Share to:

 

Sutrisna Wibawa

Sutrisna Wibawa
Rektor Universitas Negeri Yogyakarta
Masa jabatan
22 Maret 2017 – 23 September 2020
Sebelum
Pendahulu
Rochmat Wahab
Pengganti
Margana (Plt.)
Sebelum
Sekretaris Dirjen Belmawa Kemristekdikti RI
Masa jabatan
2015–2017
Pembantu Rektor II Universitas Negeri Yogyakarta
Masa jabatan
2004–2012
Direktur Eksekutif IsDB Universitas Negeri Yogyakarta
Masa jabatan
2013–2015
Ketua BPPU Universitas Negeri Yogyakarta
Masa jabatan
2012–2015
Pembantu Dekan II Universitas Negeri Yogyakarta
Masa jabatan
1999–2003
Kepala Program Studi Pendidikan Bahasa Daerah Universitas Negeri Yogyakarta
Masa jabatan
1997–1999
Informasi pribadi
Lahir1 September 1959 (umur 65)
Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta
KebangsaanIndonesia
AlmamaterUniversitas Gajah Mada
IKIP Jakarta
IKIP Yogyakarta
Profesidosen
teknokrat
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Sutrisna Wibawa (lahir 1 September 1959) adalah guru besar filsafat Jawa Universitas Negeri Yogyakarta. Selain dikenal sebagai guru besar, Sutrisna Wibawa juga dikenal sebagai teknokrat yang pernah menjabat sebagai Sekretaris Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia. Sejak 22 Maret 2017 hingga 23 September 2020 Ia menjabat sebagai Rektor Universitas Negeri Yogyakarta kemudian mengundurkan diri dikarenakan maju dalam Pemilihan umum Bupati Gunungkidul 2020.[1][2]

Latar belakang

Masa kecil Sutrisna Wibawa hingga remajanya dihabiskan di daerah kelahirannya, Gunungkidul. Setelah menamatkan sekolah menengah pertama, dirinya melanjutkan pendidikan ke Sekolah Pendidikan Guru dan lulus tahun 1980. Kendati ketika itu pemerintah masih sangat membutuhkan tenaga guru, Sutrisna Wibawa memilih melanjutkan sekolahnya ke pendidikan tinggi, yakni IKIP Yogyakarta. Pendidikan tingginya (S1) ini diselesaikan pada tahun 1985 dan mengantarkannya menjadi tenaga pengajar di alamaternya. Tidak hanya sampai di situ, Sutrisna kemudian melanjutkan ke jenjang pascasarjana, yakni IKIP Jakarta (S2, 1991) dan Universitas Gadjah Mada (S3, 2013).

Karier

Dalam perannya sebagai dosen sastra sekaligus guru besar filsafat Jawa, Sutrisna menaruh perhatian besar atas pendidikan karakter. Artikel ilmiah kemudian ditulisnya dalam bidang tersebut, seperti Pengajaran Unggah-Ungguh Bahasa Jawa dengan Pendekatan Komunikatif pada Jurnal Cakrawala Pendidikan serta Pengajaran Sastra Wayang secara Apresiatif sebagai Sarana Pendidikan Budi Pekerti di Jurnal Kependidikan.

Sepanjang kariernya, Sustrina Wibawa menjabat posisi strategis, mulai tingkat fakultas hingga universitas. Di fakultas, dirinya menjadi Pembantu Dekan II Fakultas Bahasa dan Seni UNY, sementara pada tingkat universitas menjadi Pembantu Rektor II. Jabatan Pembantu Rektor II UNY ini diembannya dari tahun 2004 hingga 2012. Setelahnya, Sutrisna menjabat Direktur Eksekutif IsDB UNY dan Ketua Badan Pengelolaan dan Pengembangan Usaha UNY.

