Catherine Howard (lahir sekitar 1518 atau 1524 - 13 Februari 1542) adalah Permaisuri Raja Inggris sebagai istri kelima dari Henry VIII.[2][3] Sebelum menjadi permaisuri, dia adalah dayang dari Permaisuri Anne dari Cleves, istri keempat dari Raja Henry VIII.[3] Raja Henry VIII tertarik dengan kepribadiannya yang penuh semangat dan kemudian menikahinya pada tanggal 28 Juli 1540.[3] Pada saat itu sang raja berumur sekitar 50 tahun dan Catherine masih berusia 16 atau 17 tahun.[3] Namun, hubungan Henry dengan Catherine berlangsung dengan baik selama setahun dan Henry merasa Catherine dapat meringankan rasa sakit yang diakibatkan oleh adu pedang yang dialaminya pada masa mudanya.[3] Seiring berjalannya waktu, tersebarlah kabar bahwa Catherine menyelingkuhi sang Raja. Uskup Agung Cranmer pada bulan September 1541 melaporkan kecurigaannya mengenai Catherine kepada Henry.[3] Awalnya sang raja yang sangat mencintai Catherine tidak mempercayai rumor dan laporan tentang perselingkuhan itu.[3] Namun, setelah sang raja mendapatkan kebenaran, Catherine dihukum penggal pada tanggal 13 Februari 1542 di Menara London. Saat itu Catherine masih berusia 18 atau 19 tahun.[3]
Latar belakang
Ayah Catherine bernama Edmund Howard (sekitar 1478 – 1539) dan ibunya adalah Joyce Culpeper (sekitar 1480 – c. 1528). Saudari ayahnya, Elizabeth Howard, adalah ibu dari Permaisuri Anne Boleyn, istri kedua Raja Henry VIII. Sebagai cucu Thomas Howard, Adipati Norfolk kedua (1443–1524), Catherine memiliki darah kebangsawanan yang kental. Meski begitu, Edmund Howard sendiri bukanlah orang yang kaya raya, karena dia bukanlah putra tertua dari 21 anak Thomas. Dalam sistem kebangsawanan Inggris, putra pertama mewarisi gelar kebangsawanan dan segala kepemilikan ayahnya. Catherine adalah istri Henry yang kelima yang merupakan anggota kebangsawanan Inggris. Katherine dari Aragon dan Anne dari Cleves berasal dari keluarga bangsawan di daratan utama benua Eropa.
Catherine Howard kemungkinan lahir di Lambeth sekitar tahun 1523, tetapi tanggal kelahirannya tidak diketahui.[4][5] Saat Joyce Culpeper meninggal pada sekitar tahun 1528, Catherine yang baru berusia lima tahun dikirim bersama beberapa saudaranya untuk tinggal bersama ibu tiri Edmund Howard, Agnes Tilney, janda Adipati Norfolk. Agnes merupakan nyonya rumah dari sebuah rumah tangga besar di Chesworth House, di Horsham, Sussex., juga di Norfolk House di Lambeth, yang merupakan tempat tinggal dari banyak pendampingnya, juga anak-anak bangsawan miskin.[6] Mengirim anak-anak untuk dididik dan dilatih di rumah tangga bangsawan daripada di rumah mereka sendiri telah menjadi kebiasaan di kalangan bangsawan Eropa.
Dikarenakan Agnes Tilney yang kurang menegakkan kedisiplinan, Catherine terpengaruh oleh gadis-gadis yang lebih tua untuk mengizinkan laki-laki masuk ke wilayah kamar tidur saat malam hari untuk hiburan. Kemampuan Catherine dalam menulis dan membaca cukup mengagumkan menurut ukuran masa tersebut. Catherine sering dilukiskan bersifat lincah, cekikikan, gesit, tetapi tidak pernah disifati rajin atau saleh. Dia menaruh perhatian besar atas pelajaran menarinya, meski perhatiannya mudah teralihkan dan kerap bercanda. Dia juga suka mengasuh binatang, utamanya anjing.[7]
Pada sekitar tahun 1536, Catherine yang kira-kira berusia tiga belas tahun mengalami pelecehan oleh guru musiknya, Henry Mannox. Mereka melakukan kontak bersifat seksual, tetapi tidak sampai berhubungan intim. Hubungan mereka berakhir saat Catherine dipindahkan ke rumah tangga Agnes Tilney di Lambeth. Di sana, Catherine disukai oleh sekretaris Agnes, Francis Dereham. Mereka menjadi sepasang kekasih dan memanggil satu sama lain dengan sebutan "suami" dan "istri". Dereham juga mengamanahi Catherine beberapa tugas yang lazim diberikan pada seorang istri, seperti memercayakan hartanya saat Dereham pergi berbisnis. Hubungan mereka sudah diketahui teman-teman satu kamar Catherine dan para pelayan, dan berakhir pada 1539 saat Agnes Tilney mengetahuinya. Terlepas dari semua itu, keduanya mungkin telah berniat menikah saat Francis Dereham kembali dari Irlandia, menyetujui prakontrak pernikahan. Jika mereka benar-benar telah mengucap sumpah sebelum berhubungan intim, mereka sudah dipandang menikah di mata gereja.[8]
Kehidupan di istana
Paman Catherine, Thomas Howard, Adipati Norfolk ketiga (namanya sama dengan kakek Catherine yang merupakan Adipati Norfolk kedua) menempatkan keponakannya di istana sebagai dayang dari Permaisuri Anne dari Cleves. Sebagai gadis muda yang menarik, Catherine dengan cepat menarik perhatian Raja Henry VIII. Sejak awal, Henry tidak menyukai Anne dan Cromwell gagal menemukan pasangan yang pantas untuk Sang Raja. Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh Thomas Howard. Keluarga Howard yang merupakan penganut Katolik taat mungkin melihat Catherine sebagai lambang perlawanan mereka dalam mengembalikan Katolik Roma di Inggris.
Ketertarikan Henry dengan Catherine diiringi semakin menguatnya pengaruh keluarga Howard. Sebulan tiba di istana, Henry memberi Catherine berbagai macam hadiah berupa tanah dan pakaian-pakaian mahal.[9]
Permaisuri
Henry dan Catherine dinikahkan oleh Uskup Edmund Bonner di Istana Oatlands pada 28 Juli 1540, pada hari yang sama dengan hukuman mati Thomas Cromwell. Pernikahan mereka dilangsungkan secara terbuka pada 8 Agustus.[11]
Catherine adalah perempuan muda yang berjiwa periang dan bebas. Dia terlalu muda untuk ambil bagian dalam urusan kenegaraan. Meski begitu, Thomas Heneage yang merupakan pendamping pribadi raja datang ke kamar Catherine untuk melaporkan keadaan Raja. Setiap hari, Catherine mengenakan pakaian baru gaya Prancis dengan perhiasan mahal.
