Asam perfluorooktanoat (PFOA) (basa konjugatperfluorooktanoat)—atau C8—adalah asam karboksilat ter-perfluorinasi yang diproduksi dan digunakan di seluruh dunia sebagai surfaktan industri dalam proses kimiawi dan bahan mentah material. Senyawa ini mengancam kesehatan dan diatur ketat oleh pemerintah. Berbagai industri telah menghentikan produksinya secara sukarela. PFOA digolongkan sebagai surfaktan atau fluorosurfaktan karena struktur kimianya terdiri atas "gugus ekor" n-oktil ter-perfluorinasi dan "gugus kepala" karboksilat. Gugus kepalanya bersifat hidrofilik, sedangkan gugus fluorokarbonnya bersifat hidrofobik dan lipofobik. Gugus ekornya lengai dan berinteraksi lemah dengan moietas polar maupun non-polar; gugus kepalanya reaktif dan berinteraksi kuat dengan gugus polar, khususnya air. "Ekor"-nya hidrofobik karena non-polar dan lipofobik karena fluorokarbon lebih kebal gaya London daripada hidrokarbon.[6]
PFOA digunakan di berbagai produk pabrikan, termasuk karpet, pelapis furnitur, pakaian, pengilap lantai, kain/tekstil, busa pemadam api, dan perekat. PFOA berperan sebagai surfaktan dalam polimerisasi emulsifluoropolimer sekaligus bahan dasar sintesis senyawa pengganti perfluoroalkil, polimer, dan zat-zat polimer. PFOA sudah diproduksi secara massal sejak tahun 1940-an.[7] PFOA juga dibentuk melalui penguraianbahan-bahan prekursor seperti fluorotelomer. PFOA dijadikan surfaktan karena lebih mampu mengurangi tegangan permukaan air daripada surfaktan hidrokarbon dan sangat stabil karena mengandung gugus ekor perfluoroalkil.[6][8] PFOA disukai pabrik karena stabil, tetapi cenderung berbahaya bagi lingkungan.
Berbagai penelitian menemukan hubungan sebab-akibat antara keterpaparan PFOA dengan kanker ginjal. PFOA dengan kandungan bagian per miliar (ppb) yang rendah dan sangat rendah ditemukan di darah 98% penduduk Amerika Serikat. PFOA dengan kandungan ppb yang lebih tinggi ditemukan di darah pegawai paabrik dan penduduk sekitarnya. PFOA ditemukan di limbah industri, karpet antinoda, cairan pembersih karpet, debu rumah, kantong berondong jagung instan, air, makanan, dan produk-produk Teflon (PTFE).
Produsen utama PFOS, 3M Company (atau Minnesota Mining and Manufacturing Company pada tahun 1902 sampai 2002), berhenti memproduksi PFOA pada tahun 2002 setelah Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (EPA) menyampaikan keluhan resmi.[10]:2 Delapan perusahaan lain bersedia menghentikan produksi senyawa kimia ini secara bertahap pada tahun 2015.[10]:3
PFOA dan PFOS sangat sulit dilenyapkan dari lingkungan dan tidak mengalami proses penguraian normal. [Keduanya] tersebar merata di seluruh tingkat trofik tinggi dan ditemukan di tanah, udara, dan air tanah di seluruh Amerika Serikat. Potensi toksisitas, mobilitas, dan bioakumulasi PFOS dan PFOA dapat berakibat buruk bagi lingkungan dan kesehatan manusia.[10]:1
Sejarah
3M (waktu itu masih bernama Minnesota Mining and Manufacturing Company) mulai memproduksi PFOA dengan cara fluorinasi elektrokimia pada tahun 1947.[2] Sejak 1951, DuPont membeli PFOA dari 3M untuk memproduksi fluoropolimer tertentu—dijual secara komersial dengan merek Teflon, tetapi DuPont sendiri memakai istilah C8 di lingkungan perusahaannya.[11][12][13]
Pada tahun 1968, kandungan organofluorin terdeteksi di serum darah konsumen. Tahun 1976, kandungan tersebut diduga merupakan PFOA atau senyawa terkait seperti PFOS.[14][15][16]
Tahun 1999, EPA meminta semua perusahaan untuk mempelajari dampak bahan kimia yang diperfluorinasi setelah EPA menerima data distribusi dan toksisitas PFOS di seluruh dunia.[17] Atas desakan EPA,[18] pada Mei 2000, 3M mengumumkan berakhirnya pembuatan produk-produk berbahan PFOA, PFOS, dan PFOS yang selama ini menjadi produk terlaris 3M.[19] 3M mengatakan mereka akan membuat keputusan yang sama tanpa desakan EPA.[20]
Karena 3M berhenti memproduksi PFOA, pada tahun 2002, DuPont membangun pabriknya sendiri di Fayetteville, North Carolina untuk memproduksi bahan kimia ini.[21] PFOA mendapat perhatian luas setelah masyarakat yang tercemar menggugat pabrik DuPont di Washington, West Virginia, dan EPA turun tangan. Tahun 2004, ChemRisk, "penilai risiko industri" yang dikontrak DuPont, melaporkan lebih dari 770.000 kilogram C8 "dibuang, ditumpahkan, dan dilepas" ke alam terbuka oleh pabrik Washington Works milik DuPont sejak 1951 sampai 2003.[22]
