah sebuah pertengkaran.[20][38] Lagu tersebut diikuti oleh "The Last Time", sebuah duet bersama Gary Lightbody[21]:48 yang memiliki produksi melankolis dan diiringi oleh alat musik senar. Perone membandingkan lagu tersebut dengan musik dari band rok akhir 1970-an dan awal 1980-an tetapi dengan tekstur yang senyap. Swift dan Lightbody bersama menyanyikan vokal utama dalam lagu tersebut; dalam verse pertamanya, Lightbody bernyanyi mengenai perspektifnya tentang sebuah hubungan jangka panjang yang gagal dan dalam verse kedua, Swift menampilkan pandangannya.[21]:49 Korusnya diiringi oleh alat musik senar dan tiup logam, memperkuat ketegangan emosional di antara kedua tokoh.[43]
Lagu kesebelasnya, "Holy Ground", adalah sebuah lagu heartland rock dan country pop uptempo dengan korus pop-rok, diiringi oleh permainan gitar dan penyintesis 1980-an yang bergetar. Dalam liriknya, Swift mengenang seorang kekasih yang absen, dan menggambarkan tempat di mana mereka berdiri bersama sebagai "tanah suci".[21]:49 Perone dan Slant Magazine menggambarkan lagu tersebut sebagai country rock atau heartland rock dan mengatakan bahwa lagu itu memperluas bunyi country pop Swift.[21]:49[38] Lagu selanjutnya, "Sad Beautiful Tragic" adalah sebuah wals yang melankolis dan lambat tentang sebuah hubungan asmara yang hancur.[19] Lagu soft-rock "The Lucky One" adalah sebuah cerita yang menasihati tentang bahaya menjadi seorang selebritas.[16][44] Dinyanyikan dari sudut pandang orang ketiga, lagu tersebut merujuk pada cerita seorang penyanyi sukses yang "memilih kebun mawar daripada Madison Square".[19][38]
Lagu terakhir dari edisi standar album ini, "Begin Again", adalah sebuah lagu country tentang mencari harapan setelah mengalami penderitaan emosional. Profesor musik James Perone mengatakan bahwa "Begin Again" mengonfirmasi akar country Swift, setelah album tersebut menjelajahi banyak genre.
Bermasalah memainkan berkas ini? Lihat bantuan media.
"Everything Has Changed" adalah sebuah balada gitar sederhana di mana Swift dan Ed Sheeran bernyanyi tentang keinginan untuk memulai sebuah romansa baru.[19][45] "Starlight" adalah sebuah lagu pop dansa uptempo dengan lirik yang menggambarkan percintaan Robert F. Kennedy dan Ethel Kennedy.[17][19][38] Lagu terakhir album ini, "Begin Again", adalah sebuah lagu country lembut[19] yang, menurut Swift, adalah tentang "ketika kau telah melalui sebuah hubungan yang buruk dan kau akhirnya membersihkan dirimu sendiri dan pergi ke kencan pertama setelah patah hati yang mengerikan, dan kerentanan yang menyertai semua itu".[37] Perone mencatat bahwa Red, setelah menjelajahi genre lain, berakhir dengan sebuah lagu country, mengonfirmasi pentingnya akar country Swift.[21]:52
Edisi deluxe album ini terdiri dari tiga lagu orisinal tambahan: "The Moment I Knew", "Come Back... Be Here", dan "Girl At Home"; dan tiga versi alternatif dari "Treacherous", "Red", dan "State of Grace".[42]:124[46] "The Moment I Knew" menceritakan sebuah cerita pesta ulang tahun seorang wanita di mana, walaupun dengan tema Natal dan teman-teman baik, pacarnya tidak hadir, menandakan sebuah hubungan yang berakhir. Lirik dari "Come Back... Be Here" menggambarkan sebuah hubungan jarak jauh yang tidak akan bertahan lama. Lagu terakhirnya, "Girl at Home" adalah tentang perasaan seorang wanita ketika pacarnya keluar dan menggoda wanita lainnya.[42]:124
Perilisan dan promosi
Pemasaran
