Linda Brown Buck (lahir 29 Januari 1947) adalah biologAmerika yang banyak terkenal untuk karyanya pada sistem penciuman. Linda tertarik mendalami ilmu biologi ketika sedang menempuh studi imunologi di Universitas Washington. Setelah berhasil meraih gelar di bidang mikrobiologi pada 1975, ia kemudian melanjutkan pendidikan doktoral di bidang imunologi di Universitas Texas pada tahun 1980. Linda kemudian memulai kariernya di Universitas Colombia dan bekerjasama dengan Richard Axel. pada tahun 1991, hasil kolaborasi mereka menghasilkan banyak penemuan baru mengenai kode DNA dalam sistem penciuman.[5] Ia dan Richard Axel memenangkan Nobel Fisiologi atau Kedokteran tahun 2004 untuk karya mereka pada reseptor penciuman.
Pada tahun 1991, Buck dan Axel menerbitkan sebuah jurnal ilmiah berdasarkan penelitian yang mereka lakukan dengan tikus laboratorium, yang menjelaskan secara detail penemuan famili 100 gen yang mengodekan sejumlah reseptor penciuman yang setara. Reseptor ini adalah protein yang bertanggung jawab untuk mendeteksi molekul bau di udara dan berlokasi di sel reseptor penciuman, terkelompok di sebuah area kecil di belakang rongga hidung. Buck dan Axel lalu mengklarifikasi bagaimana sistem penciuman bekerja dengan menunjukkan bahwa setiap sel reseptor hanya memiliki satu tipe reseptor bau, yang terspesialisasi untuk mengenali beberapa bau. Setelah molekul bau melekat pada reseptor, sel reseptor mengirimkan sinyal listrik ke dalam saraf olfaktori di otak, lalu otak melakukan kombinasi terhadap informasi dari berbagai tipe reseptor dengan pola spesifik yang diterjemahkan sebagai bau yang berbeda.[6]
Axel dan Buck menyatakan bahwa sebagian besar detail yang mereka temukan tentang indra penciuman identik untuk tikus, manusia, dan binatang lain, meskipun mereka menemukan pula bahwa manusia haya memiliki 350 tipe reseptor olfaktori yang bekerja, hanya sepertiga dari sejumlah reseptor olfaktori pada tikus. Meskipun demikian, gen yang mengode reseptor olfaktori pada manusia menyumbang sekitar 3% dari keseluruhan gen manusia. Pekerjaan Axel dan Buck mendorong minat ilmiah untuk meneliti kemungkinan eksistensi feromon pada manusia, molekul bau yang diketahui memicu aktivitas seksual dan berbagai perilaku lain pada banyak hewan, dan laboratorium Buck di Institut Ilmu Kedokteran Howard Hughes melakukan penelitian mengenai bagaimana persepsi bau diterjemahkan menjadi respons emosional dan perilaku instingtif.[6]
Gelar
1975
B.S Mikrobiologi dari Universitas Washington, Seattle.