Terminal Arjosari
Terminal Arjosari merupakan nama sebuah prasarana umum berupa terminal penumpang tipe A yang berada pada sisi utara pintu masuk wilayah administrasi Kota Malang di Kelurahan Arjosari. Terminal ini menjadi terminal bus terbesar dan tersibuk seantero kota daripada Terminal Landungsari dan Terminal Hamid Rusdi (Gadang). Selain dekat dengan permukiman penduduk, lokasi terminal ini juga tidak jauh dari beberapa prasarana umum seperti Pasar Rakyat Arjosari, komplek BBPPMPV BOE Malang (VEDC) dan beberapa kantor unit pelaksana teknis (UPT) dari dinas instansi pemerintahan setempat. Akhir tahun 1989, terminal ini mulai dioperasikan oleh Pemerintah Kota Malang, menggantikan fungsi Terminal Pattimura yang berlokasi di dekat Stasiun Malang Kotabaru saat ini. Sejak 2017, status kewenangan tata kelola terminal ini mulai diambilalih oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (Ditjen Hubdat) Kementerian Perhubungan Republik Indonesia (Kemenhub RI). Area terminal ini mempunyai luas sekitar 55.250 m2, terbagi menjadi area parkir kendaraan (APK) khusus kendaraan bus besar/sedang, kendaraan non bus dan kendaraan pribadi. Terminal ini menjadi titik kumpul dan lintasan dari beberapa jenis moda angkutan umum dalam trayek seperti angkutan kota, angkutan pedesaan, MPU antarkota, bus wisata Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) dan bus antarkota. Selain itu, terdapat pula angkutan umum tidak dalam trayek berupa taksi, angkutan antar jemput (travel), ojek pangkalan dan angkutan daring dari terminal ini. SejarahTerminal Pecinan merupakan terminal multimoda yang pertama kali dibangun di kota Malang oleh Pemerintah Kolonial Hindia Belanda pada tahun 1920 s.d. 1924. Terminal ini dibangun bersamaan dengan dibangunnya Pasar Besar di kawasan Pecinan (PetjinanStraat). Lokasi terminal ini terletak di selatan kawasan Pasar Besar saat ini. Terminal ini melayani trayek perjalanan ke segala rute di Jawa Timur. Trayek-trayek ini dilayani oleh berbagai jenis kendaraan seperti dokar, oplet, bemo, Ford Beauty 1928, Essex Super Six Cylinder, dan Bus Chevrolet 1948. Terminal ini mulai dinonaktifkan sekitar tahun 1950 setelah kondisi terminal sudah tidak layak dan tidak dapat menampung jumlah kendaraan dan penumpang.[1][2] Lokasi Terminal Pecinan dipindahkan ke Terminal Sawahan setelah bangunan fisik terminal selesai dibangun pada tahun 1951. Terminal Sawahan terletak di ujung pertigaan Jl. Yulius Usman (TonganStraat) dan Jl. Sulawesi (Celebes weg). Lokasi terminal ini berada di denyut nadi perekonomian kota Malang, sebab berada di barat Pasar Besar dan utara Stasiun Jagalan. Namun, banyak penumpang yang memilih untuk naik-turun angkutan umum di luar area terminal. Hal ini menyebabkan banyak supir yang juga enggan masuk ke dalam terminal. Lebih lanjut, situasi ini mengakibatkan kondisi jalanan menjadi carut-marut dan terjadinya kemacetan parah di sekitar terminal. Kondisi ini membuat Pemerintah Kota Malang mulai menonaktifkan terminal ini pada tahun 1977. Saat ini bekas Terminal Sawahan yang telah menjadi kenangan dan berubah fungsi menjadi SPBU Trunojoyo.[3][4] Lokasi Terminal Sawahan dipindahkan ke Terminal Pattimura sejak tahun 1977. Terminal Pattimura terletak sekitar 2 kilometer sebelah utara dari terminal lama. Terminal ini berada di kawasan simpang empat Jl. Pattimura, yang terletak di utara Stasiun Malang dan Lapangan Rampal saat ini. Permasalahan yang terjadi di lokasi baru masih sama seperti ketika di Sawahan. Hal ini menyebabkan terminal ini dinonaktifkan tahun 1988 setelah difungsikan selama 12 tahun. Saat ini bekas Terminal Patimura telah berubah menjadi kompleks bangunan ruko. Selain itu, di sepanjang Jl. Pattimura masih terdapat loket/agen beberapa perusahaan otobus (PO) yang melayani penjualan tiket bus jarak jauh (bus malam).[5] Mulai tahun 1988, Pemerintah Kota Malang mulai melakukan rekayasa pengaturan parkir angkutan umum, yang semula berada di pusat kota dipindahkan ke area pinggiran kota. Pemerintah Kota Malang mulai membangun tiga terminal di tiga tempat berbeda yaitu Gadang, Dinoyo dan Arjosari. Terminal Gadang difungsikan untuk melayani angkutan umum dengan rute ke arah selatan kota Malang, seperti Dampit, Lumajang, Blitar, Tulungagung dan Trenggalek. Terminal Dinoyo difungsikan untuk melayani angkutan umum dengan rute ke arah barat kota Malang, seperti Kediri, Jombang dan Tuban. Sedangkan Terminal Arjosari difungsikan untuk melayani angkutan umum dengan rute ke arah utara kota Malang, seperti Surabaya, Madura, Probolinggo, Jember dan Banyuwangi. Selain itu Terminal Arjosari juga difungsikan untuk melayani angkutan umum dengan rute jarak jauh seperti Bali, Jakarta dan Sumatera.