Hubungan membaik di bawah Presiden Barack Obama. Sejak awal pemerintahannya, Obama berjanji mendukung pembentukan negara Palestina. Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengunjungi Gedung Putih setidaknya empat kali antara tahun 2009 dan 2014. Pada bulan Juli 2010, misi PLO ditingkatkan dan berganti nama menjadi Delegasi Umum PLO ke Amerika Serikat.
Selama tahun fiskal 2011, pemerintah AS memberikan dukungan anggaran langsung kepada Otoritas Palestina sebesar $200 juta.[1]
Ketegangan dalam hubungan AS–Palestina
Pada tahun 2011, hubungan memburuk ketika Palestina meminta keanggotaan PBB untuk negara Palestina, yang dianggap oleh pemerintah AS dan Israel sebagai tindakan sepihak. Obama mengatakan kepada Abbas bahwa Amerika akan memveto setiap langkah Dewan Keamanan PBB yang mengakui negara Palestina.[2] Upaya Palestina beralih ke Majelis Umum PBB, yang pada bulan November 2012 memutuskan untuk mengakui Palestina sebagai negara pengamat, sementara Amerika Serikat menolak resolusi tersebut, dan terus tidak mengakui Palestina sebagai negara.
Meskipun sudah disahkannya resolusi Majelis Umum PBB pada tanggal 29 November 2012 yang mengakui Palestina sebagai negara pengamat non-anggota, Obama mengunjungi Otoritas Palestina untuk pertama kalinya sebagai Presiden pada bulan Maret 2013.[3] Wakil Presiden Biden saat itu juga mengunjungi Otoritas Palestina dua kali.
Bacaan tambahan
Mohamed Rabie, U.S.-PLO Dialogue: Secret Diplomacy and Conflict Resolution (Gainesville: University Press of Florida, 1995)