Rumpun bahasa Hmong-Mien
Rumpun bahasa Hmong–Mien (juga dikenal sebagai Miao–Yao) merupakan sebuah rumpun bahasa yang didominasi oleh bahasa-bahasa tonal dari wilayah selatan Cina dan utara Asia Tenggara. Bahasa-bahasa ini dipertuturkan di daerah pegunungan Cina selatan, termasuk di provinsi-provinsi Guizhou, Hunan, Yunnan, Sichuan, Guangxi, Hubei, di mana para penuturnya telah terpinggirkan menjadi "orang-orang gunung", sementara suku Han menempati lembah-lembah aliran sungai yang lebih subur. HubunganRumpun bahasa Hmong (Miao) dan Mien (Yao) memiliki hubungan yang dekat, tapi mereka jelas berbeda. Perbedaan terbesar antara kedua keluarga ini adalah fonologi mereka yang sudah berkembang secara divergen. Bahasa-bahasa Hmongik tampaknya masih mempertahankan konsonan awal yang ada di dalam protobahasanya, tetapi menggabungkan banyak konsonan koda (akhir suku kata), terutama konsonan luncuran (semivokal) medial dan konsonan akhir. Bahasa-bahasa Mienik, di sisi lain, mempertahankan konsonan final suku kata tetapi mengurangi jumlah konsonan awalnya. Klasifikasi linguistik terawal menempatkan rumpun Hmong–Mien ke dalam rumpun bahasa Sino-Tibet. Klasifikasi ini masih banyak digunakan di Tiongkok, tetapi sebagian besar ahli bahasa di Barat menyatakan bahwa Hmong-Mien membentuk rumpun bahasa mereka sendiri. Rumpun ini diyakini memiliki asal-usul di tengah-selatan Cina. Sebagian besar ahli menyepakati bahwa nenek moyang bahasa-bahasa ini berasal dari daerah antara sungai Yangtze dan Mekong. Beberapa menganggap bahwa penutur bentuk purba bahasa ini terdesak dari utara seiring dengan menyebarnya orang-orang Han.[2] Bahasa Proto-Hmong-Mien dipertuturkan sekitar 2500 tahun yang lalu (500 SM) menurut perkiraan Sagart, Blench, dan Sanchez-Mazas, menggunakan metode tradisional dengan mempertimbangkan berbagai bukti. Sementara penelitian menggunakan algoritma eksperimental untuk memperkirakan hubungan bahasa-bahasa berdasarkan fonologi, Automated Similarity Judgment Program (ASJP), memperkirakan bahwa bahasa purba ini dipertuturkan sekitar 4243 tahun yang lalu.[3] Paul K. Benedict, seorang peneliti Amerika, menyertakan bahasa-bahasa Hmong-Mien ke dalam teori rumpun bahasa Austrik. Namun hipotesis mengenai hubungan Hmong–Mien ini belum disepakati secara luas.[4] Kosaka (2002) mengajukan teori alternatif, Miao-Dai, yang menyatukan rumpun Hmong-Mien dengan bahasa-bahasa Tai-Kadai.[5] Kosaka berpendapat bahwa ada banyak bukti hubungan genealogis antara bahasa-bahasa Hmong-Mien dan Kra-Dai (Tai-Kadai). Lebih lanjut ia mengemukakan bahwa kesamaan mereka dengan rumpun bahasa Austronesia bisa saja karena memiliki leluhur bahasa yang sama (Proto-Asia Timur) atau hanya karena kontak areal di kemudian hari, terutama di pesisir arear timur dan tenggara Cina. Ia meyakini bahwa Hmong-Mien dan Kra-Dai berasal dari satu bahasa yang sama, tetapi menjelaskan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan sebelum teorinya dapat diterima secara luas di dalam komunitas linguistik.[5] NamaIstilah Mandarin untuk bahasa-bahasa ini adalah Miáo dan Yáo. Di Vietnam, Hmong disebut sebagai "Jam'Mông", sementara Mien disebut sebagai "Dao" (Yao), meskipun "Miền" juga digunakan. Meo, Hmu, Mong, Hmao, dan Hmong adalah nama lokal untuk Miao, tapi karena kebanyakan pengungsi Laos di Amerika Serikat menyebut diri mereka Hmong/Mong, nama ini menjadi lebih dikenal dalam bahasa Inggris dibandingkan nama lainnya, terutama dalam beberapa dekade terakhir. Namun, istilah 'Hmong/ Mong' ini hanya digunakan oleh sebagian kecil masyarakat Hmong/Miao di China, di mana mayoritas dari penutur bahasa-bahasa Miao tinggal. Di Cina, kata Miao (Cina: 苗; nada bervariasi menurut dialek Cina) digunakan oleh sebagian besar etnis untuk merujuk kepada rumpun bahasa dan kelompok etnis Hmong, meski awalnya kata ini merupakan istilah yang digunakan untuk mencela.[6] Istilah Yao, di sisi lain, digunakan untuk sukubangsa Yao, yang merupakan kelompok budaya alih-alih bahasa. Termasuk di dalamnya adalah penutur bahasa-bahasa Mien, Kra–Dai, Yi, Miao, yang terakhir disebut juga sebagai Bùnǔ oleh orang-orang Yao. KarakteristikSeperti banyak bahasa-bahasa di Cina selatan, bahasa-bahasa Hmong–Mien cenderung monosilabis dan bersintaks analitik. Rumpun ini adalah salah satu rumpun bahasa paling tonal di dunia: bahasa-bahasa Longmo dan Zongdi, misalnya, memiliki sebanyak dua belas nada yang berbeda.[7] Adanya konsonan lepas (sonoran) nirsuara (voiceless) serta konsonan uvular adalah ciri rumpun bahasa ini; selain dari itu, fonologinya kurang lebih sama dengan bahasa-bahasa sewilayah. Susunan kalimat utama Hmong-Mien adalah SPO, tapi tidak pencabangan kalimatnya tidak harus ke kanan seperti bahasa-bahasa Tai–Kadai atau kebanyakan bahasa-bahasa Mon–Khmer, karena Hmong-Mien meletakkan genitivus dan angka sebelum kata benda seperti bahasa Sinitik. Rumpun ini tidak memiliki kata penunjuk letak (preposisi/posposisi, secara kolektif adposisi): konstruksi verba berangkai menggantikan sebagian besar fungsi dari kata penunjuk letak dalam bahasa seperti bahasa Inggris. Misalnya, konstruksi serupa "adalah dekat (be near)" digunakan di mana dalam bahasa Inggris preposisi seperti "in" atau "at" akan digunakan.[8] Selain nada dan ketiadaan adposisi, fitur lain yang mencolok adalah banyaknya kata penggolong yang digunakan serupa artikula atau demonstrativa dalam bahasa-bahasa lain untuk memodifikasi kata benda. Bahasa campuranBerbagai bahasa Sinitik yang belum terklasifikasi dituturkan oleh etnis Miao dan Yao. Bahasa-bahasa ini sering diklasifikasikan sebagai bahasa Sinitik dengan substratum Hmong-Mien atau bahasa campuran. Contohnya adalah bahasa seperti Shehua, Laba, Lingling, Maojia, Badong Yao, berbagai bahasa Yao Dataran Rendah (平地瑶话) termasuk Yeheni, Shaozhou Tuhua, dan berbagai dialek Pinghua. Sanqiao dan mungkin juga Baishi Miao 拜师苗, keduanya dipertuturkan di Guizhou, adalah bahasa campuran Hmongik dan Kam-Sui. Lihat juga
Referensi
Bacaan lanjutan
Pranala luar |