Pada tahun 2014, Alcatel-Lucent dipisah menjadi dua, yakni Alcatel-Lucent Enterprise, yang menyediakan jasa telekomunikasi untuk perusahaan lain, dan Alcatel-Lucent, yang menjual produknya ke operator telekomunikasi. Alcatel-Lucent Enterprise kemudian dijual ke sebuah perusahaan asal Tiongkok pada tahun yang sama, dan pada tahun 2016, Nokia membeli Alcatel-Lucent.
Perusahaan ini fokus pada produksi perangkat keras, teknologi IP, perangkat lunak, dan layanan untuk jaringan tetap, seluler, dan terkonvergensi, dengan operasi di lebih dari 130 negara. Pada tahun 2014, perusahaan inipun disebut sebagai Pemimpin Industri pada Sektor Perangkat Keras & Peralatan Teknologi oleh ulasan Dow Jones Sustainability Indices,[2] serta masuk dalam daftar "Thomson Reuters Top 100 Global Innovators" untuk empat kali berturut-turut pada tahun 2014.[3] Alcatel-Lucent juga memiliki Bell Laboratories, salah satu fasilitas riset dan pengembangan terbesar di industri telekomunikasi, yang para pegawainya telah mendapat sembilan Hadiah Nobel. Perusahaan inipun memegang lebih dari 29.000 paten.[4]
Pada tanggal 3 November 2016, Nokia menyelesaikan akuisisi terhadap perusahaan ini dan perusahaan inipun digabung ke dalam Nokia Networks. Sementara Bell Labs tetap dipertahankan sebagai anak usaha dari Nokia.[1][5]
Merek Alcatel-Lucent kemudian digantikan oleh Nokia. Walaupun begitu, merek tersebut tetap dipertahankan oleh Alcatel-Lucent Enterprise, divisi korporat dari Alcatel-Lucent yang dijual ke China Huaxin pada tahun 2014 dengan harga €202 juta ($254 juta). Alcatel-Lucent Enterprise berkantor pusat di dekat Paris.[6][7]
Sejarah
Alcatel-Lucent dibentuk saat Alcatel (singkatan dari Société Alsacienne de Constructions Atomiques, de Télécommunications et d'Électronique, sebuah perusahaan kecil asal Mulhouse yang digabung ke dalam CGE pada tahun 1966) digabung dengan Lucent Technologies pada tanggal 1 Desember 2006. Perusahaan inipun memulai sejarahnya dari La Compagnie Générale d'Electricité (CGE) dan Western Electric.[8]
Western Electric didirikan pada tahun 1869 oleh Elisha Gray dan Enos N. Barton di Cleveland, Ohio, Amerikan Serikat. Pada tahun 1880, Western Electric dipindah ke Chicago, Illinois, dan kemudian menjadi perusahaan ketenagalistrikan terbesar di Amerika Serikat. Pada tahun 1881, American Bell Telephone Company, yang didirikan oleh Alexander Graham Bell dan merupakan pendahulu dari American Telephone & Telegraph (AT&T), membeli mayoritas saham Western Electric, dan menjadikan Western Electric sebagai pengembang dan produsen peralatan untuk perusahaan telepon Bell.[8]
Sementara itu, CGE dibentuk pada tahun 1898 oleh Pierre Azaria di Alsace yang saat itu masih merupakan bagian dari Jerman. CGE merupakan sebuah konglomerat yang bergerak di sejumlah industri, seperti ketenagalistrikan, transportasi, elektronik, dan telekomunikasi. CGE kemudian menjadi pemimpin di bidang telekomunikasi digital dan juga dikenal karena memproduksi kereta cepat TGV.[8]
Pada tahun 1925 juga, Western Electric menjual International Western Electric Company ke ITT Corporation. CGE kemudian membeli divisi telekomunikasi dari ITT pada pertengahan dekade 1980-an.[8]
AT&T kembali masuk ke Eropa pada tahun 1984 setelah mendivestasi Bell System. Philips pun mendukung langkah tersebut, salah satunya karena teknologi switching PRX miliknya makin menua, sehingga harus mencari mitra untuk membantu mendanai pengembangan switching digital. Joint venture antara AT&T dan Philips menggunakan fasilitas produksi dan pengembangan di Den Haag, Hilversum, Brussels, dan Malmesbury, serta sumber dayanya di Amerika Serikat untuk mengadaptasi sistem 5ESS ke Eropa. Joint venture tersebut pun berhasil menggandakan omsetnya antara tahun 1984 dan 1987, dengan memenangkan kontrak switching dan transmisi besar, terutama di Belanda. Pada tahun 1987, AT&T meningkatkan kepemilikan sahamnya di joint venture tersebut menjadi 60%, dan pada tahun 1990, AT&T membeli sisa saham joint venture tersebut yang masih dipegang oleh Philips.