Swift dan Big Machine menjalankan sebuah rencana pemasaran panjang untuk Red.[47] Pada 13 Agustus 2022, Swift melalui sebuah obrolan web di Google Hangouts mengumumkan detail dari Red, mengungkapkan tanggal perilisan dan sampulnya, serta menjawab pertanyaan penggemar.[25][48]:334 Ia secara bersamaan merilis singel utama album tersebut, "We Are Never Ever Getting Back Together",[25] yang memuncaki Billboard Hot 100 AS selama tiga minggu.[49] Sebuah versi alternatif dari lagu tersebut dirilis menuju radio country AS;[50] versi tersebut menduduki nomor satu Billboard Hot Country Songs selama sepuluh minggu.[51]
Pada 22 September 2012, Swift mengumumkan bahwa ia akan merilis sebuah cuplikan untuk sebuah lagu dari Red setiap minggunya di Good Morning America, sebagai bagian dari hitung mundur menuju perilisan albumnya, selama empat minggu mulai 14 September sampai minggu perilisan Red.[52] Empat lagu tersebut—"Begin Again",[53] "Red",[54] "I Knew You Were Trouble",[55] dan "State of Grace"[56]—juga dirilis untuk unduhan digital sebelum album ini dirilis. "Begin Again" kemudian dirilis sebagai sebuah singel menuju radio country AS pada 1 Oktober 2012.[57] Singel tersebut memuncak di nomor tujuh Billboard Hot 100 AS.[58]
Versi standar dan deluxe dari album ini dirilis pada 22 Oktober 2022. Di AS, edisi standarnya tersedia dalam format digital dan fisik, edisi deluxe-nya yang berisikan enam lagu tambahan tersedia secara untuk pembelian fisik di Target. Swift juga bekerja sama dengan beberapa korporasi seperti Keds, Walmart dan Papa John's untuk menjual salinan Red. Sehari setelah perilisannya, Swift memulai sebuah siklus kemunculan televisi, dimulai dengan sebuah penampilan langsung di Good Morning America, diikuti dengan kehadirannya di The Ellen DeGeneres Show, 20/20, dan acara-acara serupa lainnya. Sang penyanyi juga muncul di radio, memberikan wawancara untuk 72 stasiun radio; kebanyakan di antaranya terdapat di AS dan sisanya merupakan outlet internasional dari Afrika Selatan, Jerman, Meksiko, Selandia Baru, dan Spanyol.[47] Ia juga tampil di beberapa acara penghargaan, termasuk Penghargaan Video Musik MTV,[59]Penghargaan Asosiasi Musik Country,[60] dan Penghargaan Musik Amerika.[61]
Red lebih lanjut dipromosikan oleh serangkaian singel. "I Knew You Were Trouble" dirilis sebagai sebuah singel pop resmi pada 27 November 2012;[62] lagu tersebut menjadi hit di radio pop, memuncaki Billboard Mainstream Top 40 selama tujuh minggu.[36] Singel tersebut memuncak di nomor dua Billboard Hot 100,[63] dan mencapai nomor tiga di Australia[64] dan nomor dua di Britania Raya.[65] "22" dirilis menuju radio pop pada Maret 2013[62] dan "Red" dirilis menuju radio country pada Juni 2013.[66] Kedua singel tersebut masing-masing memuncak di nomor 20 dan enam Billboard Hot 100.[67] "Everything Has Changed" dirilis sebagai sebuah singel di Inggris pada 14 Juli 2013,[68] sebelum dikirim menuju radio pop AS dua hari setelahnya.[62] "The Last Time" dirilis sebagai singel di Inggris pada 11 November 2013.[69][70]
