Share to:

 

La lenga

La lenga
Aksara Bali
Huruf LatinLe
IAST
Fonem[ɭ], [lə]
UnicodeU+1B0D , U+
Warga aksaradantya
Gantungan
(memakai gantungan La
yang dibubuhi oleh
tanda pepet)

La lenga (lafal: /'ləleŋə/) adalah salah satu aksara swara (huruf vokal) dalam sistem penulisan aksara Bali. Huruf ini sering dianggap sebagai pengganti aksara La yang dilekati pepet.

Bentuk

La lenga berbentuk mirip (atau bahkan persis) dengan angka 2 dalam aksara Bali. Seandainya La lenga dan angka 2 ditulis dalam kalimat yang sama, maka untuk membedakannya dipakailah tanda carik, sebelum dan sesudah menulis angka di tengah kalimat.

La lenga Angka 2

Fonem

La lenga melambangkan bunyi /ɭ/, yaitu bunyi Konsonan hampiran-sisi tarik-belakang. Fonem ini terdapat dalam bahasa Sanskerta (Devanagari: ), tidak terdapat dalam bahasa Bali. Namun, aksara Bali menyerap aksara menjadi La lenga untuk mengalihaksarakan sastra Hindu yang bersumber dari India. Di Bali, bunyi /ɭ/ tersebut berubah menjadi /lə/. Oleh karena itu, jika dialihaksarakan dari aksara Bali ke huruf Latin, maka La lenga ditulis "Le" (baca: lə).

Penggunaan

La lenga ditulis pada kata yang mengandung bunyi /ɭ/, ditulis "Le", atau dilambangkan oleh huruf Latin Ḷ menurut IAST. Huruf Ḷ dibaca seperti /li/ atau /lə/ dalam kata: "pelipur"; "peletak".[1] Dalam bahasa Bali, huruf Ḷ sering diucapkan /lə/. Sehubungan dengan itu, segala bunyi /lə/ harus ditulis dengan La lenga. Maka dari itu, huruf La tidak boleh dibubuhi tanda pepet agar bunyinya /lə/, karena sudah ada La lenga sebagai pengganti La yang dibubuhi pepet.

Referensi

  • Tinggen, I Nengah. 1993. Pedoman Perubahan Ejaan Bahasa Bali dengan Huruf Latin dan Huruf Bali. Singaraja: UD. Rikha.
  • Surada, I Made. 2007. Kamus Sanskerta-Indonesia. Surabaya: Penerbit Paramitha.
  • Simpen, I Wayan. Pasang Aksara Bali. Diterbitkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Daerah Tingkat I Bali.

Lihat pula

Catatan kaki

  1. ^ Surada, hal. 8.
Kembali kehalaman sebelumnya