SoftBank Mobile
SoftBank Mobile Corp. (ソフトバンクモバイル株式会社 , Sofutobanku Mobairu Kabushikigaisha), sebelumnya bernama Vodafone K.K. (atau Vodafone Japan) dan J-PHONE adalah anak perusahaan operator ponsel Softbank. Masayoshi Son menjabat Presiden Direktur merangkap CEO. TeknologiOperator Telepon Softbank mengoperasikan jaringan W-CDMA (UMTS 3G) ("SoftBank 3G"). Jaringan 3G Softbank mendukungan jaringan UMTS dan mendukung internasional roaming untuk pengguna UMTS dari negara lain. SejarahPerusahaan ini pertama sekali dibangun pada tahun 1981 sebagai cabang operator telepon dari Japan Telecom di bawah nama Digital Phone (デジタルホン). J-PHONE Co., Ltd. (J-フォン) dibentuk pada tahun 1999 dengan bergabung pada Digital Phone Group (DPG, 3 perusahaan lokal) dan Digital TU-KA Group (DTG, 6 perusahaan lokal). Japan Telekom memiliki saham sebesar 45.1%. Pada Oktober 2001, Perusahaan operator mobile Inggris Vodafone meningkatkan pembagian sahamnya sebesar 66.7% dari Japan Telecom dan 69.7% dari J-Phone. Pada 1 Oktober 2003, nama dari perusahaan dan produk pelayanan resmi diubah menjadi Vodadone. Pertumbuhan dan kesuksesan dari perusahaan selama periode ini berkat andil yang besar dari eksekutif presiden Bill Morrow.[1] Pada 17 Maret 2006, Vodafone Group mengumumkan persetujuan untuk menjual cabang Vodafone Japan (Vodafone K.K) kepada SoftBank sebesar kira-kira 1.57 triliun Yen Jepang (kira-kira 15.1 Miliar Dolar Amerika). Pada 14 April 2006, SoftBank dan Vodafone K.K. secara resmi bergabung, dan nama dari perusahaan itu akan diganti menjadi nama dan produk perusahaan yang "baru, mudah-dimengerti dan familiar". Nama ini diumumkan pada konferensi pers pada 18 May 2006, nama itu akan menjadi "SoftBank Mobile COrp.", pada 1 Oktober 2008. SoftBank memulai kembali mengubah citra kira-kira pada 14 Juni 2006 Analisis Pasar dan PelayananJ-Phone tumbuh secara terus-menerus selama dekade dengan secara kontinu meluncurkan berbagai produk dan pelayanan terbaru seperti SkyWalker untuk PDC, unduh ringtone melalui SkyMelody, pesan bergambar yang paling terkenal Sha-Mail pada kamera hp standar yang dikembangkan oleh SHARP, pelayanan data multimedia J-Sky yang dikembangkan setelah i-mode milik NTT DoCoMo, dan pelayanan Java lanutan berdasarkan JSCL, yang dibuat setelah DoJa berbasis i-appli milik NTT DoCoMo. Bagaimanapun, Vodafone telah kehilangan pelanggannya: Pada Januari 2005, Vodafone Jepang kelingan 58.700 pelangganya, dan pada Februari 2005, Vodafone kehilangan 53.200 pelanggan (sedangkan pesaingnya NTT DoCoMo memperoleh peningkatan sebesar 184.400 pelanggan dan KDDI memperoleh 163.700 pelanggan, dan Willcom memperoleh 35.000 pelanggan). Vodafone mengubah nama dari pelayanan data multimedia dari J-Sky menjadi Vodafone live!, dan menggunakan kerangka bisnis, teknologi, dan prinsip J-Sky untuk memperkenalkan Vodafone live! di pasar Vodafone lainnya. dengan demikian Vodafone live! memiliki keasliannya di J-Sky milik J-Phone. Vodafone Jepang baru saja mengubah istilah dari Vodafone live! menjadi WAP. Sedangkan pada Februari 2005, pelayanan 3G FOMA DoCoMo telah menarik 10 juta pelanggan, dan pelayanan 3G KDDI telah menarik lebih dari 17 juta pelanggan, pelayanan 3G Vodafone hanya menarik 527.300 pelanggan. Vodafone 3G gagal menarik pelanggan karena Vodafone memotong kembali investasi pada di jepang pada periode 2002/3; handsets tidak secara penuh memenuhi kebutuhan dan keinginan dari pelanggan Jepang. Pada akhir Februari 2005, Vodafone Jepang telah memiliki 15.1 juta pelanggan, dan pada akhir Oktober 2005, jumlah pelanggan telah turun 103.100 menjadi 14.996 juta, sedangkan selama periode yang sama NTT-DoCoMo telah memperoleh 1.65 juta pelanggan dan KDDI/AU telah memperoleh 1.82 pelanggan. Pada akhir Februari 2005, Vodafone live! telah memiliki 12,907 juta pelanggan di Jepang. Pada akhir Oktober 2005 jumlah pelanggan Vodafone live! telah turun 138.000 menjadi 12.769.000. Pada Maret 2006, Vodafone mulai mendiskusikan penjualan unti Vodafone Jepang ke SofBank. Vodafone tidak dapat menyenangkan pelanggan, sebagai pengguna Jepang cenderung memiliki preferensi yang tidak terlihat di pasar yang lain. Ini membawa kepada kehilangan lebih dari pelanggan mereka dan keputusan Vodafone bahwa pasar tidak lagi memiliki keuntungan. 3G: Pada akhir Oktober 2005, NTT-DoCoMo telah memiliki 17,6 juta pelanggan 3G, KDDI/AU telah memiliki 19.8 pelanggan 3G, dan Vodafone-Jepang telah memiliki 1.9 juta pelanggan 3G, sebagai contoh Vodafone-Jepang hanya mendapatkan 4.8% pasar 3G Jepang. Lini masa
Referensi
Pranala luar
|