Yohanes Pembaptis Yi
Yohanes memeluk agama Kristen Katolik bersama-sama abangnya ketika berusia dua puluh delapan tahun. Ketekunannya menarik perhatian para katekis, yang mengutusnya ke Beijing untuk merundingkan urusan-urusan agama di sana. Imam-imam di Beijing, terpesona oleh kesalehannya, membaptis dan menerimakan sakramen-sakramen lainnya kepada Yohanes. Sekembalinya ke Korea, Yohanes Pembaptis berpantang daging sampai akhir hayatnya, dan memutuskan untuk hidup selibat. Dia menonjol karena penampilannya yang suci. Dia wafat sebagai martir pada umur 39 tahun, disiksa secara kejam dengan alat-alat penyiksaan, dan akhirnya dipancung dengan kapak, pada tanggal 20 Juli 1839.[1][2] Lihat pulaReferensi
|