Final Liga Champions UEFA 2019
Final Liga Champions UEFA 2019 merupakan pertandingan babak final dari Liga Champions UEFA 2018–2019, musim ke-64 dari turnamen antarklub sepak bola Eropa yang diselenggarakan oleh UEFA, dan musim ke-27 sejak berganti nama menjadi Liga Champions UEFA. Pertandingan ini diadakan di Wanda Metropolitano di Madrid, Spanyol pada 1 Juni 2019,[5] dan mempertemukan dua perwakilan dari Inggris, yakni Tottenham Hotspur, yang mencapai babak final untuk pertama kali, dan Liverpool, untuk kali kesembilan secara keseluruhan dan kali kedua secara beruntun, yang pada musim sebelumnya dikalahkan oleh Real Madrid. Pertandingan ini merupakan final Liga Champions ketujuh—dan yang keempat dalam dekade ini—yang mempertemukan dua tim dari asosiasi yang sama, sekaligus final kedua yang hanya diikuti tim-tim dari Inggris setelah 2008. Pertandingan ini juga merupakan pertandingan final pertama yang tidak diikuti oleh tim dari Spanyol setelah 2013. Tottenham kalah dengan skor 2–0 dan meraih gelar juara Liga Champions yang keenam. Sebagai pemenang, Tottenham berkesempatan untuk menghadapi Chelsea, juara Liga Eropa UEFA 2018–2019 di Piala Super UEFA 2019. Tim tersebut juga lolos ke babak grup Liga Champions UEFA 2019–2020. Namun, karena Liverpool telah lolos melalui penampilan di liga domestik, jatah tersebut diberikan kepada juara Bundesliga Austria 2018–2019, asosiasi peringkat ke-11 berdasarkan daftar akses musim berikutnya.[6][7] Pada Maret 2018, UEFA mengumumkan bahwa penggantian pemain keempat akan diizinkan pada perpanjangan waktu dan jumlah pemain pengganti ditingkatkan dari 7 menjadi 12. Waktu pertandingan juga diubah dari pukul 20:45 CEST menjadi pukul 21:00 CEST.[8] Pertandingan ini juga merupakan pertandingan babak final pertama yang menggunakan sistem asisten wasit video (video assistant referee, VAR).[9] Tim pesertaPada tabel berikut, pertandingan babak final yang diadakan hingga 1992 merupakan era Piala Champions Eropa, pertandingan babak final yang diadakan sejak 1993 merupakan era Liga Champions UEFA.
Tempat penyelenggaraanPertandingan final Piala Champions Eropa/Liga Champions UEFA diselenggarakan untuk kali kelima di Madrid. Pada tahun 1957, 1969, 1980, dan 2010, pertandingan dilaksanakan di Stadion Santiago Bernabéu.[10] Stadion berkapasitas 67.000 kursi ini merupakan stadion milik klub Atlético Madrid dari Spanyol, yang digunakan setelah renovasi besar pada September 2017.[11] Karena peraturan UEFA mengenai hak penggunaan nama dari luar sponsor turnamen, stadion ini disebut sebagai "Estadio Metropolitano" dalam seluruh materi dokumen UEFA.[10] Proses pemilihanUntuk pertama kalinya, UEFA mengadakan proses pencalonan tempat penyelenggaraan pertandingan final secara terbuka pada 9 Desember 2016 untuk memilih tempat penyelenggaraan pertandingan babak final kompetisi antarklub sepak bola Eropa (Liga Champions UEFA, Liga Eropa UEFA, Liga Champions Wanita UEFA, dan Piala Super UEFA).[12][13] Asosiasi anggota memiliki kesempatan pengajuan pencalonan hingga 27 Januari 2017, dan dokumen pencalonan harus dikumpulkan paling lambat 6 Juni 2017.[14] Pada 3 Februari 2017, UEFA mengumumkan bahwa dua asosiasi dari Azerbaijan dan Spanyol telah mengajukan pencalonan.[15] Pada 7 Juni 2017, UEFA mengonfirmasi bahwa kedua asosiasi tersebut telah mengajukan pencalonan tempat penyelenggaraan Final Liga Champions UEFA 2019; Azerbaijan mengajukan Stadion Olimpiade Baku dengan kapasitas 68.700 kursi dan Spanyol mengajukan Wanda Metropolitano yang pada saat itu belum selesai dibangun, dengan kapasitas untuk 67.000 penonton.[14][16] Laporan evaluasi pencalonan tuan rumah dipublikasikan oleh UEFA pada 14 September 2017.[17] Wanda Metropolitano dipilih sebagai tempat penyelenggaraan Final Liga Champions UEFA 2019 oleh Komite Eksekutif UEFA pada 20 September 2017, sementara Stadion Olimpiade Baku berhasil terpilih sebagai tempat penyelenggaraan Final Liga Eropa UEFA 2019.[5][18][19] Latar belakangTottenham Hotspur mencapai babak final Liga Champions untuk pertama kali, sekaligus menjadi finalis kedelapan dari Inggris dan ke-40 secara keseluruhan. Pertandingan ini merupakan penampilan kelima bagi tim tersebut dalam babak final kompetisi UEFA, setelah sebelumnya bertanding dalam satu pertandingan final Piala Winners (menang pada 1963 sebagai tim pertama dari Britania yang memenangkan trofi kompetisi se-Eropa) dan tiga pertandingan final Piala UEFA (menang pada 1972 dan 1984; kalah pada 1974).[20][21] Jika Tottenham Hotspur memenangkan pertandingan ini, tim tersebut akan bergabung dengan Juventus, Ajax, Bayern München, Chelsea, dan Manchester United sebagai tim yang pernah menjuarai ketiga jenis trofi dari kompetisi utama Eropa (Piala Champions Eropa/Liga Champions UEFA, Piala UEFA/Liga Eropa, dan Piala Winners yang telah dibubarkan). Dalam delapan pertandingan, Tottenham Hotspur memiliki catatan empat kali menang, sekali imbang, dan tiga kali kalah dalam kompetisi antarklub se-Eropa melawan sesama klub dari Inggris.[22] Dari empat pertemuan, Tottenham menang sebanyak dua kali, yakni atas Manchester City pada perempat-final musim ini, dan atas Wolverhampton Wanderers pada Final Piala UEFA 1972, final pertama dari kompetisi tersebut, sekaligus menjadi tim pertama dari Britania yang menjuarai dua jenis trofi dari kompetisi antarklub se-Eropa.[23] Liverpool mencapai babak final untuk kali kedua secara beruntun dan kali kesembilan secara keseluruhan (rekor untuk tim dari Inggris), setelah kalah dari Real Madrid pada 2018.[24] Liverpool telah memenangkan babak final dalam lima kesempatan (1977, 1978, 1981, 1984, dan 2005), serta kalah dalam tiga kesempatan (1985, 2007, dan 2018). Pertandingan ini juga merupakan pertandingan final yang ke-14 dalam kompetisi UEFA, setelah bertanding dalam satu pertandingan final Piala Winners (kalah pada 1966) dan empat pertandingan final Piala UEFA/Liga Eropa (menang pada 1973, 1976, dan 2001; serta kalah pada 2016).[25] Dalam dua puluh pertandingan, Liverpool memiliki catatan tujuh kali menang, delapan kali imbang (satu di antaranya dimenangkan melalui adu penalti), dan lima kali kalah dalam kompetisi antarklub se-Eropa melawan sesama klub dari Inggris. Sebelumnya, Liverpool memenangkan dua pertandingan atas Manchester City pada babak perempat-final Liga Champions UEFA 2017–2018.[22] Pertandingan ini merupakan final Liga Champions ketiga bagi manajer Jürgen Klopp, setelah sebelumnya kalah bersama Borussia Dortmund pada 2013 dan kalah bersama Liverpool pada 2018.[26] Pertandingan ini merupakan pertemuan kompetitif yang ke-171 antara Tottenham Hotspur dan Liverpool, dengan catatan 79 kemenangan bagi Liverpool, 48 kemenangan bagi Tottenham, dan 43 kali imbang. Kedua tim telah bertemu sebanyak dua kali dalam Premier League musim 2018–2019, yang berakhir kemenangan bagi Liverpool dengan skor 2–1 dalam dua kali pertemuan. Kedua tim pernah saling berhadapan sebelumnya dalam kompetisi se-Eropa, yakni pada babak semi-final Piala UEFA 1972–1973]]. Pada babak tersebut, Liverpool memenangkan pertandingan pertama sebagai tim tuan rumah dengan skor 1–0, dan Tottenham memenangkan pertandingan kedua dengan skor 2–1. Walau demikian, Liverpool lolos ke babak final melalui gol tandang sebelum menghadapi Borussia Mönchengladbach.[27] Dalam kompetisi domestik, kedua tim pernah bertemu dalam salah satu babak final dalam kejuaraan piala domestik, yang berakhir dengan kemenangan Liverpool dengan skor 3–1 setelah perpanjangan waktu dalam Final Piala Liga Sepak Bola Inggris 1982.