Sementara Swift dan Big Machine mempromosikan Red sebagai sebuah album country, gaya musik yang beragam di dalamnya memulai sebuah perdebatan media mengenai status Swift sebagai seorang penyanyi-penulis lagu country.[50][21]:2 Michael Robbins dari Spin berpendapat bahwa Red sulit untuk dikategorikan karena musik country adalah "genre pop yang paling cerah secara dinamika dari dekade ini".[71] Kritikus lainnya mencatat bahwa Swift telah lebih berorientasi terhadap pop dibanding country dan menggambarkan album ini sebagai pergerakan sang penyanyi menuju pop arus utama yang tak terhindarkan.[72]:78 Dalam sebuah wawancara bersama The Wall Street Journal, Swift merespons dengan mengatakan bahwa musik country tetap terasa seperti "rumah" sang penyanyi, dan menyingkirkan perdebatan tentang statusnya sebagai musisi country, menyatakan "saya menyerahkan pelabelan genre [saya] kepada orang lain".[73]
Tur konser
Swift mengumumkan tur konser pendukung album ini, the Red Tour, beberapa waktu setelah perilisan Red.[74] Pada 26 Oktober 2012, ia mengumumkan 58 konser pertama bagian Amerika Utara tur tersebut, dimulai di Omaha, Nebraska, mengunjungi AS dan Kanada selama musim semi dan musim panas 2013, dan berakhir di Nashville, Tennessee, pada bulan September.[75] Untuk mendukung permintaan yang tinggi, Swift mengadakan konser-konser tersebut kebanyakan di arena dan stadion olahraga.[74] Setelah Amerika Utara, the Red Tour kemudian mengunjungi Australasia,[76] UK,[77] dan Asia.[78]
The Red Tour merupakan sebuah kesuksesan box office. Empat konsernya di Staples Center di Los Angeles memperpanjang total konser Swift yang terjual habis menjadi 11, menjadikannya artis solo dengan konser terjual habis terbanyak di arena tersebut.[79] Ia adalah artis wanita pertama untuk menjual habis sebuah konser di Stadion Sepak Bola Sydney sejak pembukaannya pada tahun 1988.[80] Tiket untuk konser tur tersebut di Shanghai terjual habis dalam 60 detik, memecahkan rekor untuk konser yang paling cepat terjual habis dalam sejarah Tiongkok.[78] The Red Tour berakhir pada bulan Juni 2014 dengan keuntungan $150,2 juta, menjadi tur oleh seorang artis country dengan keuntungan tertinggi sepanjang masa.[81]
Red secara umum menerima ulasan-ulasan positif dari kritikus kontemporer, kebanyakan di antaranya memuji penulisan lagu Swift.[47][87] Jon Dolan dari Rolling Stone menyebut album ini sebagai sebuah "geiser eklektisisme yang disengaja [sepanjang] 16 lagu", mengatakan Swift "sering kali berhasil dalam mengikuti tradisi Joni [Mitchell]/Carole King tentang pemetaan emosional yang melegakan", dan bahwa "[k]etika ia benar-benar menyala, lagu-lagunya terdengar seperti tato".[17] Penulis Pitchfork, Brad Nelson, memuji Red untuk penulisan lagu di dalamnya yang menampilkan "kesabaran baru dalam observasi Swift" dan eksplorasi emosi yang lebih mendalam.[27]
Produksi album ini membelah para kritikus. Billboard mengapresiasi lagu-lagu ramah radio Red yang melontarkan Swift menuju ketenaran yang lebih besar.[19] Stephen Thomas Erlewine dari AllMusic berpendapat bahwa meskipun detail dalam lirik Swift mengenai hubungan romantis dan kegelisahan sosial terdengar sedikit ceroboh, mereka membuat "konfeksi pop murni mengelilingi mereka", yang menjadikan Red sebuah album yang menarik.[18] Kate Mossman dari The Guardian menggambarkan album ini sebagai "salah satu fantasi terbaik yang pernah musik pop bangun".[85] Menulis untuk Los Angeles Times, Randall Roberts mengagumi gaya musik yang berbeda dalam album tersebut, dengan Swift "berjuang untuk sesuatu yang jauh lebih besar dan mahir".[44] Jon Caramanica dari The New York Times setuju, menyebut produksinya sebagai fitur mencolok dalam Red yang membuktikan bahwa Swift lebih mirip seorang bintang pop daripada seorang penyanyi country.[20]
