Gedung kedutaan pertama dibangun tahun 1962 dan dirancang oleh Eric Bedford, Kepala Arsitek Kementerian Bangunan dan Pekerjaan Umum.[1] Gedung ini dirusak pada tanggal 16 September 1963 ketika sentimen anti-Britania memicu massa untuk menyerang kedutaan besar Britania Raya dan Malaysia.[2] Dalam serangan tersebut, asisten atase militer Roderick Walker memainkan bagpipe sebagai bentuk perlawanan terhadap kerumunan massa.
Gedung kedutaan yang lama di Jl. MH Thamrin, Jakarta Pusat, sebelumnya sering menjadi target demonstrasi.[3] Tahun 2004, Front Pembela Islam (FPI) merubuhkan gerbang kedutaan dan melempar telur busuk.[4] Pemerintah Britania Raya memasang pagar penghalang di dua pintu masuk utamanya. Tindakan ini dikecam oleh penduduk sekitar. Atas alasan keamanan, pemerintah Britania Raya memutuskan mencari lahan yang lebih cocok.[4] Kedutaan besar dipindahkan ke kompleks baru di Jl. Patra Kuningan Raya, Jakarta Selatan, pada tahun 2013. Kompleks ini dibuka secara resmi oleh Pangeran Andrew, Adipati York.
1 Pos diplomatik tanpa fasilitas konsuler. 2 Pos konsuler tanpa fungsi diplomatik. 3 Britania Raya dan Pemerintahan Sri Baginda tidka mengakui atau memiliki hubungan antarpemerintahan, diplomatik, atau konsuler bilateral formal dengan Pemerintah Republik Tiongkok di Taipei (tidak diakui secara umum). Di Taiwan terdapat pos perwakilan takformal dan takresmi dan pos konsuler takformal semi-resmi.