Tahun 2015, Sutrisna Wibawa dipercaya mengemban tanggung jawab sebagai Sekretaris Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia. Dalam masa jabatannya, Sutrisna menjadi Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) ataupun Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dalam berbagai kegiatan pengembangan kemahasiswaan serta berdedikasi untuk mengoptimalkan kinerja Kementerian dalam menyalurkan Beasiswa Bidikmisi sesuai arahan menteri dan dirjen.[3]

Optimalisasi kinerja tersebut dilakukannya termasuk dengan cara meningkatkan penyerapan dan memastikan beasiswa tersebut efektif serta tepat sasaran. Tercatat setiap tahunnya beasiswa Bidikmisi disalurkan pada 60 ribu mahasiswa baru dengan total nilai anggaran mencapai 15 triliun.[4]

Tahun 2017 jabatan ini dilepaskannya oleh karena terpilih dan dikukuhkan sebagai rektor Universitas Negeri Yogyakarta.[3][5] Di bawah kepemimpinan Sutrisna Wibawa, UNY ditargetkan menjadi Universitas Kependidikan Kelas Dunia (UKKD) yang berkarakter unggul, kreatif, inovatif, takwa, mandiri, cendekia. Saat ini UNY juga menjadi Top 500 Asia versi QS, peringkat 3 UniRank Indonesia, dan peringkat 11 universitas terbaik di Indonesia versi Kemenristekdikti tahun 2018.[6]

Sutrisna Wibawa juga mengantarkan UNY meraih Rekor MURI untuk keenam kalinya. Rekor tersebut terkait festival jathilan yang digelar Mei 2019, yaitu Rekor Dunia Tari Jathilan Kreasi Baru Peserta Terbanyak. Festival itu digelar untuk memperingati Dies Natalis UNY ke-55, sekaligus mengenalkan kembali Jathilan kepada masyarakat di tengah derasnya arus globalisasi.[7] Dalam festival tersebut, Sutrisna turut beraksi memainkan kuda-kuda secara penuh.

Pada Februari 2019, UNY meresmikan 13 gedung laboratorium baru hasil dana hibah Islamic Development Bank (IsDB) yang dihadiri oleh Menristekdikti, Mohamad Nasir. Persiapan proyek pembangunan gedung tersebut telah dilakoni Sutrisna Wibawa sejak aktif sebagai Direktur Eksekutif IsDB pada 2013-2015.[8] Mei 2019, UNY juga mengoperasikan gedung baru pascasarjana yang didanai dari Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP). Gedung tersebut diresmikan oleh Wakil Presiden RI Jusuf Kalla yang khusus berkunjung ke UNY sekaligus untuk pertama kalinya mendaratkan Pesawat Kepresidenan di Bandara Yogyakarta International Airport (YIA)[9]

Gaya komunikasi

Sutrisna Wibawa dapat berkomunikasi dengan cair dengan generasi milenial. Ia aktif menggunakan Facebook, Instagram, dan Twitter. Di media sosial tersebut Rektor UNY ini menggunakan bahasa yang komunikatif, santai, serta interaktif. Dengan demikian rasa kekelurgaan terbangun dan kepentingan antarpihak termasuk mahasiswa dapat terjembatani.[10] Media sosial juga menjadi sarana menyampaikan kebijakan sekaligus menyerap aspirasi terkait UNY sehingga mampu meningkatkan kualitas pendidikan layaknya arahan pembangunan kualitas manusia yang dicanangkan pemerintah.

Atas gaya komunikasi tersebut, Sutrisna Wibawa sempat menghebohkan dunia maya, yaitu saat dirinya mengumumkan akan menggelar konser dies natalis di Gedung Olahraga (GOR) UNY dengan syarat nilai IPK. Melalui media sosialnya, Sutrisna mengatakan bahwa mahasiswa yang memiliki IPK tinggi akan memperoleh tiket, sedangkan yang IPK rendah dipersilakan menonton melalui layar tancap di luar GOR maupun melalui streaming.[11] Di Twitter terdapat tweet mahasiswa yang di-retweet puluhan ribu kali dari seorang mahasiswa yang berkeinginan agar Sutrisna Wibawa menjadi rektor atau kepala sekolah di kampus dan sekolahnya.[12]

Lihat pula

Referensi

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya