Desa wisata Brayut adalah sebuah objek wisata pedesaan yang terletak di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.[1] Konsep desa wisata sendiri adalah suatu kawasan pedesaan dengan karakteristik dan penciri khususnya sebagai daerah tujuan wisata.[2] Desa wisata Brayut merupakan desa wisata yang menonjolkan sisi kebudayaan terutama tentang budaya dalam kaitannya dengan pertanian.[3] Hal ini tidak mengherankan mengingat sebagian besar penduduk dusun Brayut bermatapencaharian sebagai petani.[3]
Lokasi
Secara administrasi Desa Brayut adalah sebuah pedusunan bernama dusun Brayut yang terletak di Desa Pendowoharjo, Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.[4] Desa wisata Brayut terletak pada ketinggian 243 m di atas permukaan laut (dpl).[4] Suhu rata-rata di Brayut berkisar di angka 26 derajat Celcius.[4] Secara geografis dusun Brayut berbatasan sebelah timur dengan suatu sungai dan sebelah barat dengan suatu parit.[4] Untuk menuju dusun ini cukup mudah karena terdapat jalan Kabupaten yang melintasi dusun ini.[4] Wisatawan yang berangkat dari Bandara Adisucipto dapat memanfaatkan bus transjogja sampai ke terminal Jombor kemudian menyambung naik bus jurusan Jogja-Tempel turun di Pasar Sleman kemudian naik angkutan jalur D4 untuk sampai ke desa wisata Brayut.[5] Jalan-jalan di dusun Brayut telah cukup rapi karena dilapisi konblok sejak tahun 1990-an.[4] Di beberapa pertigaan juga telah terdapat kaca-kaca spion yang memudahkan para pengguna jalan untuk mengetahui ada tidaknya kendaraan dari arah yang berlawanan.[4]
Sejarah
Sebelum menjadi desa Wisata dusun Brayut dulunya merupakan desa pertanian.[4] Perubahan menjadi desa wisata dimulai oleh salah seorang warga Brayut yang bernama Budi Utomo pada tahun 1990.[4] Budi Utomo merupakan sarjana ilmu politik dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (UGM) yang bekerja menjadi dosen di AKINDO dan pengajar di lembaga pendidikan Bahasa Indonesia Turi, Sleman.[4] Murid-murid Budi Utomo di lembaga Bahasa Indonesia Turi kebanyakan adalah orang asing.[4] Budi Utomo kemudian sering mengajak murid-muridnya untuk berinteraksi dan turut serta dalam kegiatan masyarakat di kampungnya Brayut.[4] Pada tahun 1999 Budi Utomo mendirikan Yayasan Ani-ani di rumahnya di dusun Brayut dengan tujuan untuk mengembangkan wiata alternatif bagi orang asing.[4]
Wisata
Desa Brayut menawarkan pemandangan persawahan yang luas beserta aktivitas dan keramahan warganya.[5] Sehari-hari akan dijumpai banyak aktivitas pertanian seperti petani membajak sawah dengan kerbau dan para ibu-ibu yang menanam padi.[5] Selain kegiatan pertanian, desa Brayut juga menawarkan berbagai pengalaman mengenai kearifan lokal mulai dari belajar memelihara ikan, memasak makanan tradisional, gamelan, berlatih tari, membuat kerajinan, dan pemandangan terbenamnya matahari.[5]
Rujukan