Para kritikus kerap menganggap Red sebagai tanda Swift beranjak dewasa. Billboard memandang album ini sebagai album pop dewasa pertama sang penyanyi, menggambarkan album-albumnya sebelumnya sebagai karya dari seorang "remaja ulung".[19] Caramanica menyatakan bahwa pertumbuhan sang penyanyi "kebanyakan secara musikal, bukan pengalaman". Sang kritikus menegaskan bahwa terdapat indikasi yang menandakan bahwa Red menunjukkan bahwa "tubuh [Swift] juga hidup seperti pikirannya", yang merupakan "teritori yang ia lewatkan sebelumnya".[20] Dolan menganggap album ini sebagian berisi "kedewasaan dengan pengaruh Joni Mitchell" dan sebagian pop, menggambarkan kombinasi tersebut sebagai "tidak hanya tak terhindarkan tetapi alami".[17] Michael Robbins dari Spin mencirikan album tersebut sebagai "penuh dengan kenikmatan dewasa".[71]
Beberapa pengulas lebih segan dalam pujian mereka. Jonathan Keefe dari Slant magazine menganggap Red tidak cukup konsisten untuk menjadi "benar-benar bagus", tetapi mengatakan bahwa beberapa lagunya adalah "karya terbaik dalam karier Swift".[38] Michael Gallucci dari The A.V. Club berpendapat bahwa musik di dalamnya lebih ambisius dari album-album Swift sebelumnya tetapi memandang albumnya secara keseluruhan sebagai "rumit dan kadang tak terfokus".[31] Ia menganggap duet dalam Red membosankan dan penggunaan Auto-Tune di dalamnya "terdengar seperti lagu manapun dari sejumlah penyanyi pop wanita yang tak dapat dibedakan".[31] Menulis untuk MSN Music, Robert Christgau melihat album ini sebagai versi inferior dari album 1999 karya the Magnetic Fields, 69 Love Songs, namun mengapresiasi "Begin Again" dan "Stay Stay Stay", menganggap mereka "tetap bahagia dan sebaik" lagu-lagu dalam 69 Love Songs.[86] James Lachno dari The Daily Telegraph merasa produksinya berlebihan, dan bahwa album ini akan terdengar lebih baik apabila Swift sepenuhnya merangkul pop arus utama dan meninggalkan bunyi country lamanya.[84] Mesfin Fekadu dari Associated Press merasa bahwa Red "terdengar kosong" dibandingkan dengan Fearless (2008) dan Speak Now (2010), tetapi memuji "I Almost Do" dan duet-duet di dalamnya.[88]
Penghargaan
Red telah menerima penghargaan baik dari segi pengakuan kritis maupun populer. Sejumlah publikasi arus utama menampilkan album ini dalam daftar album terbaik tahun 2012 mereka, termasuk Billboard,[89]The Daily Beast,[90]The Guardian,[91]MTV News,[92]Newsday,[93]PopMatters,[94]Rolling Stone,[95]Spin,[96] dan Stereogum.[97] Kritikus Jon Caramanica menempatkan album ini di nomor dua pada daftar album terbaik 2012-nya untuk The New York Times.[98]Red diposisikan di nomor 17 pada Pazz & Jop 2012, sebuah pemilihan suara tahunan yang diadakan oleh The Village Voice.[99]
Red merupakan sebuah kesuksesan komersial.[107] Di AS, album ini debut di puncak Billboard 200 sebagai album nomor satu ketiga konsekutif Swift. Dengan 1.208.000 kopi terjual dalam minggu perilisannya, album tersebut meraih minggu penjualan terbesar sejak 2002, saat The Eminem Show milik Eminem menjual 1,32 juta salinan dalam minggu pertamanya.[108] Dengan pencapaian ini, Red melampaui Double Live (1998) karya Garth Brooks sebagai album country dengan penjualan tercepat,[109] dan Swift menjadi wanita pertama dengan dua minggu penjualan melampaui satu juta kopi; album studio ketiganya, Speak Now (2010), menjual 1,04 juta kopi pada minggu debutnya.[108]
