Pada usia 13 tahun, ia menemani ayahnya, Chen Zheng (Hanzi sederhana: 陈政; Hanzi tradisional: 陳政; Pinyin: Chén Zhèng), komandan pasukan ekspedisi militer Tiongkok bagian selatan,[2] dalam perjalanan ke Fujian, untuk mendirikan pemerintahan regional. Pada bulan April pada tahun kedua dari Kaisar Gaozong dari Tang (677), Chen Zheng meninggal saat bertugas, sehingga Chen Yuanguang mengambil alih tugas ayahnya, dan memimpin pasukan yang sebelumnya dipimpin oleh ayahnya. Pada saat itu, kaisar memberinya gelar "jenderal penjaga kiri, dan penjaga bel giok dari pemimpin county".[3] Ia lalu menumpas pemberontakan yang dilakukan oleh bandit lokal, seperti Chen Qian (Hanzi sederhana: 陈谦; Hanzi tradisional: 陳謙; Pinyin: Chén Qiān) dari Guangdong, serta Miao Zicheng (Hanzi: 苗自成) dan Lei Wanxing (Hanzi sederhana: 雷万兴; Hanzi tradisional: 雷萬興; Pinyin: Léi Wànxīng), yang merupakan pemimpin dari sebuah kelompok bandit bernama "kolega liar".[4] Sebagai hasilnya, wilayah Fujian bagian selatan berhasil diamankan, dan Chen Yuanguang pun dipromosikan menjadi hakim senior yang berkarakter jujur,[5] dan mendapat gelar komandan pasukan ekspedisi militer Tiongkok bagian selatan.
Menyelesaikan Zhangzhou
Zhangzhou, pada saat Chen Yuanguang masih hidup, adalah tempat di mana lusinan etnis, yang dicatat dengan nama "She", bercampur dengan Suku Han. Chen Yuanguang percaya bahwa kesopanan dapat mengalahkan penggunaan kekuatan militer sebagai taktik untuk memenangkan hati masyarakat lokal. Untuk memperkuat kepemimpinannya, ia lalu mengusulkan kepada kaisar agar memberikan status prefektur kepada wilayah di antara Zhangzhou dan Quanzhou. Pada tahun kedua dari Kaisar Ruizong dari Tang (686), Wu Zetian menyetujui usul tersebut, dan menerbitkan peraturan yang mengizinkan pembentukan Zhangzhou, yang meliputi Kabupaten Zhangpu dan Kabupaten Huaien. Wu Zetian juga memerintahkan Chen Yuanguang untuk diangkat sebagai kepala hakim Zhangzhou,[6] serta sebagai komisioner County Zhangpu.[7]
Mengamankan Fujian
Setelah itu, Chen Yuanguang menciptakan ketertiban antar dusun, membangun benteng, melatih pasukan, dan mengamankan daerah perbatasan. Sebagai hasilnya, seluruh wilayah, mulai dari Quanzhou di utara hingga Chaozhou di selatan, serta dari Ganzhou di barat hingga kepulauan di Selat Taiwan, menjadi stabil dan makmur. Ia lalu memperkenalkan teknik produksi dan pertanian canggih di wilayah tersebut, serta mengawasi penanaman komoditas yang menguntungkan, seperti beras, lenan, tebu, pisang, kelengkeng, dan bunga.
Pada tanggal 5 November, pada tahun kedua dari Kaisar Ruizong dari Tang (711), anak dari Miao Zicheng dan Lei Wanxing mengadakan pemberontakan di Chaozhou, dan kemudian bersembunyi di pegunungan. Setelah Chen Yuanguang mendengar kabar tentang pemberontakan tersebut, ia memimpin sebuah pasukan kavaleri ringan untuk melawan pemberontakan tersebut. Ia bertempur seharian penuh, tetapi akhirnya terbunuh oleh jenderal dari musuh yang bernama Lan Fenggao (Hanzi sederhana: 蓝奉高; Hanzi tradisional: 藍奉高; Pinyin: Lán Fènggāo). Masyarakat Zhangzhou pun sangat berduka. Bagi mereka, kematian Chen Yuanguang seperti kematian orang tua mereka sendiri. Chen Yuanguang lalu dimakamkan di Daqiyuan.[8] Kemudian, jenazahnya dipindah ke Zhangzhou.
Penghormatan dan kekaguman dari keturunannya
Upaya Chen Yuanguang untuk mengembangkan wilayah di dekat Zhangzhou dan Chaozhou, mendapat pujian dari sejumlah kaisar di kemudian hari. Pada tahun pertama dari Kaisar Xuanzong dari Tang (712), kaisar memberi Chen Yuanguang gelar "jenderal besar, dan penjaga sarung pedang macan tutul".[9] Ia juga memberinya gelar "Marquis Zhangzhou, yang tenang, setia, tegas, dan dermawan".[10] Kemudian, ia juga memberinya gelar "Marquis Sungai Ying",[11] dan memerintahkan sebuah kuil besar untuk dibangun guna menghormatinya. Kaisar Huizong dari Song lalu mendonasikan sebuah prasasti horisontal yang bertuliskan, "Kuil Kebaikan yang Menakjubkan" (Hanzi sederhana: 威惠庙; Hanzi tradisional: 威惠廟; Pinyin: wēi huì miào). Kaisar Xiaozong dari Song juga memberi Chen Yuanguang gelar "Pangeran Pembela Guangdong dan semangat brilian yang mengakomodasi kecerahan dan keganasan".[12] Pada masa Dinasti Ming, gelarnya kembali diubah menjadi "Marquis yang cerah dan ganas".[13] Masyarakat Zhangzhou menyebutnya sebagai "Adipati Suci, Pendiri Zhangzhou." Kuil yang didedikasikan untuknya pun menjamur di Fujian, Taiwan dan Asia Tenggara. Terdapat lebih dari 100 "Kuil Adipati Suci" (Hanzi sederhana: 圣王庙; Hanzi tradisional: 聖王廟; Pinyin: shèng wáng miào; Pe̍h-ōe-jī: Sèng-ông biō) di Kabupaten Zhangpu saja. Terdapat juga lebih dari 100 kuil yang didedikasikan untuk Kai Zhang Sheng Wang di Taiwan. Sejumlah orang tetap memberikan penghormatan di kuil yang didedikasikan untuknya, terutama oleh orang Hokkien yang bermarga Tan (Chen) di seluruh dunia.[14] Baru-baru ini, pemerintah kota Zhangzhou menamai salah satu jalan protokol di sana dengan nama Jalan Yuanguang Utara.
Penghormatan di Indonesia
Di Indonesia, Chen Yuan Guang dikenal juga dengan nama Tan Sing Ong, pemujaannya terdapat di Jakarta, Bandung, dan Semarang. Kelenteng Tan Sing Ong Jakarta terletak di Jalan Kemenangan, di tepi Sungai Krukut.[15]. Kelenteng Tan Sing Ong di Bandung berada di Jalan Vihara no. 3 (China Town Bandung) dengan nama Vihara Tanda Bhakti. Sementara Kelenteng Tan Sing Ong didirikan oleh Tan Tiang Tjhing pada tahun 1814 di Semarang sebagai kelenteng marga Tan.[16]
Kuil yang didedikasikan untuk Kai Zhang Sheng Wang