Bush pertama-tama dipilih pada tahun 2000, dan menjadi presiden keempat dalam sejarah AS yang dipilih tanpa memenangkan suara rakyat setelah 1824, 1876, dan 1888. Bush yang menggambarkan dirinya sebagai "presiden perang",[4] terpilih kembali pada 2004[5] setelah kampanye pemilihan yang sengit dan panas. Dalam kampanye ini, keputusannya untuk mengadakan Perang melawan Terorisme dan Perang Irak dijadikan isu sentral. Bush menjadi kandidat pertama yang memperoleh kemenangan mayoritas suara rakyat sejak ayahnya menang 16 tahun sebelumnya.[6]
Dalam tiga pemilihan umum sebelumnya, penampilan kandidat partai ketiga yang hebat telah menghalangi pemenang suara rakyat, Gore dan Clinton, untuk memperoleh suara mayoritas rakyat.[7]
Permulaan hidup
George Bush dilahirkan di New Haven, Connecticut. Aktivitasnya dalam dunia politik dimulai dari keterlibatannya dalam tim kampanye ayahnya sebagai senator dari Texas.
Ia mengawali karier dalam dunia usaha pada tahun 1979 dengan mendirikan Arbusto Energy, sebuah perusahaan pengeboran minyak dan gas. Arbusto dijualnya pada tahun 1984 kepada Spectrum 7, perusahaan minyak lainnya dan diubah namanya menjadi Bush Exploration Co.. Bush sendiri menjadi CEO perusahaan baru tersebut. Kemudian pada tahun 1986, Spectrum 7 melakukan merger dengan Harken Energy, dan Bush menjadi direktur Harken.
Pada April 1989, Bush dan beberapa rekan investor lain membeli 86% saham klub bisbol AS, Texas Rangers dengan pinjaman sebesar US$500.000 dari bank. Pinjaman tersebut dibayarnya dengan menjual sahamnya sebesar $848.000 di Harken. Hal ini memicu kerugian yang besar di Harken, dalam peristiwa yang dikenal dengan nama "Skandal Harken."
Masa jabatannya sebagai presiden didominasi "perang melawan terorisme", yang mencuat setelah terjadinya Peristiwa 9/11 (serangan terhadap WTC). Serangan tersebut dijadikannya alasan untuk memerintahkan invasi terhadap Afganistan pada tahun 2001 untuk membebaskan Afganistan dari rezim Taliban dan Irak pada tahun 2003 untuk menjatuhkan pemerintah Saddam Hussein. Bush menyatakan kemenangan AS dalam invasi Irak pada 1 Mei2003, namun hingga Agustus 2006 konflik di Irak masih belum berakhir akibat serangan-serangan dari para pemberontak.
Masa jabatan kedua
Meskipun banyak pihak yang menentang kedua peristiwa tersebut (khususnya dari luar AS), ia memenangkan Pemilu Presiden Amerika 2004 dengan selisih 3% dengan saingan utamanya John Kerry. Masa jabatan keduanya masih dipenuhi masalah di Irak, karena korban dari pasukan AS terus berjatuhan, mencapai lebih dari 2.500 orang hingga 3 Agustus 2006.
Peristiwa penting lain pada masa jabatan kedua ini adalah Badai Katrina pada Agustus 2005. Bush dianggap lambat dalam menangani peristiwa ini, yang memakan korban ribuan jiwa. Kejadian ini juga memperlihatkan jurang ekonomi yang jelas antara kaum kulit putih dan kulit hitam di Amerika. Dalam acara penandatanganan peraturan bioetik alternatif yang dihadiri 18 keluarga dengan 20-an batita yang lahir dari embrio sumbangan sisa dari prosedur fertilisasi in vitro, untuk pertama kalinya ia menggunakan hak vetonya untuk menghalangi RUU pengembangan riset sel induk embrionik.
^"Transcript for Feb. 8th". MSNBC. 2004-8-2. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-01-22. Diakses tanggal 2006-9-9.Periksa nilai tanggal di: |accessdate=, |date= (bantuan)
^"The Popular Vote". New York Sun. 2004-11-3. Diarsipkan dari versi asli(Editorial) tanggal 2022-09-29. Diakses tanggal 2006-12-31.Periksa nilai tanggal di: |date= (bantuan)