Red menempati posisi pertama Billboard 200 selama tujuh minggu,[110] menjadikan Swift artis wanita pertama, dan artis pertama sejak the Beatles, untuk memiliki tiga album konsekutif menduduki nomor satu tangga album tersebut selama enam minggu atau lebih.[note 3] Album ini merupakan kali ketiga—Fearless (2008) menjadi yang pertama dan Speak Now (2010) yang kedua—di mana Swift memiliki sebuah album di posisi pertama Billboard 200 pada minggu terakhir sebelum Natal, yang secara tradisional merupakan minggu paling kompetitif dalam setahun untuk penjualan album.[111] Di Top Country Albums, Red menempati peringkat pertama selama 16 minggu, dan merupakan album nomor satu akhir tahun untuk 2012 dan 2013.[112] Dengan 3,11 juta salinan terjual, album ini merupakan album kedua terlaris pada tahun 2012 di AS.[113] Pada 23 Juli 2018, album tersebut menerima sertifikasi 7× Platinum dari Asosiasi Industri Rekaman Amerika Serikat (RIAA), menandakan perolehan tujuh juta unit setara album.[114] Sejak Oktober 2020, penjualan Red di AS mencapai 4,49 juta salinan.[115]
Album ini mencapai nomor satu di beberapa negara di Eropa dan Oseania, termasuk Australia,[116] Irlandia,[117] Kanada,[118] dan Selandia Baru;[119] serta telah menerima sertifikasi platinum atau lebih tinggi di negara-negara tersebut.[note 4]Red merupakan album nomor satu pertama Swift di UK Albums Chart;[124] album ini telah disertifikasi 2× platinum oleh British Phonographic Industry[125] dan sejak Oktober 2022 telah menjual 826 ribu salinan di Britania Raya.[126] Album tersebut menghasilkan empat lagu 10 besar di UK Singles Chart, yang terbanyak untuk sebuah album Swift.[127] Dengan 5,2 juta kopi terjual, Red merupakan album terlaris kedua tahun 2012 di seluruh dunia.[128]
Dampak dan warisan
Red telah didaftar oleh berbagai publikasi sebagai salah satu album terbaik dari dekade 2010-an. Metacritic menempatkan album ini di urutan kelima belas album dari dekade tersebut paling banyak dipuji.[129] Album tersebut tampil dalam daftar album 2010-an oleh The Independent[130] dan Pitchfork.[131]Red didaftar dalam 10 besar album terbaik dekade tersebut oleh Uproxx (ketiga),[132]Billboard (keempat),[133]Rolling Stone (keempat),[134]Tampa Bay Times (kesembilan),[135] dan Stereogum (kesepuluh).[136]Taste of Country mendaftar Red sebagai salah satu album country terbaik dari dekade tersebut.[137] Pada revisi 2020-nya, album ini ditempatkan di nomor 99 pada daftar 500 Album Terbaik Sepanjang MasaRolling Stone.[138]
Produksi album ini yang berada di garis antara country dan pop menginspirasi Swift untuk menjelajah menuju genre-genre yang belum ia coba sebelumnya.[139] Singel-singel pop di dalamnya yang sukses, terutama "I Knew You Were Trouble", merupakan "sinyal suar" untuk Swift kembali berkolaborasi bersama Max Martin dan Shellback, yang dikenal untuk produksi pop ramah-radio mereka.[140][36] Produksi pop yang ceria dalam Red menjadi dasar dari bunyi pop elektro dan synth-pop dari album sang penyanyi selanjutnya, 1989 (2014).[139][141] Swift kemudian terus menelusuri pop dengan album-album penerusnya, Reputation (2017) dan Lover (2019).[142]
[Red] adalah di mana [Swift] membuktikan bahwa dirinya bukan hanyalah penulis lagu terbaik dari generasinya, tetapi juga salah satu yang terbaik sepanjang masa. Red bukanlah mahakarya pertamanya, tetapi album tersebutlah yang membentuk semesta Swift di mana setiap syal yang hilang adalah sebuah bom waktu yang bisa memakan waktu bertahun-tahun sebelum meledak menjadi sebuah lagu klasik.