[28][29] Pertandingan ini merupakan pertandingan final pertama tanpa perwakilan dari Spanyol sejak 2013. Real Madrid (2014, 2016, 2017, dan 2018) dan Barcelona (2015) telah menjuarai kompetisi ini dalam lima musim sebelumnya.[24] Pertandingan ini juga merupakan pertandingan final pertama yang akan dimenangkan tim dari Inggris setelah Chelsea pada 2012, sekaligus final kedua yang hanya diikuti oleh perwakilan dari Inggris, setelah pertandingan antara Manchester United kontra Chelsea pada 2008.[30] Secara keseluruhan, pertandingan ini merupakan pertandingan babak ketujuh yang mempertemukan dua tim dari asosiasi yang sama, setelah sebelumnya dicapai oleh perwakilan dari Spanyol dalam tiga kesempatan (2000, 2014, dan 2016), serta masing-masing satu kali oleh perwakilan dari Italia (2003) dan Jerman (2013), serta Inggris pada 2008.[31] Karena Chelsea dan Arsenal juga mencapai Final Liga Eropa UEFA 2019, musim ini merupakan musim pertama yang menampilkan tim-tim dari satu negara pada babak final dari beberapa kompetisi utama antarklub se-Eropa.[32][33] Perjalanan menuju finalCatatan: Pada semua hasil pertandingan di bawah ini, skor untuk finalis dicantumkan terlebih dahulu (K: kandang; T: tandang).
Pra pertandinganIdentitasIdentitas pertandingan final diumumkan pada 30 Agustus 2018 dalam pengundian untuk babak grup. Identitas tersebut digambar oleh seniman asal Madrid yang terinspirasi dari folklor lokal, termasuk bagian dari lambang kota, kucing, sebuah gitar, dan sebuah patung di Puerta del Sol. Palet warna yang terdiri dari warna biru dan jingga mewakili jenis matahari terbenam di Madrid yang dikenal sebagai "candilazo".[34][35] DutaDuta untuk pertandingan final adalah mantan pemain internasional asal Spanyol Luis García, yang bermain untuk Atlético Madrid pada musim 2002–2003 dan dari 2007 hingga 2009, serta menjuarai Liga Champions UEFA bersama Liverpool pada tahun 2005.[36] Alokasi tiketDengan kapasitas stadion sebanyak 63.500 unit kursi untuk pertandingan final, sebanyak 38.000 tiket disediakan untuk penggemar sepak bola dan masyarakat umum, dengan alokasi masing-masing 17.000 tiket untuk dua tim finalis dan 4.000 tiket lainnya dijual kepada penggemar sepak bola di seluruh dunia melalui UEFA.com dari 14 hingga 21 Maret 2019 dalam empat kategori harga: €600, €450, €160, dan €70. Tiket yang tersisa dialokasikan kepada panitia penyelenggara setempat, UEFA dan asosiasi anggota, sponsor mitra dan pihak penyiaran, serta pengguna program corporate hospitality.[37] Harga akomodasi di Madrid dan penerbangan menuju kota tersebut dari bandar udara di Inggris melonjak hingga 683 persen dalam beberapa jam setelah babak semi-final usai.[38][39] Penanganan logistik perjalanan dan harga tiket oleh UEFA dikritik oleh manajer Jürgen Klopp dan Mauricio Pochettino, serta kelompok suporter yang mewakili kedua klub.[40] Di London, Tottenham mengumumkan rencana pemasangan layar untuk siaran langsung final Liga Champions di stadion milik klub tersebut. Siaran tersebut disaksikan oleh penonton dalam kapasitas penuh.[41][42] Acara pembuka
Band pop rock Imagine Dragons asal Amerika Serikat tampil pada acara pembuka sebelum pertandingan dimulai. Imagine Dragons membawakan versi medley dari beberapa lagu yang berjudul "Believer", "Thunder", "Radioactive", dan "On Top of the World". Penampilan tersebut diiringi dengan penampilan piroteknik dan kembang api.[43][44][45] PertandinganWasitPada 14 Mei 2019, UEFA menunjuk Damir Skomina dari Slovenia sebagai wasit untuk pertandingan final. Skomina telah menjadi wasit FIFA sejak 2002, dan sebelumnya bertugas sebagai wasit keempat dalam Final Liga Champions UEFA 2013. Penunjukannya sebagai wasit menjadi pelengkap dari treble final kompetisi sepak bola Eropa, setelah sebelumnya memimpin pertandingan Final Liga Eropa UEFA 2017 antara Ajax dan Manchester United, serta Piala Super UEFA 2012 antara Chelsea dan Atlético Madrid. Skomina ditemani oleh dua rekan senegaranya, yakni Jure Praprotnik dan Robert Vukan sebagai asisten wasit. Antonio Mateu Lahoz dari Spanyol dipilih sebagai wasit keempat, serta Danny Makkelie dari Belanda sebagai asisten wasit video. Makkelie ditemani kompatriot Pol van Boekel sebagai salah satu asisten wasit VAR, serta Felix Zwayer dari Jerman sebagai asisten wasit VAR lainnya. Mark Borsch bertugas sebagai wasit VAR offside.