Badak utih utara (Ceratotherium simum cottoni) adalah salah satu dari dua subspesiesbadak Putih. Badak ini pernah tersebar di padang rumput dan savana di wilayah timur dan tengah Afrika. Sejak 19 Maret 2018 diketahui hanya tersisa dua individu betina yang masih hidup (masing-masing bernama Najin dan Fatu), sehingga subspesies ini dapat dikatakan punah secara fungsional. Kedua individu badak ini dimiliki oleh Kebun Binatang Dvůr Králové, Ceko, tetapi saat ini tinggal di Suaka Margasatwa Ol Pejeta, Kenya dan dilindungi dari segala arah oleh petugas bersenjata.[1]
Berdasarkan taksiran terbaru dari Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) yang diterbitkan pada tahun 2020, subspesies badak ini dimasukkan ke dalam kategori "Kritis (kemungkinan Punah di Alam Liar)."[2]
Belum ada informasi lebih lanjut mengenai status kepunahan Badak Putih Utara, namun diketahui bahwa 2 badak putih yang tersisa ; Naijin yang berusia 31 tahun (induk) dan Fatu yang berusia 21 bulan (Anak dari Naijin) masih sehat dan berada di konservasi Ol Pejeta, Kenya. Diketahui pula, bahwa Ol Pejeta telah bekerja sama dengan kelompok ilmuwan untuk membantu metode reproduksi (IVF) dan saat ini mereka telah memiliki 9 embrio yang diharapkan dapat terlahir Badak Putih Utara jantan.