Banyak kritikus mengklaim Red sebagai karya terbaik Swift.[144] Menurut Pitchfork, Red mengembangkan bunyi Swift "untuk mencapai aspirasi penulisan lagunya yang tertinggi", menyaksikan sang penyanyi keluar dari batasan tradisional dan bergerak "menuju zona di antara pop dan country".[145]Clash mencirikan Red sebagai titik balik dalam karier Swift—album tersebut adalah "kali pertama Taylor secara aktif melangkah keluar dari gaun-gaun manis dan kecantikan gadis selatan" menuju kemarahan "para pendengar kuno". Menurut majalah tersebut, Red membuktikan bahwa sebuah album bisa menjadi "inovatif sekaligus sangat sukses", karena avant-garde bukanlah satu-satunya cara untuk bereksperimen dengan musik, sementara Swift "membuka sebuah pintu" untuk setiap artis lainnya pada tahun 2012 untuk memadukan beberapa genre berbeda.[107] Jordan Sergeant dari Spin menjuluki Red "salah satu album pop terbaik dari zaman kita".[24]
Berbagai publikasi telah menyatakan bahwa Red telah menjadi inspirasi untuk banyak artis; menulis untuk The New York Times Magazine, kritikus Steven Hyden mengatakan bahwa album ini mendorong artis-artis indie baru untuk mengeluarkan musik yang "secara estetika lebih dekat dengan pop Swift dibanding apapun dari rok bawah tanah".[146]MTV News menulis bahwa Red menormalkan keintiman dalam musik pop dan memopulerkan gaya penulisan lagu Swift yang rentan kepada artis-artis mendatang seperti Halsey, Kacey Musgraves, Troye Sivan, Billie Eilish, Olivia Rodrigo, dan Conan Gray.[147] Para penggemar dan kritikus juga telah menjuluki Red "album musim gugur" untuk estetika dan penggambaran liriknya.[148] Pada tahun 2019, sebuah album indie rock berjudul ReRed, menampilkan beberapa artis indie, dirilis sebagai sebuah penghargaan untuk Red. Seluruh pendapatan dari album tersebut akan disumbangkan ke Equal Justice Initiative.[149]
^Ketiga lagu tersebut diproduksi oleh produser pop asal Swedia Max Martin dan Shellback.[20]
^Media telah menggambarkan Swift sebagai "Kesayangan Amerika" untuk citra gadis pintu sebelah sang penyanyi. Sementara namanya mulai dikenal dalam musik populer, riwayat kecannya dengan serangkaian selebritas pria telah menjadi subjek pengawasan tabloid dan mulai mengecilkan citra tersebut.[20]
^Album-album studio Swift sebelumnya, Fearless (2008) dan Speak Now (2010), masing-masing menghabiskan 11 dan 6 minggu di puncak Billboard 200.[111]
^Red telah disertifikasi 5× platinum Australia,[120] platinum di Irlandia,[121] 4× platinum di Kanada,[122] dan 2× platinum di Selandia Baru.[123]
^ abDickey, Jack (13 November 2014). "The Power of Taylor Swift". Time (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 Agustus 2020. Diakses tanggal 3 November 2022.
^ abcdeDolan, Jon (23 Oktober 2012). "Red". Rolling Stone (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 November 2022. Diakses tanggal 4 November 2022.
^ abcdefghijPerone, James E. (2017). The Words and Music of Taylor Swift (dalam bahasa Inggris). ABC-Clio. ISBN978-1-4408-5294-7.
^ abcDukes, Billy (19 Oktober 2012). "Taylor Swift, Red – Album Review". Taste of Country (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 November 2017. Diakses tanggal 4 November 2022.
^ abcdGallucci, Michael (24 Oktober 2012). "Taylor Swift: Red". The A.V. Club (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 Februari 2022. Diakses tanggal 4 November 2022.
^ abc"Airplay Archive". Friday Morning Quarterback (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 Januari 2012. Diakses tanggal 12 November 2022.
^"Going For Adds – Country". Radio & Records (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 Oktober 2013. Diakses tanggal 23 November 2022.