Pada tahun 1998, Alcatel Alsthom menggeser fokusnya ke bisnis telekomunikasi, dengan memisahkan Alsthom dan mengubah namanya menjadi Alcatel. AT&T juga memisahkan Lucent Technologies pada bulan April 1996 dengan melakukan penawaran umum perdana.[8]
Pada bulan April 2004, TCL Corporation dan Alcatel mengumumkan pembentukan joint venture yang bergerak di bidang produksi ponsel, yakni Alcatel Mobile Phones. Setahun kemudian, Alcatel menjual sahamnya di joint venture tersebut, namun melisensikan merek Alcatel ke TCL.
Penggabungan
Karena menghadapi kompetisi yang ketat di bidang telekomunikasi, Alcatel dan Lucent Technologies pun bergabung pada tanggal 30 November 2006.[9]
Pada tanggal 5 April 2006, Alcatel mengumumkan bahwa mereka akan menukar saham Alcatel Alenia Space dan Telespazio seharga €673 juta dengan 12,1% saham Thales. Kesepakatan tersebut pun meningkatkan kepemilikan saham Alcatel di Thales menjadi 20,8%.[8]
Pada akhir tahun 2006, Alcatel-Lucent mengakuisisi bisnis UMTS dari Nortel. Pada tahun 2007, perusahaan ini mengakuisisi pemasok jaringan WDM metro asal Kanada, Tropic Networks, Inc.; pengembang produk gerbang layanan korporat, NetDevices; produsen perangkat lunak IPTV, Tamblin; dan praktek konsultansi telekomunikasi, Thompson Advisory Group, Inc. Alcatel-Lucent juga membentuk sebuah joint venture dengan Draka Holding asal Belanda untuk memproduksi serat optik. Pada bulan Desember 2007, Draka membeli 49,9% saham joint venture tersebut yang dipegang oleh Alcatel-Lucent dengan harga €209 juta.[10] Pada tahun 2008, perusahaan ini mengakuisisi Motive, Inc., sebuah penyedia perangkat lunak manajemen layanan data seluler dan pita lebar asal Texas.[8]
Ben Verwaayen ditunjuk sebagai CEO pada bulan September 2008, setelah CEO pertama Alcatel-Lucent, Patricia Russo, dan chairman pertama Alcatel-Lucent, Serge Tchuruk, mengundurkan diri.[11] Pada bulan Mei 2009, saham Thales yang dipegang oleh Alcatel-Lucent dibeli oleh Dassault Aviation.[12] Pada tanggal 1 September 2010, Alcatel-Lucent mengumumkan akuisisi terhadap OpenPlug.[13]
Untuk tahun 2010, pendapatan perusahaan ini mencapai €16 milyar, namun mencatatkan kerugian bersih sebesar €334 juta.[14]
Pada bulan Oktober 2011, Alcatel-Lucent menjual Genesys ke Permira dengan harga $1,5 milyar, sama seperti harga beli perusahaan tersebut pada tahun 2000. Alcatel-Lucent pun menggunakan dana hasil penjualan Genesys untuk menutupi kerugiannya dari tahun 2007 hingga 2011.[15]
Untuk tahun 2011, pendapatan perusahaan ini mencapai €15 milyar, namun mencatatkan kerugian bersih sebesar €1,1 milyar. Untuk tahun 2012, pendapatan perusahaan ini mencapai €14,4 milyar, namun mencatatkan kerugian bersih sebesar €1,4 milyar.[16] Setelah arus kasnya negatif selama tujuh tahun berturut-turut, pada bulan Oktober 2013, perusahaan inipun mengumumkan rencananya untuk mengurangi 10.000 dari 72.000 orang pekerjanya, sebagai bagian dari upaya penghematan sebesar €1 milyar.[17]
Pada bulan April 2013, Michel Combes menggantikan Verwaayen sebagai CEO. Pada tanggal 19 Juni 2013, Combes mengumumkan "The Shift Plan",[18] sebuah rencana tiga tahun yang meliputi pemfokusan pada bisnis jaringan IP, akses pita ultra-lebar, dan awan; penghematan biaya operasional sebesar €1 milyar; penjualan sejumlah aset untuk menghasilkan pendapatan sebesar €1 milyar; dan restrukturisasi utang.
Pada tanggal 1 Oktober 2014, perusahaan ini mengumumkan bahwa mereka telah menyelesaikan penjualan Alcatel-Lucent Enterprise (ALE) ke China Huaxin Post & Telecommunication Economy Development Center.
^"Archived copy"(PDF). Diarsipkan dari versi asli(PDF) tanggal 4 March 2016. Diakses tanggal 5 December 2014.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^ abcdefgh"Alcatel-Lucent History". Company Overview. Alcatel-Lucent. 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-04-03. Diakses tanggal 2009-04-28.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"Alcatel-Lucent Merger Timeline". News Features. Alcatel-Lucent. 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-09-30. Diakses tanggal 2010-04-25.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)