Share to:

 

Wisata petualangan

Pendaki mencapai puncak Gunung Merapi.

Wisata petualangan adalah bidang pariwisata yang memiliki risiko tertentu, seperti mendaki gunung, arung jeram, susur gua, dan menyelam.[1][2] Biaya penyelenggaraan wisata petualangan cenderung lebih mahal karena membutuhkan persiapan dan keamanan yang lebih rumit daripada jenis wisata lainnya. Meskipun demikian, wisata petualangan terus mendapatkan minat masyarakat, karena menghadirkan pengalaman berwisata yang berbeda.[3]

Jenis

Beradarkan risiko kecelakaan, wisata petualangan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu wisata petualangan ringan dai wisata petualangan berat. Wisata petualangan ringan cenderung memiliki risiko kecelakaan yang kecil. Contoh kegiatannya ialah berjalan menyusuri suatu tempat wisata alam dan selam permukaan. Sedangkan wisata petualangan berat cenderung memiliki risiko kecelakaan tinggi. Contoh kegiatannya yaitu arung jeram dan pendakian gunung.[2]

Wisatawan petualang dengan risiko tinggi dapat dibagi menjadi dua tipe, yakni wisatawan penjelajah dan wisatawan yang membaur dengan masyarakat. Tipe penjelajah memakai rute yang tidak umum atau membuat rute sendiri. Sementara itu wisatawan yang membaur dengan masyarakat biasanya memilih hidup bersama masyarakat sekitar hingga jangka waktu tertentu. Keduanya tidaklah menggunakan jasa biro perjalanan, paket wisata dan sejenisnya, sehingga mungkin kenyaman dan keamanan tidak seterjamin pada pariwisata biasa.

Kritik

Wisata petualangan telah menjadi salah satu industri pariwisata yang besar dalam beberapa waktu belakangan. Permasalahan timbul ketika biro wisata membuat paket-paket wisata yang mengabaikan peran penduduk lokal, sehingga penduduk lokal tidak terlibat dalam kegiatan ekonomi tersebut.[4]

Catatan kaki

  1. ^ Ismayanti (2010). Pengantar Pariwisata. Jakarta: Grasindo. hlm. 155. ISBN 978-979-081-069-3. 
  2. ^ a b Bong, S., dkk. (2019). Manajemen Risiko, Krisis, dan Bencana untuk Industri Pariwisata yang Berkelanjutan. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. hlm. 18–19. ISBN 978-602-06-3517-0. 
  3. ^ Cahya, Kahfi Dirga, ed. (2020-11-14). "5 Alasan Wisata Petualangan Diminati Masyarakat". Kompas.com. Diakses tanggal 2021-03-11. 
  4. ^ Iskandarsyah, M. (2019). Buku Kajian Wisata Petualangan: Sebuah Analisa. Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia. ISBN 978-623-7035-76-3. 


Kembali kehalaman sebelumnya