^"Key Releases". Music Week (dalam bahasa Inggris). 8 November 2013. hlm. 40–41. ProQuest1840853049. Diakses tanggal 12 November 2022.
^ abcRobbins, Michael (25 Oktober 2012). "Taylor Swift, Red (Big Machine)". Spin (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 Oktober 2022. Diakses tanggal 12 November 2022.
^McNutt, Myles (2020). "From 'Mine' to 'Ours': Gendered Hierarchies of Authorship and the Limits of Taylor Swift's Paratextual Feminism". Communication, Culture and Critique (dalam bahasa Inggris). 13 (1). doi:10.1093/ccc/tcz042.
^Montgomery, James (12 Desember 2012). "Best Albums Of 2012" (dalam bahasa Inggris). MTV News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 November 2022. Diakses tanggal 13 November 2022.
^Pollard, Alexandra; O'Connor, Roisin; Monroe, Jazz; Brown, Helen; Smith, Patrick (20 Desember 2019). "The 50 best albums of the last decade". The Independent (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 November 2022. Diakses tanggal 15 November 2022.
^Dolan, Jon; Spanos, Brittany; Vozick-Levinson, Simon; Sheffield, Rob; Holmes, Charles; Hoard, Christian; Hudak, Joseph; Leight, Elias; dkk. (3 Desember 2019). "The 100 Best Albums of the 2010s". Rolling Stone (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 November 2022. Diakses tanggal 15 November 2022.
^"2012年10月22日~2012年10月28日のCDアルバム週間ランキング" [22 Oktober 2012 sampai 28 Oktober 2012, Peringkat Album CD Mingguan] (dalam bahasa Jepang). Oricon. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 November 2012. Diakses tanggal 19 November 2022.
^"Album Top-100" (dalam bahasa Denmark). IFPI Danmark. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 September 2013. Diakses tanggal 20 November 2022.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^ ab"オリコン2012年 年間 – CD&DVD ランキング" [Oricon Tahunan 2012 – Peringkat CD & DVD] (dalam bahasa Jepang). Oricon. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 November 2012. Diakses tanggal 20 November 2022.
^ ab"オリコン2013年 年間 – 音楽&映像ランキング" [Oricon Tahunan 2013 – Peringkat Musik & Video] (dalam bahasa Jepang). Oricon. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 Desember 2013. Diakses tanggal 20 November 2022.
^"レッド" [Red] (dalam bahasa Jepang). Amazon. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 Oktober 2012. Diakses tanggal 22 November 2022.
^"レッド-デラックス・エディション" [Red – Edisi Deluxe] (dalam bahasa Jepang). Amazon. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 Oktober 2012. Diakses tanggal 22 November 2022.
^"Red" (dalam bahasa Belanda). Free Record Shop. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 November 2012. Diakses tanggal 22 November 2022.
^"Red – Deluxe" (dalam bahasa Belanda). Free Record Shop. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 November 2012. Diakses tanggal 22 November 2022.
^"Red" (dalam bahasa Jerman). Amazon. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 Oktober 2022. Diakses tanggal 22 November 2022.
^"Taylor Swift – Red" (dalam bahasa Inggris). DiscTarra. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 Februari 2013. Diakses tanggal 22 November 2022.
^"Red" (dalam bahasa Inggris). Amazon. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 Mei 2013. Diakses tanggal 21 November 2022.
^"泰勒史薇芙特:红" [Taylor Swift: Red] (dalam bahasa Tionghoa). Amazon. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 Desember 2012. Diakses tanggal 22 November 2022.
^"Red Karaoke" (dalam bahasa Inggris). Amazon. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 Februari 2013. Diakses tanggal 21 November 2022.
^"Red [CD+DVD]" (dalam bahasa Prancis). Amazon. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 Juni 2013. Diakses tanggal 22 November 2022.
^"泰勒•史薇夫特:红(2CD 豪华版)" [Taylor Swift: Red (2CD Edisi Deluxe)] (dalam bahasa Tionghoa). Amazon. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 Juli 2013. Diakses tanggal 22 November 2022.