Catherine lolos dari wabah pada Agustus 1540. Rombongan pasangan istana tersebut pergi bulan madu melalui Reading dan Buckingham. Pada 29 Agustus, Adipati Grafton tiba di rapat dewan. Setelah bendahara permaisuri mabuk dan berperilaku buruk, Henry dalam suasana hati yang buruk saat mereka pindah ke Working, saat kesehatannya membaik. Henry mengeluarkan pengeluaran besar yang melimpah untuk pernikahannya, dengan renovasi dan perluasan Istana Whitehall.[12]
Tidak ada rencana untuk upacara pemahkotaan Catherine. Namun jika mulai muncul tanda-tanda kehamilan, maka sebagaimana yang dilaporkan oleh Marillac pada 15 April, "jika itu benar, dia (Catherine) akan dimahkotai saat Whitsuntide."[ket 1][13]
Skandal
Diduga pada musim semi 1541, Catherine mulai menjalin hubungan romantis dengan salah satu pejabat dekat Raja, Thomas Culpeper. Culpeper memmanggil Catherine "my little, sweet fool" di surat cintanya[14] dan Catherine mempertimbangkan untuk menikah dengannya saat masih menjadi dayang dari Permaisuri Anne dari Cleves. Pertemuan mereka berdua diatur oleh salah satu dayang Catherine, Jane Parker, janda dari George Boleyn, saudara Permaisuri Anne Boleyn.[15]
Pihak-pihak yang telah mengenal perilaku Catherine saat dia masih tinggal di Lambeth mulai menghubungi Sang Permaisuri untuk meminta sokongan sebagai ganti mereka tutup mulut dan banyak dari mereka yang kemudian ditetapkan sebagai anggota rumah tangga Catherine. Di antara mereka adalah Francis Dereham yang menjadi sekretaris pribadi Catherine. Salah satu pejabat istana, John Lascelles, berusaha mencarikan tempat bagi saudarinya, Mary, di rumah tangga Permaisuri. Namun, Mary menolak dan mengatakan mengenai gaya hidup Catherine saat mereka tinggal bersama di Lambeth. John yang mendengar penuturan saudarinya kemudian melaporkan hal tersebut kepada Thomas Cranmer, Uskup Agung Canterbury. Saat Thomas Cranmer menginterogasi Mary Lascelles, terkuaklah gaya hidup Catherine semasa di Lambeth, termasuk perilaku seksualnya.
Cranmer yang Protestan menjadikan permasalahan ini untuk menumbangkan saingannya, keluarga Norfolk yang merupakan Katolik taat. Cranmer kemudian menahan Agnes Tilney dan putranya, William Howard; Thomas Culpeper; Francis Dereham; dan Jane Parker. Dereham mengakui hubungannya dengan Catherine sebelum menjadi permaisuri, tetapi setelah itu, dia mengaku tidak pernah dekat lagi semenjak Catherine menikah dengan Henry. Lebih jauh, dia mengatakan bahwa Culpeper mengalahkan dirinya dalam soal mendapat perhatian Sang Permaisuri.[16] Kabar burung tentang perjanjian pranikahnya dengan Catherine juga menjadi perhatian Cranmer. Jika perjanjian tersebut telah benar dilangsungkan, terlebih bila perjanjian itu diikuti dengan hubungan seksual, maka secara hukum pernikahan Catherine dan Henry otomatis tidak sah. Namun tidak ada berkas-berkas yang dapat mendukung kabar tersebut, dan bila ada, diduga telah dibakar oleh Agnes Tilney.
Jane Parker diinterogasi dan karena takut disiksa, dia menceritakan semuanya, termasuk saat dia mengawasi dari tangga belakang ketika Culpeper keluar dari ruangan permaisuri. Saat penyelidikan, surat-surat cinta Catherine ditemukan di kamar Culpeper.[17] Jane diinterogasi selama beberapa bulan. Meski tidak disiksa, dia sangat tertekan dan pada awal 1542, Jane dinyatakan gila.[18]
Pada Hari Raya Semua Orang Kudus, 1 November 1541, Henry yang berada di kapel istana menerima surat penangkapan Catherine yang menggambarkan kejahatannya. 7 November 1541, Thomas Cranmer memimpin utusan di Istana Winchester, Southwark, untuk menanyai Catherine, tetapi Cranmer menemukan Catherine dalam keadaan panik dan menyedihkan, dan mengatakan bahwa keadaan Catherine akan membuat siapapun akan mengasihaninya.[19] Cranmer kemudian memerintahkan para penjaga untuk mengenyahkan segala macam benda yang dapat digunakan Sang Permaisuri untuk bunuh diri.
