Share to:

 

Dinas Psikologi Angkatan Darat

Dinas Psikologi
Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat
Lambang TNI Angkatan Darat
Dibentuk15 Juni 1950
Negara Indonesia
Cabang TNI Angkatan Darat
Bagian dariTentara Nasional Indonesia
MotoUpakriya Labdha Prayojana Ballotama
Situs webwww.dispsiad.mil.id
Tokoh
Komandan saat iniBrigjend TNI Henny Setyono, S.Psi., M.Si.

Dinas Psikologi TNI Angkatan Darat (atau Dispsiad) di lingkungan TNI AD merupakan kelanjutan dari Leger Psychologiesche Dienst (LPD, Dinas Psikologi Tentara KNIL -red). Biasa disebut dengan Dispsiad, bertugas untuk melakukan kegiatan psikologis dilingkungan TNI AD, diantaranya terlibat dalam seleksi calon anggota, pengembangan karier dan kepribadian personel anggota, evaluasi kelayakan anggota secara psikologis, mengembangkan penelitian yang berkaitan antara psikologi dan ketentaraan baik dibidang sosial kemasyarakatan, strategi perang, perencanaan.

Sejarah Dispsiad

Pada 15 Juni 1950, dilangsungkan serah terima jabatan Kepala LPD dari Mayor Kamhorst kepada Letnan Kolonel Dr. Soemantri Hardjoprakoso atas nama Staf "A". Sejak saat itulah, LPD berganti nama menjadi Lembaga Psychoteknik Tentara (LPT) sekaligus menetapkan Soemantri menjadi ketuanya. Seiring dengan dibubarkannya Staf "A" Angkatan Darat, pada 30 September 1950, LPT diserahkan kepada Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) yang kemudian mengubah namanya menjadi Lembaga Psychoteknik Angkatan Darat (LPsAD). Selanjutnya, pada Desember 1958, LPsAD berubah nama menjadi Pusat Psykologi Angkatan Darat (Puspsyad).

Berdasarkan Surat Keputusan KSAD Nomor KEP-600/10/1970 Tanggal 24 Oktober 1970 tentang penggunaan istilah "Dinas" bagi badan-badan pelaksana pusat, sejak itu pulalah Puspsyad diubah menjadi Dinas Psikologi TNI Angkatan Darat (Dispsiad). Pada awal berdirinya, Dispsiad (saat itu masih bernama LPT) mengalami kekurangan personel. Oleh karena itu, mereka merekrut beberapa perwira dan bintara dari Dinas Administrasi Militer eks Tentara Pelajar dari KMK Semarang dan Surakarta.

Selain itu, sejumlah orang sipil direkrut menjadi tentara melalui iklan. Hingga akhir 1950, terkumpul 65 orang yang terdiri dari 35 tentara dan 30 sipil. Dari total 65 orang tersebut, hanya 2 orang yang punya keahlian dalam bidang psikologi. Selain menugasbelajarkan para perwiranya ke luar negeri, kebutuhan akan personel ahli dalam bidang psikologi akhirnya terpenuhi menyusul dilakukannya kerja sama dengan berbagai Fakultas Psikologi universitas terkemuka Indonesia, seperti UI, Unpad, dan UGM melalui militer wajib (milwa).

Kadispsiad

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya