Busan (Pengucapan Korea: [pu.san]), sebelumnya dikenal sebagai Pusan dan sekarang secara resmi dikenal dengan nama Kota Metropolitan Busan, adalah kota dengan populasi terbanyak kedua di Korea Selatan setelah Seoul, dengan jumlah penduduk yang mencapai 3.5 juta jiwa. Kota ini merupakan pusat ekonomi, budaya dan pendidikan di wilayah tenggara Korea, dan pelabuhannya merupakan pelabuhan tersibuk di Korea dan tersibuk ke-9 di dunia[a], terletak sekitar 120 mil (190 km) dari kepulauan Jepang sepeti Kyushu dan Honshu. Wilayah "Zona Ekonomi Tenggara" (termasuk Ulsan dan Gyeongsang Selatan) saat ini merupakan wilayah industri terbesar di Korea Selatan.
Busan dibagi menjadi 15 distrik administrasi utama dan satu daerah, yang secara bersama-sama menampung populasi sekitar 3,6 juta jiwa. Keseluruhan wilayah metropolitan, termasuk kota Gimhae dan Yangsan yang berdekatan, memiliki populasi sekitar 4,6 juta jiwa. Daerah terpadat yang dibangun di kota ini terletak di sejumlah lembah sempit antara Sungai Nakdong dan Sungai Suyeong, dan sebagian besar distrik dipisahkan oleh pegunungan. Nakdong adalah sungai terpanjang di Korea dan Pantai Haeundae Busan juga merupakan pantai terbesar di Korea.
Busan adalah pusat dari konvensi pertemuan internasional, menjadi tuan rumah APEC pada tahun 2005. Busan juga merupakan pusat turnamen olahraga di Korea, setelah menjadi tuan rumah Asian Games 2002 dan Piala Dunia FIFA. Busan adalah rumah bagi toserba terbesar di dunia, ShinsegaeCentum City.[5]
Etimologi
Nama "Busan" adalah versi ejaan Korea yang telah disempurnakan dari nama Korea kota ini sejak akhir abad ke-15.[6] Nama ini secara resmi menggantikan romanisasi McCune-Reischauer sebelumnya, Pusan,[7] pada tahun 2000.[b] Nama 釜山 (sekarang ditulis 부산 dengan menggunakan silabus hangul) adalah versi Sino-Korea untuk "Gunung Kawah", yang diyakini sebagai bekas nama Gunung Hwangryeong (황령산,荒嶺山,Hwangryeong-san) di sebelah barat pusat kota. Kawasan kuno GunungGeochil (거칠산국, 居柒山國, Geochilsan-guk, "Tanah Gunung Kasar") juga dianggap mengacu pada gunung yang sama, yang menaungi pelabuhan kota di Suyeong. (Distrik Geochilsan-gun di Kerajaan Silla kemudian berganti nama menjadi Dongnae pada tahun 757).
Pembagian administratif
Pada tahun 1957, Busan mengadopsi sebuah sistem pembagian administratif dengan penciptaan enam gu (distrik): yaitu Busanjin-gu, Dong-gu, Dongnae-gu, Jung-gu, Seo-gu, dan Yeongdo-gu. Saat ini, Busan terbagi menjadi lima belas gu dan satu gun (county).
Objek wisata di sekitar Busan selain pantai antara lain:
Oryukdo, lima buah pulau yang berada di mulut Pelabuhan Busan. Arti namanya adalah "Pulau Lima-Enam" yang dinamakan karena pada saat air laut pasang, salah satu pulaunya akan menjadi dua sehingga semua pulau tampak jadi enam buah.
Taejongdae, kawasan berbatu karang di sisi yang menghadap ke laut. Merupakan salah satu tempat untuk menyaksikan pemandangan lautan dan bebatuan yang berbentuk unik seperti Sinseonbawi dan Mangbuseok. Menurut kepercayaan setempat, Sinseonbawi adalah tempat singgahnya dewa-dewa, sementara Mangbuseok adalah wanita yang membatu karena menunggu suaminya yang tak kembali ke daratan.
Kuil Beomeosa (Beomeosa), kuil Buddha yang terletak di kaki Gunung Geumjeong (Geumjeongsan). Didirikan pada zaman Silla, diperkirakan sudah berusia lebih dari 1300 tahun. Pagoda batu tiga tingkat yang terletak di dalam kompleknya adalah Harta Nasional Korea Selatan nomor 250.
Pantai Songjeong, pantai berpasir putih dekat Bukit Dalmaji, di sebelah timur kawasan Haeundae.
Pasar Jagalchi, adalah pasar ikan terbesar di Korea Selatan yang didirikan setelah Perang Korea berakhir. Tempat menjual berbagai jenis makanan laut dan tempat bersosialisasi warga Busan.
Menurut sensus tahun 2005, 39,2% penduduk Busan memeluk agama Buddha dan 17,8% memeluk agama Kristen (10,4% Protestan dan 7,4% Katolik).[14] 43% penduduk pada dasarnya tidak beragama atau mengikuti agama asli lainnya.
Sejak tahun 1982, kota ini telah menjadi rumah bagi Lotte Giants, yang bermain di liga Baseball Profesional Korea. Di Korea, Busan dikenal sebagai ibu kota bisbol dan memiliki reputasi dengan penggemar bisbol yang sangat antusias.[17] Pada tahun-tahun awal pembentukannya, Lotte Giants memanfaatkan Gudeok Baseball Stadium sebagai rumah mereka. Pada pertengahan tahun 1980-an, mereka pindah ke Sajik Baseball Stadium, yang dibangun sebagai bagian dari kompleks olahraga untuk Asian Games 1986.
Jalur bus ekspres utama menghubungkan Busan dengan kota-kota lain di Korea di dua terminal bus utama, Terminal Bus Nopodong (di ujung utara Jalur Kereta Bawah Tanah 1) dan Terminal Bus Seobu di Stasiun Sasang di Jalur Kereta Bawah Tanah 2.
134 rute bus kota melayani setiap bagian Kota Metropolitan Busan. (Bus Kota Busan)
Laut
Kapal-kapal feri yang berangkat dari Terminal Feri Internasional di Dermaga 1 Pelabuhan Busan menghubungkan Busan ke kota-kota pelabuhan Jepang seperti Izuhara dan Hitakatsu di Pulau Tsushima, serta kota-kota seperti Shimonoseki, Fukuoka, dan Osaka di daratan Jepang.
PanStar[30] mengoperasikan Kapal Ferry PanStar dengan rute Busan dan Osaka.
Seaflower 2, sebuah kapal feri dengan rute menuju ke Tsushima yang dioperasikan oleh Dae-Express Shipping,[31] membawa penumpang dari Busan ke Hitakatsu hanya dalam waktu 1 jam 40 menit, dan dari Busan ke Izuhara dalam waktu 2 jam 40 menit.
Seonghee, yang dioperasikan oleh Pukwan Ferry,[32] menghubungkan Busan ke Shimonoseki.
Salah satu feri menuju ke Fukuoka adalah Camellia, yang dioperasikan oleh Camellia Line.[33] Camellia melakukan perjalanan ke Fukuoka semalam dalam waktu 7 jam 30 menit, dan perjalanan kembali di sore hari dalam waktu 5 jam 30 menit.
Layanan transportasi lainnya untuk menuju ke Fukuoka disediakan oleh kapal feri Beetle dan Kobee, melalui 2 armada hidrofoil berkecepatan tinggi yang dioperasikan oleh Miraejet.[34] Sekitar lima keberangkatan dari setiap kota dijadwalkan setiap hari. Dengan menggunakan bahan bakar hidrofoil, hanya membutuhkan waktu 2 jam 55 menit untuk menyeberangi Selat Korea ke Fukuoka. Kapal feri Beetle dimiliki oleh JR Kyushu.
Busan terletak pada sejumlah jalur kereta api, salah satu yang paling penting adalah Jalur Gyeongbu yang menghubungkan Busan dengan kota-kota besar lainnya seperti Seoul, Daejeon, dan Daegu. Semua kereta dari kelas yang berbeda-beda berjalan di sepanjang Jalur Gyeongbu, termasuk kereta super cepat KTX yang menyediakan layanan harian menuju Seoul dalam waktu sekitar 150 menit. Jalur Gyeongbu berakhir di Stasiun Busan. Jalur lainnya termasuk Jalur Donghae Nambu yang menghubungkan Ulsan, Pohang dan Gyeongju.
Jaringan Metro Busan terdiri dari empat jalur: 1, 2, 3, dan 4. Semua jalur dioperasikan oleh Busan Transportation Corporation. Jalur Transit Ringan Busan-Gimhae terhubung dari Stasiun Sasang (Jalur 2), Busan ke Stasiun Samgye, Gimhae.
^"[Overseas Chinese Elementary School Busan Korea]." International School Information, Government of South Korea. Diakses tanggal 30 Maret 2016. HomepageDiarsipkan April 22, 2013, di Wayback Machine.
^List of Busan's sister cities, Busan Metropolitan City; "Archived copy". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 Juli 2014. Diakses tanggal 6 Juni 2012., (Korea)"Archived copy". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 Juli 2014. Diakses tanggal 6 Juni 2012.
Note:A sebagai ibu kota provinsi; B sebagai kota dengan status khusus; C sebuah daerah, bukan merupakan kota; D juga disebut sebagai kota administratif; dan E adalah kota yang tidak memiliki gu dalam pembagian administratifnya