[6][7][8][9] Lokasi Terminal Arjosari sebelumnya merupakan tempat pembuangan akhir (TPA). Semenjak tahun 1989, bangunan fisik terminal mulai dibangun di lokasi ini. Terminal ini diresmikan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur pada 13 November 1989. Semula status pengelolaan terminal ini berada di bawah Pemerintah Kota Malang. Per Januari 2016, status terminal ini meningkat menjadi terminal penumpang tipe A. Hal ini menyebabkan status pengelolaan terminal diambil alih oleh Kementerian Perhubungan Republik Indonesia berdasar pada UU No.32 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.[10][10][11][12] Jaringan angkutan kota MalangAngkutan kota menghubungkan Terminal Arjosari dengan beberapa tujuan akhir di kawasan dalam kota, seperti Gadang, Landungsari, Bunulrejo, Perumahan Tidar dan Perumahan Dieng. Terdapat sepuluh trayek angkutan kota yang mempunyai titik awal dan akhir dari ini. Angkutan kota ini mempunyai ciri khusus, yaitu kendaraan berwarna biru dan terdapat keterangan trayek yang merupakan inisial dari nama terminal yang ada wilayah ini, yaitu Arjosari (A), Gadang/Hamid Rusdi (G), Landungsari (L), Bunulrejo (B), Perumahan Tidar (T) dan Perumahan Dieng (D). Angkutan kota di Terminal Arjosari rata-rata beroperasi dari pukul 04.00 s.d. 21.00 WIB, menyesuaikan dengan jadwal kedatangan bus antarkota di terminal ini. Tarif umum angkutan kota untuk seluruh trayek adalah Rp 4.000,- untuk rute jauh/dekat. Berikut adalah trayek angkutan kota Malang (disertai keterangan kode trayek dan warna kendaraan) yang beroperasi di Terminal Arjosari.[13][14]
MPU luar kotaAngkutan pedesaanAngkutan pedesaan menghubungkan Terminal Arjosari dengan beberapa tujuan akhir di luar kawasan kota (kabupaten Malang) seperti Karangploso, Lawang, Pakis dan Tumpang. Terdapat empat trayek aktif angkutan pedesaan yang mempunyai titik awal dan akhir dari ini. Angkutan pedesaan ini mempunyai ciri khusus, yaitu kendaraan mempunyai warna yang berbeda per trayek dan terdapat keterangan trayek yang merupakan inisial dari nama terminal yang ada wilayah ini, yaitu Arjosari (A), Karangploso (K), Lawang (L), Bandar Udara Abdul Rachman Saleh (BD) dan Tumpang (T). Berikut adalah trayek angkutan pedesaan Malang (disertai keterangan kode trayek dan warna kendaraan) yang beroperasi di Terminal Arjosari.[15][16][17]
MPU antarkotaMobil Penumpang Umum (MPU) merupakan moda transportasi umum antarkota yag terdapat di Terminal Arjosari selain bus. MPU menghubungkan terminal ini dengan beberapa titik tujuan akhir di beberapa kawasan di sisi utara kota Malang seperti Surabaya dan Pasuruan. Berbeda dengan trayek bus antarkota yang hanya menaikturunkan penumpang di halte tertentu, MPU diperbolehkan menaikturunkan penumpang dengan tujuan jarak dekat di sepanjang lintasan trayek. Armada yang digunakan moda transportasi ini berupa kendaraan Isuzu Elf yang biasanya disebut Bison oleh warga setempat. Berikut merupakan trayek mobil penumpang umum (MPU) yang beroperasi di Terminal Arjosari.
Bus antarkotaLintas Jawa TimurAngkutan antarkota dalam provinsi (AKDP) seluruhnya dilayani oleh armada bigbus (kecuali Patas Blitar). Metode pembayaran bus AKDP kelas ekonomi maupun non ekonomi dilayani langsung di atas kendaraan (oleh kondektur), tanpa melalui agen/loket bus. Berikut merupakan trayek beserta perusahaan otobus (PO) operator angkutan antarkota dalam provinsi yang dilayani di Terminal Arjosari.
AntarprovinsiAngkutan antarkota antarprovinsi (AKAP) seluruhnya dilayani oleh armada bigbus. Sebagian besar trayek bus AKAP dilayani oleh armada bus dengan fasilitas kelas non ekonomi (terkecuali beberapa trayek seperti Semarang & Denpasar). Kelas non ekonomi disini merujuk pada beberapa tingkatan di atas kelas ekonomi seperti patas, bisnis, VIP, eksekutif, super eksekutif dan suite class. Berbeda dengan bus kelas ekonomi, metode pembayaran bus kelas non ekonomi hanya dilayani di loket/agen penjualan tiket resmi yang tersedia di dalam area terminal. Armada bus AKAP melayani trayek jarak jauh seperti Bali, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Barat, Jakarta, Banten dan Lintas Sumatera. Berikut merupakan trayek beserta perusahaan otobus (PO) operator angkutan antarkota antarprovinsi yang dilayani di Terminal Arjosari.
GaleriReferensi
Lihat pula
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Transportation in Malang Raya. (Indonesia) Web Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Republik Indonesia |