Krisipos |
---|
Ilustrasi Zeuxo menuangkan anggur untuk Krisipos, digambarkan pada vas Yunani |
Kediaman | Elis |
---|
|
Orang tua | Pelops dan Axioche |
---|
Saudara | Atreus, Thyestes, Pittheus dan masih banyak lagi |
---|
Dalam mitologi Yunani, Krisipos (; bahasa Yunani: Χρύσιππος) adalah pahlawan ilahi Elis di Peloponnesa (Yunani), kadang-kadang disebut sebagai Krisipos dari Pisa.[1]
Kepribadian
Ketika Chrysippus menghadiri kuliah Aristo, ia dikenal sebagai orang yang sederhana dan tidak berbelit dengan doktrin yang sulit dipahami (ruwet).[2] Ia pernah berkata, "Jika aku mengikuti ajaran yang begitu ruwet, lebih baik aku tidak belajar filsafat.[2] Chrysippus memang terkenal sangat percaya diri dengan kemampuannya, sehingga ketika ada seorang bapak bertanya padanya tentang anaknya harus belajar kepada siapa, Chrysippus menjawab, "Aku. Seandainya ada yang lebih baik dariku, aku akan datang padanya untuk berguru."[2] Artinya, seseorang dapat belajar kepada siapa saja yang memiliki ilmu lebih tinggi, dan saat itu, Chrysippus jelas lebih tinggi ilmunya dibanding si anak yang mau belajar itu.[2]
Tentang kedekatannya dengan Cleanthes sebagai guru, hal ini agak membingungkan.[2] Di satu sisi ia terkenal begitu mengecam Cleanthes, tapi juga dikatakan bahwa Cleanthes sering melindunginya dari para filsuf yang sok tau yang sering mencari Chrysippus dengan sikap yang tidak ramah padanya.[2] Hal ini menunjukkan bahwa Chryssipus tampaknya begitu diakui oleh gurunya, sehingga ia -walaupun tidak sepandangan- tetap dilindungi dan dihormati.[2]
Poisonius (seorang tokoh lain dari Mazhab Stoa) mengatakan bahwa tidak ada orang yang lebih ahli dalam bidang dialektika ketimbang Chryssipus.[2] Cicero (seorang negarawan Romawi) menjulukinya sebagai tokoh yang cerdas tajam, dan tidak ada filsuf yang lebih memuaskan daripada Chrysippus.[2]
Karya dan Pemikiran
Dari seluruh buku tentang Stoikisme, 90% ditulis oleh Chrysippus,[3] terdapat kurang lebih 705 buku.[2] Beberapa perhatian dan dedikasi tentang dunia astronomi menjadi dasar dari doktrin Stoa.[3][4] Buku-buku itu di antaranya adalah, On the Cosmos, On Nature, On the Void, On Motion.[3] Tanpa Chrysippus, barangkali Stoa juga tidak bertahan, atau bahkan tidak akan pernah dikenal orang.[4] Seluruh pemikiran Stoa agaknya tidak pernah mengabaikan teori yang ia tuliskan, baik itu pada diri Epictetus, Cicero, maupun tokoh-tokoh "Stoa Akhir" seperti Lucius Annaeus Seneca, dan Marcus Aurelius.[4]
Bagi Chrysippus, elemen pertama yang ada adalah api, lalu dia bermutasi menjadi air, tanah, udara, dan akhirnya kembali ke api.[3] Ini merupakan dasar semua proses elemen-eleman lainnya.[3]
Referensi
- ^ Stephen Fry in Mythos (2019) ISBN 978-1452178912
- ^ a b c d e f g h i j Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama Gould
- ^ a b c d e Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama Keyser
- ^ a b c Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama Craig