[2] RangkumanSebelum kick-off, sesi mengheningkan cipta diadakan untuk mengenang pemain sepak bola José Antonio Reyes asal Spanyol, yang meninggal akibat kecelakaan mobil pada hari yang sama sebelum pertandingan. Liverpool memulai tendangan pertama dan memperoleh tendangan penalti awal yang kontroversial dalam waktu 24 detik setelah Moussa Sissoko menahan operan Sadio Mané dari kiri menggunakan dadanya sebelum bola tersebut terpantul menuju lengannya. Penalti yang dilakukan oleh Mohamed Salah berbuah gol pada menit kedua, memberikan keunggulan bagi Liverpool dengan skor 1–0, dan menjadi gol tercepat kedua dalam sejarah final Liga Champions.[46] Tottenham mempertahankan keunggulan penguasaan bola pada babak pertama, tetapi Tottenham tidak mampu menciptakan peluang gol; Liverpool menciptakan peluang dari enam tendangan sudut, tetapi Liverpool bermain dengan hati-hati saat memiliki keunggulan gol.[47] Pertandingan tersebut terganggu sejenak pada menit ke-18 oleh seorang penyusup lapangan.[48] Babak kedua memberikan lebih banyak peluang bagi Liverpool, termasuk tendangan James Milner yang diarahkan menuju Hugo Lloris tetapi justru menjauh dari gawang. Kedua manajer melakukan penggantian pemain pertama pada sekitar menit ke-60; Klopp memasukkan Divock Origi yang menggantikan Roberto Firmino, sementara Pochettino menggantikan Harry Winks dengan Lucas Moura.[48] Tottenham mulai mengerahkan pemain penyerang ke depan dan menciptakan beberapa tendangan ke arah gawang pada paruh jam terakhir dari waktu normal, tetapi strategi tersebut dimanfaatkan Liverpool melalui serangan balik.[48] Setelah tendangan sudut yang tidak berhasil diatasi oleh Spurs pada menit ke-87, Divock Origi menyerang dari dalam area penalti dan mencetak gol ke sudut kanan bawah gawang.[49] Liverpool menjuarai gelar Eropa yang keenam dan Jürgen Klopp mempersembahkan trofi pertamanya untuk klub.[50] DetailTim "tuan rumah" (untuk keperluan administratif) ditentukan melalui pengundian tambahan yang digelar setelah pengundian untuk babak perempat-final dan semi-final, yang dilaksanakan pada 15 Maret 2019 pukul 13:00 CET, di markas UEFA di Nyon, Swiss.[51][52]
Statistik
Pasca pertandinganLiverpool meraih gelar juara Eropa yang keenam secara keseluruhan dan gelar kedua pada era Liga Champions.[48] Liverpool melewati Barcelona dan Bayern München (masing-masing memiliki lima gelar), serta berada di peringkat ketiga di bawah Real Madrid (13) dan Milan (7) untuk gelar juara Eropa secara keseluruhan.[55] Pemain bertahan Virgil van Dijk dipilih sebagai pemain terbaik dalam pertandingan oleh UEFA karena kepemimpinannya dan teknik intervensinya dalam menangkis serangan dari Tottenham.[1] Liverpool akan menghadapi Chelsea, juara Liga Eropa, di Piala Super UEFA 2019.[56] Liverpool juga berkesempatan untuk ikut serta dalam Piala Dunia Antarklub FIFA 2019.[57] Liverpool kembali ke Inggris sehari setelah final, dan merayakan kemenangan tim dengan membawa trofi berkeliling Liverpool dalam bus double-decker terbuka. Parade dimulai di Allerton Maze, melanjutkan perjalanan dengan jarak 8 mil (13 km) yang melewati pusat kota, dan berakhir di Liverpool Strand.[58][59] Polisi memperkirakan jumlah suporter sekitar 750.000 orang; jumlah tersebut menyebabkan parade berakhir dua jam lebih lambat.[59][60] Lihat pulaReferensi
Pranala luar
|