Pengurungan dan kematian
Catherine secara resmi digulingkan dari kedudukannya sebagai permaisuri pada 23 November 1541 dan ditahan di Syon Abbey, Middlesex, bekas biara. Dia tetap di sana sepanjang musim dingin 1541.[20] Majelis Penasihat Raja memaksa Catherine mengembalikan cincin Anne dari Cleves yang diberikan Henry padanya. Henry sendiri ada di Hampton Court, tetapi Catherine tidak melihatnya lagi. Namun terlepas dari segala pernuatan Catherine, pernikahan Henry dan Catherine tidak pernah dibatalkan secara resmi.[21]
Pada 1 Desember 1541, Thomas Culpeper dan Francis Dereham diseret ke Guildhall atas dakwaan pengkhianatan dan akan dijatuhi hukuman sebagaimana para pengkhianat, yaitu digantung, ditarik, dan dipotong-potong. Kedua terdakwa mengajukan petisi pada Raja agar diizinkan mati dengan dipenggal, tetapi hanya petisi Thomas Culpeper yang dikabulkan, dikarenakan kedekatannya dengan Raja sebelum skandal ini terjadi. Mereka dihukum mati di Tyburn pada 10 Desember. Kepala mereka kemudian ditancapkan di Jembatan London.[22]
Dalam kasus ini, beberapa kerabat Catherine juga turut ditahan di Menara London, terkecuali pamannya, Thomas Howard sang Adipati Norfolk, yang telah menjauhkan diri dari skandal tersebut dan mundur di Kenninghall. Meski begitu, putranya, Henry Howard yang seorang penyair tetap menjadi orang dekat Henry. Mengetahui keluarganya mengalami kejatuhan, Thomas Howard menulis surat permohonan maaf kepada Henry pada 14 Desember dan menimpakan segala kesalahan kepada Catherine dan Agnes Tilney.[23]
Catherine dihukum mati pada Senin, 13 Februari 1542.[24] Malam sebelumnya, dipercaya Catherine berlatih berjam-jam untuk meletakkan kepalanya di balok.[25] Dia meninggal dengan cukup tenang, tetapi juga tampak pucat dan ketakutan. Dia sendiri meminta pendampingan saat menaiki perancah. Dia membuat pernyataan bahwa hukuman yang dia terima adalah "pantas dan adil", meminta pengampunan untuk keluarganya dan berdoa untuk jiwanya. Menurut cerita populer, kata-kata terakhirnya adalah "aku mati sebagai permaisuri, tetapi aku lebih memilih mati sebagai istri Culpeper", meskipun tidak ada saksi mata yang mendukung pernyataan ini. Alih-alih, laporan menyatakan bahwa Catherine meminta ampun atas segala dosanya dan mengakui bahwa dirinya pantas menerima "ribuan kali kematian" karena telah mengkhianati Raja yang telah memperlakukannya dengan baik. Catherine dipenggal dengan satu tebasan kapak.[26] Jane Parker juga dipenggal setelah Catherine, tetapi Agnes Tilney dibebaskan.[27][28]
Jenazah Catherine dan Jane Parker dikebumikan tanpa nisan di dekat Kapel St Peter ad Vincula, bersama jasad Anne Boleyn dan George Boleyn dimakamkan.[29] Setelah kejadian ini, keluarga Howard menghapus lukisan Catherine dari galeri gambar keluarga mereka.
Sumber
Catatan kaki
^Istilah yang digunakan di Britania dan Irlandia, juga oleh umat Anglikan dan Metodis di seluruh dunia, untuk merujuk hari raya Kristen Pentakosta, ahad kedelapan setelah Paskah
Rujukan
^Lionel Cust, 'A Portrait of Queen Catherine Howard by Hans Holbein the Younger (Burlington Magazine, 17, 1910)
^(Inggris)"Catharine Howard". Brittanica. Diakses tanggal 20 juni 2014.Periksa nilai tanggal di: |accessdate= (bantuan)
^Roberts, Howard; Godfrey, Walter H., ed. (1951). Norfolk House and Old Paradise Street. Survey of London. 23. British History Online. hlm. 137–140. Diakses tanggal 19 March 2016.