Bahasa Tibet Kuno
Bahasa Tibet Kuno adalah tahap terawal bahasa Tibet yang dibuktikan secara tertulis dalam catatan-catatan pada masa Kekaisaran Tibet pada pertengahan abad ke-7 hingga awal abad ke-11. Pada tahun 816 M, masa pemerintahan Sadnalegs, kesusastraan Tibet mengalami perubahan besar-besaran yang bertujuan untuk membakukan bahasa dan kosa kata terjemahan yang dibuat dari naskah-naskah India, kemudian menghasilkan apa yang sekarang disebut sebagai bahasa Tibet Klasik.[3] FonologiBahasa Tibet Kuno dicirikan oleh banyak fitur yang telah hilang dalam bahasa Tibet Klasik, termasuk awalan my- ketimbang m- sebelum sisipan -i- dan -e-, gugusan sts- yang kemudian disederhanakan menjadi s- dalam bahasa Tibet Klasik, dan bentuk kebalikan dari huruf vokal "i" (gi-gu).[4] Konsonan aspirasi bukanlah fonemik dan banyak kata yang ditulis sembarangan dengan konsonan dari deret teraspirasi atau niraspirasi. Sebagian besar konsonan dapat dipalatalisasi, dan deret palatal dari aksara Tibet merepresentasikan palatalisasi koronal. Bunyi yang secara biasa ditranskripsikan dengan huruf འ (Wylie: 'a) merupakan frikatif velar bersuara, sedangkan, sedangkan rotik dan lateral nirrsuara ditulis dengan digraf ཧྲ ⟨hr⟩ dan ལྷ ⟨lh⟩. Tabel berikut didasarkan pada analisis Hill tentang bahasa Tibet Kuno:[5]
Dalam bahasa Tibet Kuno, semivokal w terjadi pada sisipan tengah, bukan pada awalan. Huruf tertulis ཝ w dalam aksara Tibet awalnya merupakan digraf yang mewakili dua konsonan Tibet Kuno ɦw.[7] Susunan suku kataDalam bahasa Tibet Kuno, suku kata bisa sangat rumit dengan hingga tiga konsonan di awal, dua semivokal, dan dua konsonan akhir. Susunan ini dapat ditunjukkan sebagai (K1K2)K3(G1G2)V(K4C5), dengan semua posisi kecuali K3 dan V secara tidak tetap. Hal ini memungkinkan suku kata yang rumit seperti བསྒྲིགས bsgrigs berarti "diatur" and འདྲྭ 'drwa berarti "jaring", yang pengucapannya [βzgriks] dan [ɣdrʷa] dapat direkonstruksi. Kontras bunyi hanya ada di kolom K3 dan menyebar ke K1 dan K2 jadi སྒོ sgo berarti "pintu", dapat diwujudkan sebagai [zgo] sementara སྐུ sku berarti "badan" diwujudkan sebagai [sku]. Konsonan akhir selalu nirsuara, contohnya འཛིནད་ 'dzind [ɣd͡zint] dan གཟུགས་ gzugs [gzuks]. Fonem /b/ dalam kolom K1 kemungkinan besar diwujudkan sebagai [ɸ] (atau [β] ketika K3 bersuara) contohnya བསྒྲེ bsgre [βzgre] dan བརྩིས brtsis [ɸrtsis]. Fitur palatalisasi /i̯/ [Kʲ] dan labialisasi /w/ [Kʷ] dapat dianggap sebagai fonem terpisah, masing-masing diwujudkan sebagai semivokal masing-masing dalam SV1 dan SV2. Hanya konsonan tertentu yang diperbolehkan dalam beberapa kolom suku kata, seperti dirangkum di bawah ini:[8]
§ Dalam posisi K2, /d/ dan /g/ tersebar saling melengkapi: /g/ muncul sebelum /t/, /ts/, /d/, /n/, /s/, /z/, /l/, dan /l̥/ dalam K3, sedangkan /d/ muncul sebelum /k/, /g/, /ŋ/, /p/, /b/, dan /m/ dalam K3. Selain itu, /g/ ditulis ⟨k⟩ sebelum /l̥/. PalatalisasiPalatalisasi /Kʲ/ secara fonemik berbeda dengan gugusan awal /Ky/. Hal tersebut menghasilkan pembeda antara གཡ ⟨g.y⟩ /gj/ dan གྱ ⟨gy⟩ /gʲ/, ditunjukkan oleh pasangan minimal གཡང་ g.yaṅ berarti "domba" dan གྱང་ gyaṅ berarti "juga" atau "dan".[9] Bunyi-bunyi yang ditulis dengan huruf palatal ཅ c, ཇ j, ཉ ny, ཞ zh, dan ཤ sh menjadi terpalatalisasi dengan padanan bunyi fonemik ཙ ts, ཛ dz, ན n, ཟ z, dan ས s.[10] MorfologiKata bendaPenanda kasus dibubuhkan ke seluruh frasa kata benda, bukan ke kata-kata tunggal (yaitu Gruppenflexion). Bahasa Tibet Kuno membedakan sepuluh kasus yang sama dengan bahasa Tibet Klasik:[11]
Namun, sementara lokativus, allativus, dan terminativus berangsur-angsur menyatu dalam bahasa Tibet Klasik (dan dirujuk ke tradisi gramatikal pribumi sebagai la don bdun), idalam bahasa Tibet Kuno ketiga kasus ini dibedakan secara jelas.[12] Ahli tata bahasa Tibet tradisional tidak membedakan penanda huruf dengan cara ini, melainkan menyebarkan morfem huruf ini (tidak termasuk -dang dan -bas) ke dalam delapan huruf yang diserap dari bahasa Sanskerta. Kata kerjaKata kerja transitif lama Tibet berubah hingga empat pemenggalan kata, sedangkan kata kerja intransitif hanya memiliki satu atau dua pemenggalan kata. Dalam diatesis aktif, ada pemenggalan kata yang tidak sempurna dan pemenggalan kata yang sempurna, masing-masing sesuai dengan sistem pemenggalan kala lampau dan kini dalam bahasa Tibet Klasik. Kata kerja transitif juga mungkin memiliki dua pemenggalan kata diatesis pasif, pemenggalan kata dinamis, dan pemenggalan kata statis. Kedua pemenggalan ini pada gilirannya sesuai dengan kala mendatang dalam tahap Tibet Klasik.[13] Kata ganti orangBahasa Tibet Kuno memiliki tiga kata ganti tunggal orang pertama ང་ ṅa, བདག་ bdag, dan ཁོ་བོ་ kho-bo, dan tiga kata ganti jamak orang pertama ངེད་ nged, བདག་ཅག་ bdag-cag, dan འོ་སྐོལ་ 'o-skol. Kata ganti orang kedua meliputi dua bentuk tunggal ཁྱོད་ khyod, dan ཁྱོ(ན)་འདའ་ khyo(n)-'da' dan bentuk jamak ཁྱེད་ khyed.[14] ReferensiCatatan kaki
Daftar pustaka
Pranala luar
|