Tari Ledo Hawu
Pakaian para penari pria mengenakan kain selimut yang disebut kain higi-huri, ikat kepala yang disebut destar, giring-giring yang ditalikan padakaki, serta bersenjatakan kelewang yang disebut hemala. Sedangkan untuk para penari wanita mengenakan kain selimut yang disebut kain ei hawu, ikat pinggang yang disebut pedi dan kepalanya dihias dengan mayang kelapa dan perhiasan lainnya.[1] Gerakan Tarian Ledo HawuTarian ini dilakukan berpasangan pria dan wanita yang diiringi gong dan tambur serta giring-giring pada kaki pria, disebut sebagai dere.[1] Hentakan kaki, lenggang dan pandangan merupakan gerakan utama. Sedangkan gerakan lain dalam tarian ini adalah gerakan para pria yang saling memotong hemala (klewang) yang menjadi perlengkapan tari para pria.[2] Perkembangan Tari Ledo HawuTarian ledo hawu selain diselenggarakan sebagai tari persiapan menuju ke medan perang, sering pula dipentaskan untuk upacara kematian serta perkawinan. Apabila dipakai untuk upacara kematian, Ledo hawu menggambarkan pembersihan jalan yang akan dilalui oleh arwah si mati menuju ke dunia yang baka. Selain itu, tarian ini sering disebut sebagai tarian perang memperebutkan arwah yang akan dilepas.[2] Referensi
|