Drs. Tgk. H. Abdul Wahab Dahlawy (Lahir di Buket Pala, Idi Rayeuk, Aceh Timur, Tahun 1918) merupakan Penjabat sementara Bupati Aceh Utara yang ke-7 untuk masa jabatan (1958-1960) dan terpilih kembali sebagai Bupati Aceh Utara yang ke-10 untuk periode (1967-1972). Selama beliau menjabat sebagai Bupati Aceh Utara, beliau sangat fokus dibidang pembangunan infrastruktur, industri dan pendidikan di Aceh Utara (termasuk sekarang : Lhokseumawe dan Bireuen).[1]
Latar belakang
Beliau merupakan anak dari Teungku Imam Bardan dan lahir Bukit Catok, Kewedanan Idi, Kabupaten Aceh Timur, Keresidenan Aceh dan kemudian menjadi pegawai pada Departemen Dalam Negeri, lalu menjadi Bupati Aceh Utara.[2]
Riwayat Pendidikan
- Guvernemen-Inlandsche School
- Madrasah Nahdlatu Islamiah (Idi)
- Madrasah Fiaziah (Sekolah Menengah Islam Tinggi)
- Madrasah Darus Hadist Az-Zubaidiyah (Master of Islamic Law) di Delhi, India.
- Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya
Riwayat Profesi
Bidang Pemerintahan
- Wedana Idi, Lhokseumawe dan Langsa.
- Patih Kabupateh Aceh Timur, Kabupaten Nias, Kabupaten Aceh Barat, Kabupaten Aceh Selatan dan Kabupaten Aceh Utara.
- Pejabat Bupati Kepala Daerah Aceh Timur, Nias, Aceh Barat, Aceh Selatan dan Aceh Utara.
- Bupati Aceh Utara
- Pegawai Tinggi Ketataprajaan (Bupati yang diperbantukan)[3]
Bidang Pendidikan
- Guru Madrasah Islamiah (1942-1946)
- Guru Sekolah Menengah Islam di Lhokseumawe (1946)
- Guru Sekolah Menengah Islam di Langsa (1951)
- Guru Panti Pengetahuan Umum di Gunungsitoli, Nias.
- Guru Sekolah Menengah Islam di Meulaboh (1954)
- Dosen Fakultas Dakwah, Mata Kuliah Ilmu Tafsir / Hadits di Banda Aceh (1963)
Bidang Organisasi
- Ketua (presiden) Indonesian - Malayan Association (Persatuan Indonesia - Malaya) di Delhi, India (1939-1941)
Profesi Lain
- Veteran Golongan A
- Kepala Distrik Tentara di Langsa (1949-1950)
- Anggota DPRK Kabupaten Aceh Timur di Langsa (1949-1955)
- Wakil Ketua Perjuangan Rakyat Kewedanan Lhokseumawe (1946-1947)[4]
- Kepala Tambang Minyak R.I di Lhokseumawe
- Petani Sawah saat masa penjajahan Jepang samblan bekerja jadi guru.[5]
Kontribusi
Selama beliau menjadi Bupati Aceh Utara sangat banyak memberikan kontribusi untuk pembangunan, industri dan Pendidikan. Kala itu beliau membantu merintis pembangunan Perguruan Tinggi di Aceh Utara yang kelak menjadi cikal bakal Universitas Malikussaleh, Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe [6][7][8]
Lihat pula
Referensi