Penelitian tentang PFOA menunjukkan tingginya kandungan di alam, kadar racun berdasarkan percobaan terhadap hewan, dan kaitannya dengan kesehatan manusia dan potensi dampak kesehatan secara umum. Selain itu, ilmu kimia analitis modern memungkinkan peneliti mendeteksi kadar PFOA secara rutin dalam satuan bagian per miliar (ppb) rendah dan sangat rendah di berbagai zat.[16] Pada tahun 2013, Gore-Tex berhenti memakai PFOA dalam pembuatan kain tahan cuaca.[23] Perusahaan-perusahaan besar produsen PFOA mengikuti Global PFOA Stewardship Program yang bertujuan menghentikan penggunaan PFOA pada tahun 2015.[24] Sejak saat itu, PFOA tidak lagi dipakai dalam pembuatan alat masak anti-lengket dan digantikan oleh GenX. Namun, percobaan terhadap tikus pada tahun 2015 menemukan bahwa GenX juga memicu masalah kesehatan yang sama seperti PFOA, tetapi penyakitnya sendiri baru muncul apabila GenX digunakan dalam konsentrasi/kadar yang lebih banyak daripada PFOA.[25]
Penyelidikan Rob Bilott
Pada musim gugur 2000, Rob Bilott, seorang pengacara dari firma hukum Taft Stettinius & Hollister, berhasil mendesak DuPont lewat perintah pengadilan untuk membuka semua dokumen yang berkaitan dengan PFOA. Dokumen ini terdiri dari 110.000 lembar penelitian dan laporan rahasia oleh ilmuwan DuPont yang dibuat selama puluhan tahun. Tahun 1993, DuPont tahu bahwa "PFOA memicu tumor kanker testis, pankreas, dan hati pada hewan percobaan". DuPont kemudian mencari bahan alternatif. Namun, karena produk-produk yang dibuat dengan PFOA adalah sumber pemasukan utama DuPont ($1 miliar per tahun), DuPont memutuskan tetap memakai PFOA.[11] Billott kemudian mengetahui bahwa "3M dan DuPont melakukan penelitian medis rahasia mengenai efek PFOA selama lebih dari empat puluh tahun" dan pada 1961 DuPont sudah tahu bahwa tikus-tikus yang diberi pakan berkandungan PFOA mengalami pembengkakan hati.[11][26][27] Penelitian selanjutnya menemukan bahwa PFOA menimbulkan efek kesehatan negatif yang timpang berdasarkan jenis kelamin di tikus-tikus yang terpapar bahan kimia ini. Keterpaparan PFOA pada tikus memicu perubahan genetik. PFOA memicu pembentukan jaringan lemak pada tikus yang menyebabkan hiperkolesterolemia (kolesterol tinggi) dengan frekuensi yang tidak pasti. Dampak PFOA terhadap kesehatan sangat bervariasi di antara tikus-tikus dari berbagai genotip. Selain itu, tikus betina dari semua genotip mengalami hiperkolesterolemia yang lebih parah dan cepat daripada tikus jantan.[28]
Bilott mengungkapkan bahwa DuPont secara sadar mencemari perairan di Parkersburg, West Virginia dengan PFOA sejak 1980-an.[11] Pada 1980-1990-an, peneliti mulai mendalami kadar racun PFOA.[27]
^ abPrevedouros K, Cousins IT, Buck RC, Korzeniowski SH (January 2006). "Sources, fate and transport of perfluorocarboxylates". Environ. Sci. Technol. 40 (1): 32–44. doi:10.1021/es0512475. PMID16433330.
^Goss K. U. (July 2008). "The pKa values of PFOA and other highly fluorinated carboxylic acids". Environ. Sci. Technol. 42 (2): 456–458. doi:10.1021/es702192c. PMID18284146.
^Cheng J, Psillakis E, Hoffmann MR, Colussi AJ (July 2009). "Acid dissociation versus molecular association of perfluoroalkyl oxoacids: Environmental implications". J. Phys. Chem. A. 113 (29): 8152–8156. doi:10.1021/jp9051352. PMID19569653.
^Rayne S, Forest K (June 2010). "Theoretical studies on the pKa values of perfluoroalkyl carboxylic acids". J. Mol. Struct. (Theochem). 949 (1–3): 60–69. doi:10.1016/j.theochem.2010.03.003.
^Weber, Joseph (2000-06-05). "3M's Big Cleanup – Why it decided to pull the plug on its best-selling stain repellent". Business Week (3684): 96.
^Ward, Jr., Ken (7 November 2008). "DuPont finds high C8 in Chinese workers". The Charleston Gazette. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-02-24. Diakses tanggal 6 January 2009.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Arneson, Gerald J. (November 1961). Toxicity of Teflon Dispersing Agents(PDF). DuPont, Polychemicals Department, Research & Development Division, Experimental Station. Diarsipkan dari versi asli(PDF) tanggal 2006-10-02. Diakses tanggal 2008-09-21.
^ abClapp, Richard; Polly Hoppin; Jyotsna Jagai; Sara Donahue. "Case Studies in Science Policy: Perfluorooctanoic Acid". Project on Scientific Knowledge and Public Policy (SKAPP). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-03-01. Diakses tanggal 2008-12-19.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)