12 Juli 2010 (2010-07-12) – 18 September 2011 (2011-9-18)
Islam KTP adalah serial televisi Indonesia produksi Multivision Plus yang ditayangkan perdana 12 Juli 2010 pukul 20.30 WIB di SCTV. Serial ini disutradarai oleh Syaiful Drajat dan Agus Elias serta dibintangi oleh Idrus Madani, Lionil Hendrik, dan Martina Aisyah.
Sinopsis
Islam KTP merupakan sebuah sinetron yang menuturkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh manusia pilihan. Biasanya, kelebihan atau kemampuan menyadarkan ini justru dimiliki wali Allah untuk menyadarkan mereka yang telah salah jalan. Cara penyampaiannya unik dan tidak masuk akal, atau bahkan kontroversi. Sesungguhnya, itulah ujian bagi manusia dan hasilnya sungguh mencerahkan. Kesadaran muncul tidak melewati nasihat ataupun contoh. Justru ujian dan cobaanlah yang menyadarkan manusia. Hanya manusia dengan kemampuan mencapai ma'rifat yang mampu melakukan semua ini.
Ustad Ali adalah contoh wali Allah yang selalu mempunyai cara-cara unik untuk memberi penyadaran bagi orang lain. Bagaimana dia harus menyadarkan seorang ustad yang begitu pelit dalam beribadah, meskipun sang ustad dilimpahi rezeki. Begitu juga dua tokoh, Mamat seorang pengangguran, dan Karyo yang bekerja sebagai petugas kebersihan kampung. Lewat sentuhan Ustad Ali, kedua tokoh ini akhirnya sadar bahwa apa pun posisi mereka, mempunyai tanggung jawab yang sama di mata Allah. Memberi penyadaran bahwa bekerja adalah ibadah, hanya bisa dilakukan Ustad Ali tanpa menyinggung perasaan mereka.
Tokoh-tokoh lain dalam seri komedi religi ini adalah Sabrina, anak Ustad Ali. Seperti layaknya anak kuliahan, Sabrina mempunyai masalah dalam kehidupan cintanya. Jami, kekasih Sabina, ngebet ingin menikahi kekasihnya itu. Pasalnya, pacaran menurut Ustad Ali tidak Islami. Belum lagi kehadiran Mahdit, pria yang selalu mencatat setiap amal kebaikan yang telah diperbuat. Memberi sedekah, membangun musholla, bahkan menolong orang miskin pun dicatat dalam buku miliknya, catatan amal. Suatu ketika, musala yang didirikan oleh Mahdit terbakar. Anehnya, Ustad Ali justru bersyukur. Warga tentu saja kaget mendengar ucapan Ustad Ali. Ternyata, rasa syukur itu justru menyadarkan Mahdit bahwa setelah musala terbakar, pria itu tidak usah bersusah payah mencari amalan. Biar catatan amal baik itu menjadi rahasia Allah SWT.