Semasa mahasiswa banyak mengarang dan melukis karikatur,[2] pada tahun 1920-an, merupakan satu-satunya karikaturis bangsa Indonesia yang tampil dalam majalah Panji Pustaka.
Berhubung dengan diumumkannya perintah cease fire, Pemerintah Republik daerah Karesidenan Banten mengeluarkan "Maklumat Bersama Nomor 3", yang ditandatangani oleh Mayor Edi Sudewo (Kepala Pemerintah Militer), Tb. K.H. Achmad Chatib (Residen Banten) dan Jusuf Adiwinata (Wakil Gubernur Jawa Barat).[3]
Karena sulitnya memperoleh ORI (Oeang Repoeblik Indonesia) di daerah Banten, maka ia dan R. Lumanauw (Kepala Kantor Inspeksi Keuangan Keresidenan Banten), atas izin pemerintah pusat, kemudian memprakarsai dibuatnya ORIDAB (Oeang Repoeblik Indonesia Daerah Banten) yang dijaminkan dengan emas pertambangan Cikotok, untuk membayar gaji pegawai di Banten.[4]
Sebagai Kepala Jawatan Imigrasi pertama
Jusuf Adiwinata menjadi Kepala Jawatan Imigrasi[2] yang pertama sejak dinas Imigrasi produk Hindia Belanda diserahterimakan kepada Pemerintah Indonesia 26 Januari 1950. Tanggal ini merupakan cikal bakal ditetapkannya peristiwa penting sebagai Hari Bhakti Imigrasi di Indonesia.
Jusuf Adiwinata pernah mendapatkan penghargaan Bintang Mahaputra Utama. Selain itu, atas jasa-jasa besarnya, namanya dijadikan sebuah nama jalan di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
Referensi
^Departemen Penerangan Indonesia (1953). Propinsi Djawa Barat. Kementerian Penerangan. hlm. 59.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)